1 Timotius 5:1-19

1 Timotius 5:1-19 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Janganlah engkau memarahi dengan keras orang yang lebih tua daripadamu melainkan ajaklah dia mendengarkan kata-katamu seolah-olah ia bapakmu. Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudara, dan wanita-wanita tua sebagai ibu. Wanita-wanita muda hendaklah engkau perlakukan sebagai adik, dengan sikap yang murni. Hormatilah janda-janda yang benar-benar hidup seorang diri. Tetapi kalau seorang janda mempunyai anak-anak atau cucu-cucu, mereka itulah yang pertama-tama harus diberi pengertian bahwa mereka wajib memperhatikan kaum keluarga mereka, dan membalas budi orang tua dan nenek mereka. Sebab hal itulah menyenangkan hati Allah. Janda yang betul-betul seorang diri, dan tidak mempunyai siapa-siapa yang dapat memeliharanya, hanya berharap kepada Allah. Siang malam ia terus berdoa kepada Allah untuk minta pertolongan-Nya. Tetapi janda yang suka hidup bersenang-senang, sudah mati meskipun ia masih hidup. Sampaikanlah petunjuk-petunjuk ini kepada mereka, supaya mereka hidup tanpa cela. Tetapi kalau ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya, lebih-lebih keluarganya sendiri, orang itu menyangkal kepercayaannya; ia lebih buruk dari orang yang tidak percaya. Hanya janda yang memenuhi syarat-syarat berikut ini boleh dimasukkan ke dalam daftar janda-janda: umurnya harus tidak kurang dari enam puluh tahun, dahulu hanya satu kali kawin, terkenal sebagai wanita yang melakukan hal-hal yang baik, seperti misalnya: sudah membesarkan anak-anaknya dengan baik, senang menerima tamu-tamu menginap di rumahnya, melayani orang-orang percaya, membantu orang-orang yang susah, dan melakukan dengan sungguh-sungguh segala macam pekerjaan yang baik. Jangan masukkan ke dalam daftar itu janda-janda yang masih muda. Sebab kalau rasa berahi mereka menjadi sangat kuat, mereka mau kawin lagi, dan meninggalkan Kristus. Maka mereka bersalah sebab memungkiri janji yang diberikan kepada-Nya. Lagipula mereka membuang-buang waktu dengan keluar masuk rumah orang. Dan yang lebih buruk lagi, ialah bahwa mereka belajar memfitnah nama orang lain dan mencampuri urusan orang serta membicarakan hal-hal yang tidak patut dibicarakan. Itulah sebabnya saya mau supaya janda-janda muda kawin lagi, mendapat anak dan mengurus rumah tangga, supaya musuh-musuh kita tidak mendapat kesempatan untuk memburuk-burukkan nama kita. Sebab ada janda-janda yang sudah tersesat mengikuti Iblis. Tetapi kalau seorang wanita Kristen mempunyai anggota keluarga yang sudah menjadi janda, ia harus membantu janda-janda itu; jangan membiarkan jemaat yang menanggung mereka. Dengan demikian jemaat dapat membantu janda-janda yang sama sekali tidak punya sanak saudara. Pemimpin jemaat yang melakukan tugasnya dengan baik, patut diberi penghargaan dua kali lipat, terutama sekali mereka yang rajin berkhotbah dan mengajar. Sebab dalam Alkitab tertulis, “Sapi yang sedang menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji gandum dari bulirnya, janganlah diberangus mulutnya”, juga, “Orang yang bekerja, berhak menerima upahnya”. Janganlah menerima tuduhan terhadap seorang pemimpin jemaat, kecuali kalau diperkuat oleh dua orang saksi atau lebih.

