2 Korintus 11:23-33

2 Korintus 11:23-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pelayan-pelayan Kristuskah mereka? Kedengarannya seperti saya sudah hilang akal, tetapi saya memang pelayan yang lebih baik dari mereka semuanya! Saya bekerja lebih keras, saya lebih sering dimasukkan ke dalam penjara, saya lebih banyak disiksa dan sering hampir mati. Sudah lima kali saya disiksa oleh orang Yahudi dengan pukulan cambuk tiga puluh sembilan kali. Tiga kali saya dicambuk oleh orang-orang Roma; pernah pula saya dilempari dengan batu. Tiga kali saya mengalami karam kapal di laut, dan sekali saya terapung-apung di laut selama dua puluh empat jam. Banyak kali saya mengadakan perjalanan yang berbahaya: diancam bahaya banjir, bahaya perampok, bahaya dari pihak Yahudi maupun dari pihak bukan Yahudi, bahaya di dalam kota, bahaya di luar kota, bahaya di laut, dan bahaya dari orang-orang yang mengemukakan diri sebagai saudara Kristen padahal bukan. Saya membanting tulang dan berjuang setengah mati: sering tidak tidur, tidak makan, tidak minum, banyak kali terlantar dalam keadaan lapar, kedinginan karena kurang pakaian dan tidak mempunyai tempat tinggal. Di samping semuanya itu, setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat. Bila ada yang lemah saya pun turut merasa lemah juga. Bila ada yang jatuh ke dalam dosa, hati saya turut hancur. Nah, kalau saya harus membanggakan sesuatu, maka saya membanggakan hal-hal yang menunjukkan kelemahan saya. Allah, Bapa dari Tuhan Yesus tahu bahwa saya tidak berdusta. Terpujilah nama-Nya selama-lamanya. Ketika saya berada di Damsyik, gubernur yang berkuasa di situ di bawah pemerintahan Raja Aretas, menyuruh tentara menjaga pintu kota itu untuk menangkap saya. Tetapi dengan sebuah keranjang saya diulurkan ke bawah melalui suatu lubang pada tembok. Demikianlah saya lolos dari tangan gubernur itu.

2 Korintus 11:23-33 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Mereka membanggakan diri sebagai pelayan Kristus. Saya melayani Kristus lebih daripada mereka! (Ucapan saya ini seperti orang mabuk saja.) Saya bekerja keras, dipenjara, dan dicambuki melebihi mereka, bahkan lebih sering menghadapi ancaman mati. Lima kali saya pernah dihukum orang Yahudi dengan cambukan tiga puluh sembilan kali— jumlah yang dianggap maksimal yang diizinkan menurut hukum Taurat. Tiga kali saya dihukum pemerintah Roma dengan pukulan tongkat kayu. Satu kali saya hampir mati karena dilempari batu. Tiga kali saya mengalami kapal tenggelam, termasuk satu kali ketika saya berada di laut sepanjang malam sampai besok sorenya. Dalam perjalanan, sering kali saya terancam bahaya sungai, bahaya perampok, bahaya dari bangsa saya sendiri, dan bahaya dari orang bukan Yahudi. Ada bahaya di kota, di daerah sepi, maupun di laut. Saya juga menghadapi bahaya dari orang-orang yang menyamar sebagai saudara seiman. Saya sering mengerjakan pekerjaan berat, berjuang keras, dan tidak tidur. Sering kali saya kelaparan dan kehausan, bahkan menahan lapar karena tidak ada makanan. Saya sering kedinginan dan kekurangan pakaian. Lebih daripada semua tekanan jasmani itu, setiap hari saya merasa terbeban karena pergumulan-pergumulan dari semua jemaat. Misalnya waktu saya mendengar ada anggota jemaat yang merasa lemah, saya juga ikut merasa lemah. Atau waktu saya mendengar iblis berhasil menjatuhkan salah satu anggota, amarah saya terbakar dan hati saya hancur. Kalau saya terpaksa harus membanggakan diri, lebih baik saya membanggakan kelemahan saya. Demi Allah yang terpuji selama-lamanya, Bapa dari Penguasa kita Kristus Yesus, saya bersumpah bahwa cerita ini benar: Ketika saya di kota Damsik, gubernur yang diangkat oleh Raja Aretas mau menangkap saya. Dia menempatkan tentara di seluruh gerbang kota. Tetapi beberapa teman memasukkan saya ke dalam keranjang besar dan menurunkan saya lewat jendela tinggi yang ada pada tembok kota itu sehingga saya bisa melarikan diri darinya.

