2 Korintus 2:1-12

2 Korintus 2:1-12 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk tidak lagi membuat kalian sedih pada waktu saya kembali mengunjungi kalian. Karena kalau saya datang dan membuat kalian sedih, maka saya pun akan lebih bersedih. Lalu siapa lagi yang akan menghibur saya selain kalian yang sudah saya buat sedih? Itulah sebabnya saya menuliskan kepada kalian perkara-perkara dalam surat yang lalu, supaya ketika saya datang, kalian tidak membuat saya sedih. Karena seharusnya kalianlah yang menjadi sumber sukacita saya! Saya yakin ketika saya tiba, kalian semua akan baik-baik saja, sehingga saya bersukacita, dan kalian pun ikut merasakan sukacita. Surat yang lalu saya tulis kepada kalian dengan berat dan hancur hati, bahkan dengan bercucuran air mata. Tetapi saya bukan bermaksud membuat kalian sedih, melainkan supaya kalian tahu betapa saya sangat mengasihi kalian! Saudara kita yang saya bicarakan dalam surat itu, kesalahannya lebih mengecewakan bagi kalian daripada saya, atau setidaknya bagi sebagian dari kalian. (Saya tidak mau melebih-lebihkan hal itu.) Sesuai nasihat saya, hukuman yang diberikan kepadanya oleh sebagian besar dari kalian sudah cukup. Sekarang maafkanlah saudara kita itu dan hiburlah dia supaya tidak tenggelam dalam kesedihan. Jadi, saya mohon kalian menunjukkan kepadanya bahwa kalian masih mengasihi dia. Dalam surat yang sebelumnya, alasan saya menulis tentang perkara itu adalah untuk menguji hati kalian. Saya ingin melihat apakah kalian tetap taat walaupun mengalami masalah sulit. Waktu kalian memaafkan saudara kita itu, ketahuilah bahwa saya juga sudah memaafkannya. Kalau memang dia bersalah kepada saya, maka di hadapan Kristus saya sungguh-sungguh memaafkannya, demi kesatuan kita semua. Saling memaafkan itu baik bagi kita, supaya Satanas tidak mendapat kesempatan untuk menghancurkan kita. Karena kita bukan orang bodoh yang tidak tahu rencana-rencananya! Ketika saya tiba di Troas untuk memberitakan Kabar Baik tentang Kristus, TUHAN membuka kesempatan baik bagi saya.

2 Korintus 2:1-12 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

KEPADA diri sendiri saya berkata, “Tidak. Aku tidak akan melakukannya. Aku tidak mau menjadikan mereka berhati murung karena kunjunganku.” Sebab, kalau saya mendukakan Saudara, siapa yang akan membahagiakan saya? Saudaralah yang dapat membahagiakan saya, dan bagaimana mungkin Saudara dapat melakukannya, kalau saya mendukakan Saudara? Itulah sebabnya saya menyampaikan kepada Saudara hal-hal yang tercantum dalam surat saya yang lalu, supaya Saudara membereskan persoalan-persoalan sebelum saya datang. Dengan demikian, pada waktu saya datang, saya tidak akan didukakan oleh mereka yang justru seharusnya memberi saya kesukaan yang paling besar. Saya merasa yakin, bahwa sukacita Saudara erat berpaut dengan sukacita saya, sehingga Saudara tidak akan merasa senang, kecuali kalau saya datang dengan sukacita. Alangkah segannya saya menulis surat itu! Hancur rasanya hati saya! Terus terang saja, saya mencucurkan air mata karenanya. Saya tidak ingin menyakiti hati Saudara, tetapi saya harus menunjukkan betapa besar kasih saya kepada Saudara dan bahwa saya memperhatikan keadaan Saudara. Ingatlah bahwa orang yang saya bicarakan dalam surat saya dan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan itu lebih mendukakan Saudara sekalian daripada mendukakan saya, walaupun tentu saja saya juga turut bersedih hati. Saya tidak mau memperlakukan orang itu dengan lebih keras daripada seharusnya. Teguran Saudara bersama sudah cukup merupakan hukuman baginya. Sekarang sudah waktunya Saudara mengampuni dan menghibur dia, sebab kalau tidak, ia mungkin menjadi sedemikian sedih dan putus asa sehingga ia tidak dapat pulih kembali. Sekarang tunjukkanlah kepadanya bahwa Saudara tetap sangat mengasihinya. Saya mengirimkan surat itu kepada Saudara, supaya saya tahu sampai di mana ketaatan Saudara kepada saya. Apabila Saudara mengampuni seseorang, saya juga mengampuninya. Dan apa pun yang saya ampuni (sejauh hal itu menyangkut diri saya), saya mengampuninya atas kuasa Kristus, dan demi kebaikan Saudara. Alasan lain mengapa kita harus mengampuni ialah supaya kita jangan diakali oleh Iblis, sebab kita tahu apa yang direncanakannya. Ketika saya sampai di Kota Troas, Tuhan memberikan kesempatan yang banyak sekali kepada saya untuk memberitakan Injil.