1 Timotius 5:1-19 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Janganlah menegur saudara seiman yang lebih tua darimu dengan keras, tetapi berilah mereka dorongan dengan penuh hormat seperti kepada ayahmu sendiri. Untuk saudara seiman yang lebih muda darimu, nasihatilah mereka seperti adikmu sendiri. Demikian juga, untuk saudari seiman yang lebih tua darimu, berilah mereka dorongan seperti kepada ibumu sendiri. Dan untuk saudari seiman yang lebih muda darimu, nasihatilah mereka dengan tulus hati, seperti ketika menasihati adikmu sendiri. Hormatilah para janda yang sudah tidak mempunyai keluarga yang bisa membantu mereka, maksudnya, perhatikanlah kebutuhan mereka. Tetapi kalau seorang janda masih mempunyai anak atau cucu, biarlah keturunannya itu lebih dulu belajar melayani Allah dengan memperhatikan kebutuhan orangtua atau nenek mereka sendiri. Dengan demikian, mereka membalas kebaikan orangtua atau neneknya. Hal itu menyenangkan hati Allah. Bila seorang janda benar-benar hidup sendiri tanpa ada keluarga yang bisa membantu dia, hendaklah jemaat memperhatikan kebutuhannya, karena janda yang demikian hanya berharap penuh kepada Allah dan siang malam berdoa meminta pertolongan-Nya. Namun, setiap janda yang hidup hanya untuk menikmati kesenangan dunia sebenarnya sudah mati secara rohani, walaupun tubuhnya masih hidup. Sampaikanlah hal-hal itu kepada saudara-saudari seiman di sana, supaya mereka mengatur pelayanan kepada para janda dengan baik. Dengan demikian, cara hidup jemaat tidak tercela di hadapan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Sebaliknya, kalau ada anggota jemaat yang tidak memelihara kaum keluarganya, terutama keluarga dekatnya, berarti dia tidak sungguh-sungguh percaya dan mengikuti ajaran kita, dan di hadapan Allah dia lebih buruk daripada orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Yang boleh dimasukkan dalam daftar penerima bantuan jemaat hanyalah para janda yang berusia enam puluh tahun ke atas. Mereka haruslah orang yang dulunya setia kepada suami dan dikenal baik perbuatannya. Misalnya, dia sudah membesarkan anak-anaknya dengan baik, suka memberi tumpangan, rela menjadi pelayan bagi saudara-saudari seiman, suka membantu orang yang kesusahan, dan selalu melibatkan diri dalam segala macam kegiatan yang baik. Janda yang berumur kurang dari enam puluh tahun tidak boleh didaftarkan. Karena kalau suatu hari mereka punya keinginan untuk bersuami, keinginan itu akan membuat mereka dengan mudah meninggalkan janjinya untuk melayani Kristus saja. Itu sebabnya janganlah mendaftarkan para janda yang masih muda, supaya mereka tidak terkena hukuman Allah karena melanggar janji mereka untuk hidup hanya melayani Kristus. Lagipula, bila janda yang masih muda didaftarkan, mereka bisa menjadi pemalas. Yang lebih buruk lagi, mereka akan menghabiskan waktu dengan pergi ke rumah orang-orang, membicarakan kejelekan orang lain, mencampuri urusan orang lain, dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Karena itu, lebih baik para janda yang masih muda menikah lagi, membesarkan anak-anak, dan mengurus rumah tangganya. Dengan demikian, orang-orang yang memusuhi kita tidak mempunyai alasan untuk menjelek-jelekkan kita. Karena pernah terjadi, beberapa janda muda tersesat dan menjadi kaki tangan Satanas. Apabila seorang anggota jemaat memiliki kerabat yang sudah menjadi janda, hendaklah dia mencukupi kebutuhan kerabatnya itu supaya tidak menambah beban jemaat, sehingga jemaat bisa mengurus para janda lain yang sudah tidak punya keluarga. Para pemimpin jemaat yang melayani dengan baik pantas dihargai dengan dua cara. Pertama, dengan menghormati mereka. Kedua, dengan memberikan honor yang layak, khususnya kepada para pemimpin yang bertanggung jawab untuk berkhotbah dan mengajar. Karena dalam Kitab Suci ada tertulis, “Jangan menutup mulut sapi yang sedang bekerja menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji dari kulitnya. Biarkanlah sapi itu makan sambil bekerja.” Dan kitab lain mengatakan, “Seorang pekerja berhak menerima upahnya.” Bila ada tuduhan terhadap seorang pemimpin jemaat, janganlah langsung mempercayainya, kecuali tuduhan itu didukung oleh dua saksi mata atau lebih.

