1 Samuel 24:4-22
1 Samuel 24:4-22 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Mereka yang bersama Daud berkata kepadanya, “Inilah hari yang TUHAN maksudkan ketika Dia berkata kepadamu, ‘Aku akan menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, supaya kamu dapat memperlakukan dia sesuai kehendakmu.’” Kemudian dengan diam-diam Daud mendekati Saul dan memotong sedikit dari ujung bawah jubahnya. Sesudah itu, walaupun Saul belum menyadarinya, hati nurani Daud tidak tenang karena dia sudah melakukan hal itu. Daud berkata kepada mereka yang bersamanya, “Semoga TUHAN mencegah saya untuk menyakiti raja yang sudah dipilih-Nya! Bagaimana pun juga, raja adalah orang pilihan TUHAN.” Dengan perkataan ini, Daud menahan pasukannya dari langsung menyerang Saul. Lalu Saul berdiri meninggalkan gua dan meneruskan perjalanannya. Maka Daud keluar dari gua itu juga dan memanggil Saul, “Tuanku, ya Raja!” Ketika Saul menengok ke belakang, Daud sujud lalu berkata kepada Saul, “Mengapa Tuanku mendengarkan orang-orang yang berkata, ‘Daud sedang berencana menyakiti Tuanku?’ Hari ini Tuanku dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana TUHAN menyerahkanmu sekarang ini ke dalam tangan hambamu di dalam gua ini. Beberapa orang mendesak hamba untuk membunuhmu, tetapi hamba menolak dengan berkata, ‘Saya tidak akan sedikit pun menyakiti dia, sebab dialah raja yang dipilih TUHAN.’ Ayahku, lihatlah ujung jubahmu yang hamba pegang ini! Sebenarnya hamba bisa saja membunuh Tuan saat memotong bagian ujung jubah ini, tetapi hamba tidak melakukannya. Jadi, sadarilah bahwa hamba tidak merencanakan kejahatan ataupun pemberontakan. Sekalipun hamba tidak bersalah, Tuan selalu mengejar-ngejar hamba untuk membunuh hamba. “Biarlah TUHAN yang menjadi hakim di antara kita, dan biarlah TUHAN menjadi pembela hamba ini dari serangan Tuanku! Tetapi saya sendiri tidak akan pernah menyakiti Tuan. Seperti pepatah lama berkata, ‘Yang melakukan kejahatan adalah orang jahat.’ Tetapi saya sendiri tidak akan pernah menyakiti Tuan. Buat apa raja Israel mengejar saya yang adalah orang yang tidak berarti. Saya ini seperti seekor anjing mati, atau seekor kutu saja! Biarlah TUHAN yang menjadi hakim dan penengah di antara kita. Biarlah Dia memutuskan perkara hamba dan melepaskan hamba dari tangan Tuan!” Sesudah Daud selesai mengatakan itu, Saul bertanya, “Apakah itu suaramu, hai Daud, anakku?” Lalu Saul menangis dengan keras. Berkatalah Saul kepada Daud, “Kamu lebih benar daripada aku, karena kamu sudah memperlakukan aku dengan baik, sekalipun aku sudah melakukan yang jahat kepadamu. Hari ini kamu sudah menunjukkan betapa baiknya kamu terhadap aku. TUHAN menyerahkan diriku ke dalam tanganmu, tetapi kamu tidak membunuhku. Andaikan musuh seseorang jatuh ke dalam tangannya, dia pasti tidak akan membiarkannya pergi dengan selamat! Semoga TUHAN membalas perbuatan baik yang sudah kamu lakukan kepadaku tadi. Sekarang aku menyadari bahwa kamu akan menjadi raja atas Israel, dan kerajaan Israel akan berdiri kokoh di bawah pemerintahanmu. Jadi bersumpahlah kepadaku atas nama TUHAN bahwa kamu tidak akan membunuh keluargaku, ataupun menghilangkan seluruh keturunanku.” Maka bersumpahlah Daud kepada Saul. Lalu Saul pulang, dan Daud beserta pasukannya kembali ke tempat perlindungan yang lain.
1 Samuel 24:4-22 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: ”Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: ”Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: ”Tuanku raja!” Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah Daud kepada Saul: ”Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau. Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu kepada Saul, berkatalah Saul: ”Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud: ”Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun TUHAN telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat? TUHAN kiranya membalaskan kepadamu kebaikan ganti apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu. Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku demi TUHAN, bahwa engkau tidak akan melenyapkan keturunanku dan tidak akan menghapuskan namaku dari kaum keluargaku.”