2 Korintus 11:23-33 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Mereka membanggakan diri sebagai pelayan Kristus. Saya melayani Kristus lebih daripada mereka! (Ucapan saya ini seperti orang mabuk saja.) Saya bekerja keras, dipenjara, dan dicambuki melebihi mereka, bahkan lebih sering menghadapi ancaman mati. Lima kali saya pernah dihukum orang Yahudi dengan cambukan tiga puluh sembilan kali— jumlah yang dianggap maksimal yang diizinkan menurut hukum Taurat. Tiga kali saya dihukum pemerintah Roma dengan pukulan tongkat kayu. Satu kali saya hampir mati karena dilempari batu. Tiga kali saya mengalami kapal tenggelam, termasuk satu kali ketika saya berada di laut sepanjang malam sampai besok sorenya. Dalam perjalanan, sering kali saya terancam bahaya sungai, bahaya perampok, bahaya dari bangsa saya sendiri, dan bahaya dari orang bukan Yahudi. Ada bahaya di kota, di daerah sepi, maupun di laut. Saya juga menghadapi bahaya dari orang-orang yang menyamar sebagai saudara seiman. Saya sering mengerjakan pekerjaan berat, berjuang keras, dan tidak tidur. Sering kali saya kelaparan dan kehausan, bahkan menahan lapar karena tidak ada makanan. Saya sering kedinginan dan kekurangan pakaian. Lebih daripada semua tekanan jasmani itu, setiap hari saya merasa terbeban karena pergumulan-pergumulan dari semua jemaat. Misalnya waktu saya mendengar ada anggota jemaat yang merasa lemah, saya juga ikut merasa lemah. Atau waktu saya mendengar iblis berhasil menjatuhkan salah satu anggota, amarah saya terbakar dan hati saya hancur. Kalau saya terpaksa harus membanggakan diri, lebih baik saya membanggakan kelemahan saya. Demi Allah yang terpuji selama-lamanya, Bapa dari Penguasa kita Kristus Yesus, saya bersumpah bahwa cerita ini benar: Ketika saya di kota Damsik, gubernur yang diangkat oleh Raja Aretas mau menangkap saya. Dia menempatkan tentara di seluruh gerbang kota. Tetapi beberapa teman memasukkan saya ke dalam keranjang besar dan menurunkan saya lewat jendela tinggi yang ada pada tembok kota itu sehingga saya bisa melarikan diri darinya.

2 Korintus 11:23-33 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Mereka mengatakan mereka melayani Kristus, tetapi saya telah melayani-Nya jauh lebih banyak lagi! (Sudah gilakah saya menyombongkan diri seperti ini?) Saya telah bekerja lebih keras, telah lebih sering masuk penjara, telah dicambuki banyak kali, dan menghadapi maut berkali-kali. Lima kali orang Yahudi menghukum saya dengan tiga puluh sembilan pukulan cemeti. Tiga kali saya dipukuli dengan tongkat, sekali saya dirajam. Tiga kali kapal yang saya tumpangi karam. Sekali saya terapung-apung di laut sepanjang malam dan sepanjang hari esoknya. Saya sudah bepergian jauh dan sering berada dalam bahaya dari sungai-sungai yang banjir, dan dari perampok-perampok dan dari bangsa saya sendiri, bangsa Yahudi, seperti juga dalam cengkeraman bangsa-bangsa bukan Yahudi. Saya telah menghadapi bahaya besar dari orang banyak di kota-kota dan bahaya maut di gurun pasir dan di lautan yang bergelombang tinggi dan dari orang-orang yang mengaku sebagai saudara di dalam Kristus, tetapi yang sebenarnya bukan. Saya telah mengalami kepayahan dan kelelahan dan kekurangan tidur. Saya sering kelaparan dan kehausan. Sering-sering saya menggigil kedinginan karena kurangnya pakaian untuk menghangatkan badan. Di samping semua ini, saya selalu cemas akan keadaan semua jemaat. Siapa gerangan yang lemah dan saya tidak merasakan kelemahannya? Siapa yang dituntun ke dalam dosa, dan saya tidak diderita oleh rasa terbakar di dalam hati? Tetapi, kalau saya harus membual, saya lebih suka membual tentang hal-hal yang menyatakan kelemahan saya. Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang harus dipuji untuk selama-lamanya, tahu bahwa saya berkata benar. Ketika saya berada di Damsyik, gubernur di bawah Raja Aretas, menempatkan penjaga-penjaga di pintu-pintu gerbang kota untuk menangkap saya, tetapi dengan tali dan keranjang saya diturunkan dari lubang pada tembok kota, dan dengan demikian saya dapat meloloskan diri.