1 Timotius 5:1-19 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Janganlah menegur saudara seiman yang lebih tua darimu dengan keras, tetapi berilah mereka dorongan dengan penuh hormat seperti kepada ayahmu sendiri. Untuk saudara seiman yang lebih muda darimu, nasihatilah mereka seperti adikmu sendiri. Demikian juga, untuk saudari seiman yang lebih tua darimu, berilah mereka dorongan seperti kepada ibumu sendiri. Dan untuk saudari seiman yang lebih muda darimu, nasihatilah mereka dengan tulus hati, seperti ketika menasihati adikmu sendiri. Hormatilah para janda yang sudah tidak mempunyai keluarga yang bisa membantu mereka, maksudnya, perhatikanlah kebutuhan mereka. Tetapi kalau seorang janda masih mempunyai anak atau cucu, biarlah keturunannya itu lebih dulu belajar melayani Allah dengan memperhatikan kebutuhan orangtua atau nenek mereka sendiri. Dengan demikian, mereka membalas kebaikan orangtua atau neneknya. Hal itu menyenangkan hati Allah. Bila seorang janda benar-benar hidup sendiri tanpa ada keluarga yang bisa membantu dia, hendaklah jemaat memperhatikan kebutuhannya, karena janda yang demikian hanya berharap penuh kepada Allah dan siang malam berdoa meminta pertolongan-Nya. Namun, setiap janda yang hidup hanya untuk menikmati kesenangan dunia sebenarnya sudah mati secara rohani, walaupun tubuhnya masih hidup. Sampaikanlah hal-hal itu kepada saudara-saudari seiman di sana, supaya mereka mengatur pelayanan kepada para janda dengan baik. Dengan demikian, cara hidup jemaat tidak tercela di hadapan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Sebaliknya, kalau ada anggota jemaat yang tidak memelihara kaum keluarganya, terutama keluarga dekatnya, berarti dia tidak sungguh-sungguh percaya dan mengikuti ajaran kita, dan di hadapan Allah dia lebih buruk daripada orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Yang boleh dimasukkan dalam daftar penerima bantuan jemaat hanyalah para janda yang berusia enam puluh tahun ke atas. Mereka haruslah orang yang dulunya setia kepada suami dan dikenal baik perbuatannya. Misalnya, dia sudah membesarkan anak-anaknya dengan baik, suka memberi tumpangan, rela menjadi pelayan bagi saudara-saudari seiman, suka membantu orang yang kesusahan, dan selalu melibatkan diri dalam segala macam kegiatan yang baik. Janda yang berumur kurang dari enam puluh tahun tidak boleh didaftarkan. Karena kalau suatu hari mereka punya keinginan untuk bersuami, keinginan itu akan membuat mereka dengan mudah meninggalkan janjinya untuk melayani Kristus saja. Itu sebabnya janganlah mendaftarkan para janda yang masih muda, supaya mereka tidak terkena hukuman Allah karena melanggar janji mereka untuk hidup hanya melayani Kristus. Lagipula, bila janda yang masih muda didaftarkan, mereka bisa menjadi pemalas. Yang lebih buruk lagi, mereka akan menghabiskan waktu dengan pergi ke rumah orang-orang, membicarakan kejelekan orang lain, mencampuri urusan orang lain, dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Karena itu, lebih baik para janda yang masih muda menikah lagi, membesarkan anak-anak, dan mengurus rumah tangganya. Dengan demikian, orang-orang yang memusuhi kita tidak mempunyai alasan untuk menjelek-jelekkan kita. Karena pernah terjadi, beberapa janda muda tersesat dan menjadi kaki tangan Satanas. Apabila seorang anggota jemaat memiliki kerabat yang sudah menjadi janda, hendaklah dia mencukupi kebutuhan kerabatnya itu supaya tidak menambah beban jemaat, sehingga jemaat bisa mengurus para janda lain yang sudah tidak punya keluarga. Para pemimpin jemaat yang melayani dengan baik pantas dihargai dengan dua cara. Pertama, dengan menghormati mereka. Kedua, dengan memberikan honor yang layak, khususnya kepada para pemimpin yang bertanggung jawab untuk berkhotbah dan mengajar. Karena dalam Kitab Suci ada tertulis, “Jangan menutup mulut sapi yang sedang bekerja menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji dari kulitnya. Biarkanlah sapi itu makan sambil bekerja.” Dan kitab lain mengatakan, “Seorang pekerja berhak menerima upahnya.” Bila ada tuduhan terhadap seorang pemimpin jemaat, janganlah langsung mempercayainya, kecuali tuduhan itu didukung oleh dua saksi mata atau lebih.