1 Samuel 24:4-22 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Maka sampailah Saul di dekat beberapa kandang domba di tepi jalan. Di situ ada pula sebuah gua, dan Saul masuk untuk buang hajat. Kebetulan sekali Daud dan anak buahnya sedang bersembunyi di gua itu juga, lebih ke dalam lagi. Lalu berkatalah anak buah Daud kepadanya, “Inilah kesempatan bagi Bapak! Bukankah TUHAN telah berkata kepada Bapak demikian, ‘Musuhmu akan Kuserahkan kepadamu, perbuatlah sekehendakmu atas dia!’ ” Kemudian Daud menyelinap ke tempat Saul dan dengan diam-diam dipotongnya sedikit pinggir jubah Saul. Tetapi setelah itu, Daud merasa bersalah karena ia telah melakukan hal itu. Ia berkata kepada anak buahnya, “Semoga TUHAN menjaga jangan sampai aku berbuat jahat terhadap rajaku yang telah dipilih TUHAN. Sedikit pun tak boleh aku menyakitinya, karena dia raja pilihan TUHAN!” Demikianlah Daud menenangkan anak buahnya, dan tidak mengizinkan mereka menyerang Saul. Saul bangkit dan meninggalkan gua itu, lalu meneruskan perjalanannya. Daud pun keluar dari gua itu dan berseru di belakang Saul, “Baginda!” Saul menoleh ke belakang dan Daud sujud dengan hormat lalu berkata, “Mengapa Baginda mendengarkan omongan orang yang mengatakan bahwa hamba hendak mencelakakan Baginda? Sekarang Baginda mengalami sendiri bahwa di dalam gua tadi, TUHAN telah menyerahkan Baginda kepada hamba. Hamba telah dibujuk oleh seseorang untuk membunuh Baginda, tetapi hamba menolak. Hamba menjawab bahwa hamba tidak mau menyakiti raja hamba yang dipilih TUHAN. Lihatlah, Ayahku! Lihatlah potongan jubah Baginda yang hamba pegang ini! Sebenarnya hamba dapat membunuh Baginda, tetapi hamba hanya memotong sedikit pinggir jubah Baginda. Jadi, nyatalah bahwa hamba tidak bermaksud jahat ataupun durhaka. Baginda mengejar-ngejar hamba untuk membunuh hamba, meskipun hamba tidak bersalah sedikit pun terhadap Baginda. Semoga TUHANlah yang memutuskan siapa di antara kita yang bersalah! TUHANlah kiranya yang membalas perbuatan Baginda terhadap hamba, namun sedikit pun hamba tidak akan menyakiti Baginda. Baginda tahu peribahasa kuno ini, ‘kejahatan hanya dilakukan oleh orang yang jahat.’ Sebab itu hamba tidak akan menyakiti Baginda. Perhatikanlah hamba ini yang hendak dibunuh oleh raja Israel! Lihatlah hamba ini yang dikejar-kejarnya! Hamba hanya seekor anjing mati, seekor kutu saja. TUHAN akan menjadi hakim antara Baginda dan hamba. Semoga Dia memeriksa perkara ini, dan membela hamba serta menyelamatkan hamba dari Baginda.” Setelah Daud selesai mengucapkan kata-kata itu, berkatalah Saul, “Engkaukah itu, hai Daud, anakku?” Lalu menangislah ia. Maka katanya kepada Daud, “Engkau yang benar, dan akulah yang salah. Kejahatanku terhadapmu telah kaubalas dengan kebaikan. Pada hari ini engkau telah menunjukkan bahwa engkau bermaksud baik terhadapku, sebab engkau tidak membunuhku, meskipun TUHAN telah menyerahkan aku kepadamu. Jarang sekali seseorang bertemu dengan musuhnya tetapi dibiarkannya musuhnya itu hidup! Jadi, semoga TUHAN memberkati engkau oleh karena perbuatanmu yang baik terhadapku pada hari ini! Sekarang aku yakin bahwa engkau akan menjadi raja atas Israel dan bahwa kerajaan Israel akan tetap kokoh di bawah pemerintahanmu. Sekarang berjanjilah kepadaku demi TUHAN, bahwa engkau tidak akan membunuh keturunanku, dan juga tidak akan menghapus nama keluargaku!”