2 Korintus 11:23-33 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Apakah mereka melayani Kristus? Aku melayani-Nya lebih lagi. (Aku berbicara seperti orang yang tidak waras.) Aku bekerja lebih keras daripada mereka. Aku lebih sering dipenjarakan. Aku mendapat cambukan lebih banyak. Aku sudah hampir mati berkali-kali. Lima kali orang Yahudi memberikan cambukan tiga puluh sembilan kali kepadaku. Tiga kali aku dipukuli dengan rotan. Satu kali aku nyaris mati dilempari batu. Tiga kali aku ada di kapal yang hancur di laut, dan salah satunya aku berada di laut selama semalam dan hari berikutnya. Dalam setiap perjalananku, aku mengalami bahaya dari sungai, dari rampokan, dari bangsaku sendiri, tetapi juga dari orang bukan Yahudi. Aku mengalami bahaya ketika berada di kota, di padang belantara, di laut dan juga di tengah-tengah orang-orang yang menyamar sebagai orang percaya tetapi mereka bukan. Aku sudah melakukan pekerjaan yang berat dan melelahkan, dan banyak kali aku tidak tidur. Aku sudah mengalami kelaparan dan kehausan, bahkan sering kali tanpa makanan. Aku sudah mengalami kedinginan dan tanpa pakaian. Dan banyak lagi masalah lainnya. Salah satunya adalah perhatianku kepada semua gereja. Aku khawatir tentang setiap kelompok orang percaya setiap hari. Aku merasa lemah setiap kali melihat ada yang lemah. Aku merasa kecewa setiap kali seseorang terjatuh ke dalam dosa. Jika aku harus berbangga, aku akan membanggakan atas hal-hal yang menunjukkan kelemahanku. Allah tahu bahwa aku tidak berbohong. Allah dan Bapa dari Tuhan Yesus, yang harus dipuji untuk selama-lamanya. Ketika aku ada di Damaskus, gubernur yang di bawah Raja Aretas ingin menangkap aku, jadi ia menempatkan tentara di sekeliling kota. Tetapi teman-teman memasukkan aku ke dalam keranjang. Kemudian mereka menurunkan aku melalui lubang tembok, sehingga aku luput dari gubernur itu.

2 Korintus 11:23-33 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Apakah mereka pelayan Kristus? – aku berkata seperti orang gila – aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta. Di Damsyik wali negeri raja Aretas menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku. Tetapi dalam sebuah keranjang aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota dan dengan demikian aku terluput dari tangannya.

2 Korintus 11:23-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pelayan-pelayan Kristuskah mereka? Kedengarannya seperti saya sudah hilang akal, tetapi saya memang pelayan yang lebih baik dari mereka semuanya! Saya bekerja lebih keras, saya lebih sering dimasukkan ke dalam penjara, saya lebih banyak disiksa dan sering hampir mati. Sudah lima kali saya disiksa oleh orang Yahudi dengan pukulan cambuk tiga puluh sembilan kali. Tiga kali saya dicambuk oleh orang-orang Roma; pernah pula saya dilempari dengan batu. Tiga kali saya mengalami karam kapal di laut, dan sekali saya terapung-apung di laut selama dua puluh empat jam. Banyak kali saya mengadakan perjalanan yang berbahaya: diancam bahaya banjir, bahaya perampok, bahaya dari pihak Yahudi maupun dari pihak bukan Yahudi, bahaya di dalam kota, bahaya di luar kota, bahaya di laut, dan bahaya dari orang-orang yang mengemukakan diri sebagai saudara Kristen padahal bukan. Saya membanting tulang dan berjuang setengah mati: sering tidak tidur, tidak makan, tidak minum, banyak kali terlantar dalam keadaan lapar, kedinginan karena kurang pakaian dan tidak mempunyai tempat tinggal. Di samping semuanya itu, setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat. Bila ada yang lemah saya pun turut merasa lemah juga. Bila ada yang jatuh ke dalam dosa, hati saya turut hancur. Nah, kalau saya harus membanggakan sesuatu, maka saya membanggakan hal-hal yang menunjukkan kelemahan saya. Allah, Bapa dari Tuhan Yesus tahu bahwa saya tidak berdusta. Terpujilah nama-Nya selama-lamanya. Ketika saya berada di Damsyik, gubernur yang berkuasa di situ di bawah pemerintahan Raja Aretas, menyuruh tentara menjaga pintu kota itu untuk menangkap saya. Tetapi dengan sebuah keranjang saya diulurkan ke bawah melalui suatu lubang pada tembok. Demikianlah saya lolos dari tangan gubernur itu.