1 Timotius 5:1-19 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

JANGANLAH engkau bersikap keras terhadap orang yang lebih tua, tetapi berbicaralah dengan hormat kepadanya seakan-akan dia ayahmu sendiri. Kepada yang lebih muda berbicaralah seperti kepada saudara sendiri yang kaukasihi. Perlakukanlah wanita yang lebih tua sebagai ibumu sendiri, dan yang muda sebagai adikmu, dengan hanya mempunyai pikiran yang murni dan suci mengenai mereka. Hendaklah jemaat memelihara janda-janda, jika mereka tidak memiliki kerabat yang bisa membantu mereka. Tetapi, jika mereka mempunyai anak atau cucu, maka anak atau cucu merekalah yang harus bertanggung jawab dan belajar pertama-tama membalas budi ibu atau nenek mereka. Inilah sesuatu yang menyukakan hati Allah. Jemaat harus hanya memelihara janda-janda yang hidup sebatang kara di dunia ini dan tidak berhenti berdoa kepada Allah siang malam meminta bantuan-Nya. Tetapi janda-janda yang hidup hanya untuk kesenangan, sudah mati secara rohani walaupun dia masih hidup. Sampaikanlah peraturan ini kepada jemaat, supaya tidak ada hal buruk yang bisa dikatakan tentang umat Kristen. Tetapi siapa pun yang tidak mau memelihara sanak saudaranya sendiri yang membutuhkan bantuan, lebih-lebih mereka yang tinggal serumah, tidak layak menyebut dirinya orang Kristen. Orang seperti itu lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. Seorang janda hanya bisa didaftarkan untuk mendapatkan bantuan oleh gereja, jika dia berumur paling sedikit enam puluh tahun dan telah setia kepada suaminya. Selain itu, dia harus mempunyai nama baik karena perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukannya. Misalnya: apakah ia telah membesarkan anak-anaknya dengan baik? Apakah dia telah membantu mereka yang dalam kesulitan? Singkatnya, apakah ia sudah melakukan segala macam perbuatan yang baik? Janda-janda yang lebih muda jangan dimasukkan ke dalam daftar itu, sebab kalau nafsu berahi mereka menjadi sangat kuat, mereka ingin kawin lagi, sehingga mereka tidak menepati janji untuk melayani Kristus saja. Dengan demikian mereka bersalah karena mengingkari janji itu. Di samping itu, mereka bersifat malas dan menghabiskan waktu dengan keluar masuk rumah orang-orang. Dan tidak hanya itu: mereka bergunjing, mencampuri urusan orang lain, dan membicarakan yang bukan urusannya. Karena itu, sebaiknya janda-janda muda ini kawin lagi serta mempunyai anak, dan mengurus rumah tangganya sendiri, sehingga tidak akan ada orang yang dapat memburuk-burukkan mereka. Karena beberapa di antara mereka telah meninggalkan jemaat dan disesatkan oleh Iblis. Sekali lagi kuperingatkan kepadamu, bahwa sanak saudara seorang janda harus memelihara janda itu. Apabila seorang perempuan Kristen memiliki janda di keluarganya hendaklah ia membantunya, jangan membiarkan dia menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat menunjang para janda yang hidup sebatang kara. Para penatua jemaat yang melakukan pekerjaannya dengan baik, tidak hanya patut dihormati, tetapi harus juga mendapat gaji yang pantas, terutama mereka yang bekerja keras dalam hal berkhotbah dan mengajar. Karena Kitab Suci berkata, “Janganlah engkau memberangus mulut lembu agar tidak makan waktu dia mengirik.” Dan lagi, “Seorang pekerja patut mendapat upahnya!” Jangan menerima tuduhan terhadap penatua jemaat, kecuali kalau ada dua atau tiga orang saksi yang memperkuatnya.