2 Korintus 2:1-12 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Jadi, aku memutuskan bahwa kunjunganku berikutnya bukanlah kunjungan lain untuk membuatmu sedih. Jika aku membuatmu sedih, aku hanya menyakiti orang yang dapat membuatku bahagia. Aku menulis surat ini supaya kalau aku datang kepadamu, aku tidak akan dibuat sedih oleh mereka yang seharusnya membuatku bahagia. Aku yakin bahwa kalian semua akan ikut bergembira bersamaku. Sebelumnya aku telah menulis surat kepadamu dengan hati yang sangat berat dan sedih. Aku juga menulisnya dengan meneteskan banyak air mata. Maksudku bukanlah membuatmu sedih, tetapi supaya kalian tahu betapa besarnya kasihku padamu. Seseorang di antaramu telah menyebabkan kesedihan, bukan terhadap aku, tetapi terhadap kalian semua. Maksudku, setidaknya ia telah menimbulkan kesedihan terhadap sebagian darimu. (Aku tidak mau melebih-lebihkan dari kenyataannya.) Hukuman yang kalian semua berikan kepadanya sudah cukup baginya. Tetapi sekarang, kamu perlu mengampuninya dan menguatkannya. Ini akan membuatnya tidak terhanyut dalam kesedihan yang berlebihan. Karena itu, aku memohon kepadamu agar kamu menunjukkan kasihmu kepadanya. Itulah tujuanku menulis surat ini. Aku ingin mengujimu dan melihat apakah kamu menaati dalam segala hal. Jika kamu mengampuni seseorang, maka aku juga akan mengampuninya. Dan jika aku mempunyai sesuatu untuk diampuni, maka aku mengampuni agar sehati dengan kalian dan untuk menyenangkan Kristus. Aku melakukan ini supaya Setan tidak akan mendapat kemenangan apa pun dari kita. Kita sudah tahu dengan baik rencana-rencana jahatnya. Ketika aku tiba di Troas untuk menyampaikan Kabar Baik tentang Kristus, Tuhan memberikan kesempatan baik bagiku.

2 Korintus 2:1-12 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita. Sebab, jika aku mendukakan hatimu, siapa lagi yang dapat membuat aku menjadi gembira selain dia yang berdukacita karena aku. Dan justru itulah maksud suratku ini, yaitu supaya jika aku datang, jangan aku berdukacita oleh mereka, yang harus membuat aku menjadi gembira. Sebab aku yakin tentang kamu semua, bahwa sukacitaku adalah juga sukacitamu. Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua. Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya – supaya jangan aku melebih-lebihkan –, hati beberapa orang di antara kamu. Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, – seandainya ada yang harus kuampuni –, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus, supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya. Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

2 Korintus 2:1-12 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Oleh sebab itu saya sudah membuat keputusan untuk tidak datang lagi padamu dengan kunjungan yang membuat kalian sedih. Sebab kalau saya menyedihkan kalian, siapa pula yang dapat menghibur saya, kalau bukan orang-orang itu juga yang sudah saya sedihkan hatinya? Itu sebabnya saya menulis surat itu kepadamu. Saya tidak mau mengunjungimu, lalu disedihkan oleh kalian padahal kalianlah yang seharusnya menggembirakan saya. Sebab saya yakin bahwa kalau saya gembira, maka Saudara semuanya gembira juga. Saya menulis kepadamu dengan hati yang sedih dan berat dan dengan banyak mencucurkan air mata. Maksud saya bukan supaya kalian menjadi sedih, tetapi supaya kalian menyadari bahwa saya sangat mengasihi kalian. Kalau ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka hal itu ia lakukan bukan terhadap saya, melainkan terhadap Saudara semuanya atau paling tidak terhadap sebagian dari Saudara. Saya tidak mau terlalu keras terhadap dia. Bagi orang yang semacam itu, hukuman yang dijatuhkan kepadanya oleh kebanyakan di antara Saudara, sudah cukup. Sekarang kalian harus mengampuni dia dan memberi dorongan lagi kepadanya supaya ia jangan terlalu sedih hati sampai putus asa. Sebab itu saya minta, supaya kalian menunjukkan kembali kepadanya bahwa kalian benar-benar mengasihinya. Saya menulis surat itu kepadamu dengan maksud untuk menguji kalian, apakah kalian selalu mau menuruti petunjuk-petunjuk dari saya. Kalau kalian mengampuni orang yang sudah berbuat salah terhadapmu maka saya pun mengampuni orang itu. Sebab apa yang sudah saya ampuni – kalau memang ada yang perlu diampuni – itu saya ampuni di hadapan Kristus untuk kebaikan kalian. Saya lakukan itu supaya Iblis jangan mengambil kesempatan untuk menguasai kita; sebab kita tahu rencana-rencananya. Pada waktu saya sampai di Troas dengan maksud untuk memberitakan Kabar Baik tentang Kristus, Tuhan sudah membuka jalan bagi saya untuk bekerja di tempat itu.