1 Timotius 5:1-19 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Janganlah menegur laki-laki yang lebih tua secara kasar. Bicaralah kepadanya seperti kamu berbicara dengan ayahmu. Perlakukanlah laki-laki yang lebih muda seperti seorang saudara. Perlakukanlah perempuan yang lebih tua seperti ibu. Dan perlakukanlah perempuan yang lebih muda dengan hormat seperti saudara perempuan. Hormatilah janda-janda yang tidak mampu. Tetapi jika seorang janda mempunyai anak atau cucu, biarlah keluarganya belajar untuk memenuhi tugas mereka untuk memelihara keluarganya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat membalas budi orang tua mereka. Hal ini sungguh menyenangkan Allah. Seorang janda yang benar-benar memerlukan bantuan adalah dia yang hidup sendirian saja. Ia percaya pada Allah untuk memenuhi kebutuhannya. Ia berdoa siang dan malam untuk memohon pertolongan Allah. Namun, janda yang hidup untuk memuaskan dirinya sendiri, sesungguhnya ia sudah mati meskipun ia masih hidup. Beritahukanlah kepada orang percaya untuk memperhatikan keluarganya supaya tidak ada orang yang berkata bahwa mereka bersalah. Setiap orang percaya harus memelihara keluarganya sendiri. Jika ia tidak melakukannya, maka ia menolak apa yang kita percaya. Orang percaya yang seperti itu adalah lebih buruk daripada orang yang tidak percaya. Hanya perempuan yang berumur 60 tahun atau lebih yang dapat ditambahkan ke dalam daftar janda. Ia haruslah perempuan yang telah setia kepada suaminya. Ia haruslah dikenal karena perbuatan baik yang dilakukannya, misalnya, membesarkan anak-anak, memberi tumpangan, mencuci kaki orang kudus, menolong orang yang kesusahan dan menggunakan hidupnya untuk melakukan berbagai perbuatan baik. Tetapi jangan masukkan janda yang lebih muda ke dalam daftar tadi. Sebab jika keinginan jasmani mereka yang kuat membuat mereka menjauhi Kristus, maka mereka pasti ingin menikah lagi. Jadi, mereka akan mendapat hukuman atas diri mereka sendiri karena tidak menepati janji yang mereka buat sebelumnya. Selain itu janda-janda muda ini mulai membuang waktunya dengan keluar-masuk rumah. Mereka juga mulai membicarakan kejelekan orang lain dan mencampuri urusan orang lain. Mereka membicarakan hal-hal yang tidak pantas dibicarakan. Karena itu, aku lebih suka kalau janda-janda yang lebih muda menikah lagi saja, mempunyai anak dan mengurus rumah tangganya. Jika mereka melakukan itu, musuh kita tidak akan mempunyai alasan untuk mencela kita. Sayang sekali sebagian janda yang lebih muda sudah berbalik mengikuti Setan. Kalau seorang perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, ia harus menolong mereka. Lalu gereja tidak harus dibebani dan dapat memelihara janda-janda lain yang benar-benar memerlukan bantuan. Mereka yang memimpin gereja dengan baik seharusnya menerima penghormatan berganda, terutama mereka yang bekerja keras untuk berkhotbah dan mengajar. Seperti yang dikatakan Kitab Suci, “Jika seekor lembu sedang melakukan pekerjaan untuk memisahkan gandum, janganlah menutup mulutnya untuk tidak makan gandum,” dan juga, “Orang yang bekerja seharusnya mendapatkan upahnya.” Janganlah mendengar orang yang menuduh pemimpin gereja, kecuali jika ada dua atau tiga orang yang berkata bahwa pemimpin itu memang bersalah.

1 Timotius 5:1-19 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian. Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda. Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup. Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela. Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. Yang didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami dan yang terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan – pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik. Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepada-Nya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya. Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak, memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama kita. Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis. Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda. Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Bukankah Kitab Suci berkata: ”Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,” dan lagi ”seorang pekerja patut mendapat upahnya.” Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.

1 Timotius 5:1-19 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Janganlah engkau memarahi dengan keras orang yang lebih tua daripadamu melainkan ajaklah dia mendengarkan kata-katamu seolah-olah ia bapakmu. Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudara, dan wanita-wanita tua sebagai ibu. Wanita-wanita muda hendaklah engkau perlakukan sebagai adik, dengan sikap yang murni. Hormatilah janda-janda yang benar-benar hidup seorang diri. Tetapi kalau seorang janda mempunyai anak-anak atau cucu-cucu, mereka itulah yang pertama-tama harus diberi pengertian bahwa mereka wajib memperhatikan kaum keluarga mereka, dan membalas budi orang tua dan nenek mereka. Sebab hal itulah menyenangkan hati Allah. Janda yang betul-betul seorang diri, dan tidak mempunyai siapa-siapa yang dapat memeliharanya, hanya berharap kepada Allah. Siang malam ia terus berdoa kepada Allah untuk minta pertolongan-Nya. Tetapi janda yang suka hidup bersenang-senang, sudah mati meskipun ia masih hidup. Sampaikanlah petunjuk-petunjuk ini kepada mereka, supaya mereka hidup tanpa cela. Tetapi kalau ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya, lebih-lebih keluarganya sendiri, orang itu menyangkal kepercayaannya; ia lebih buruk dari orang yang tidak percaya. Hanya janda yang memenuhi syarat-syarat berikut ini boleh dimasukkan ke dalam daftar janda-janda: umurnya harus tidak kurang dari enam puluh tahun, dahulu hanya satu kali kawin, terkenal sebagai wanita yang melakukan hal-hal yang baik, seperti misalnya: sudah membesarkan anak-anaknya dengan baik, senang menerima tamu-tamu menginap di rumahnya, melayani orang-orang percaya, membantu orang-orang yang susah, dan melakukan dengan sungguh-sungguh segala macam pekerjaan yang baik. Jangan masukkan ke dalam daftar itu janda-janda yang masih muda. Sebab kalau rasa berahi mereka menjadi sangat kuat, mereka mau kawin lagi, dan meninggalkan Kristus. Maka mereka bersalah sebab memungkiri janji yang diberikan kepada-Nya. Lagipula mereka membuang-buang waktu dengan keluar masuk rumah orang. Dan yang lebih buruk lagi, ialah bahwa mereka belajar memfitnah nama orang lain dan mencampuri urusan orang serta membicarakan hal-hal yang tidak patut dibicarakan. Itulah sebabnya saya mau supaya janda-janda muda kawin lagi, mendapat anak dan mengurus rumah tangga, supaya musuh-musuh kita tidak mendapat kesempatan untuk memburuk-burukkan nama kita. Sebab ada janda-janda yang sudah tersesat mengikuti Iblis. Tetapi kalau seorang wanita Kristen mempunyai anggota keluarga yang sudah menjadi janda, ia harus membantu janda-janda itu; jangan membiarkan jemaat yang menanggung mereka. Dengan demikian jemaat dapat membantu janda-janda yang sama sekali tidak punya sanak saudara. Pemimpin jemaat yang melakukan tugasnya dengan baik, patut diberi penghargaan dua kali lipat, terutama sekali mereka yang rajin berkhotbah dan mengajar. Sebab dalam Alkitab tertulis, “Sapi yang sedang menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji gandum dari bulirnya, janganlah diberangus mulutnya”, juga, “Orang yang bekerja, berhak menerima upahnya”. Janganlah menerima tuduhan terhadap seorang pemimpin jemaat, kecuali kalau diperkuat oleh dua orang saksi atau lebih.

1 Timotius 5:1-19

1 Timotius 5:1-19 TB