1 Samuel 17:1-51
1 Samuel 17:1-51 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Lalu bangsa Filistin mengumpulkan pasukan mereka untuk berperang melawan bangsa Israel. Mereka bersiap-siap untuk menyerang kota Soko di tanah Yehuda. Perkemahan mereka dimulai dari kota Soko dan sampai di kota Azeka, yang berada di wilayah bernama Efes Damim. Saul juga mengumpulkan tentara Israel dan berkemah di lembah Elah. Mereka bersiap-siap untuk menghadapi pasukan Filistin. Pasukan Filistin berada di satu bukit dan pasukan Israel berada di bukit sebelahnya, dengan lembah terbentang di antara mereka. Lalu dari barisan tentara Filistin keluarlah seorang jagoan perang yang bernama Goliat, orang Gat. Tingginya tiga meter. Dia memakai topi perunggu di kepalanya, dan mengenakan baju zirah yang terbuat dari perunggu. Berat baju itu 57,5 kilogram. Dia memakai pelindung dari perunggu di kakinya dan memanggul sebuah lembing di bahunya. Gagang tombaknya sebesar balok tukang tenun, dan mata tombak itu beratnya tujuh kilogram. Pembawa perisainya berjalan di depannya. Goliat berdiri dan berteriak kepada pasukan Israel, “Mengapa kalian berdiri saja di barisan perang?! Bukankah saya seorang Filistin dan kalian adalah hamba Saul? Pilihlah seorang dari antara kalian untuk bertarung melawan saya. Jikalau dia mampu mengalahkan dan membunuh saya, maka bangsa kami akan menjadi budak kalian. Namun, apabila saya yang mengalahkan dan membunuh dia, maka bangsa kalian yang akan menjadi budak kami. Saya menantang pasukan Israel hari ini! Berikanlah kepada saya satu orang saja supaya kami dapat bertarung satu lawan satu.” Ketika Saul dan seluruh orang Israel mendengar kata-kata Goliat itu, mereka sangat cemas dan ketakutan. Daud adalah anak Isai, seorang dari keluarga Efrata yang berasal dari Betlehem, suku Yehuda. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Ketika Saul menjadi raja, usia Isai sudah sangat tua. Tiga anak tertua Isai yang bernama Eliab, Abinadab, dan Syama, pergi berperang bersama Saul. Dan Daud adalah anak bungsu. Daud sering pulang pergi dari perkemahan Saul ke Betlehem untuk menggembalakan kawanan domba bapaknya. Tetapi setiap pagi dan sore selama empat puluh hari, Goliat masih terus menantang pasukan Israel dengan sangat sombong. Pada suatu hari Isai berkata kepada Daud, “Anakku, cepat berangkatlah dengan membawa sepuluh kilogram gandum panggang dan sepuluh roti ini kepada kakak-kakakmu di perkemahan. Berikanlah juga sepuluh potong keju ini kepada komandan mereka. Lihatlah keadaan kakak-kakakmu lalu pulanglah dengan membawa bukti bahwa kamu sudah bertemu mereka dan mereka dalam keadaan baik-baik.” Pada waktu itu Saul beserta pasukan Israel masih berada di lembah Elah dalam keadaan siap berperang melawan orang Filistin. Keesokan harinya, Daud bangun pagi-pagi dan meninggalkan kawanan dombanya kepada seorang penjaga. Lalu dia pergi membawa makanan itu, seperti yang sudah diperintahkan bapaknya kepadanya. Ketika Daud sampai di perkemahan Israel, pasukan sedang mengatur barisan tempur mereka sambil meneriakkan sorak perang. Pasukan Israel dan pasukan Filistin itu sudah mengatur barisannya. Mereka saling berhadapan dan siap untuk bertempur. Daud menyerahkan makanan itu kepada kepala perbekalan, lalu dia berlari ke medan perang untuk menemui kakak-kakaknya. Ketika Daud sedang berbicara dengan mereka, keluarlah Goliat tentara Filistin yang jagoan itu. Dia berteriak untuk menghina dan menantang Israel seperti kebiasaannya. Daud juga mendengarnya. Ketika pasukan Israel melihat Goliat, mereka mulai lari ketakutan. Seorang pasukan Israel berkata, “Sudahkah kamu melihat orang raksasa itu?! Setiap hari dia keluar untuk menghina kita. Raja sudah berjanji bahwa orang yang berhasil membunuhnya akan diberikan kekayaan yang melimpah, dan juga anak perempuan dari Raja Saul menjadi istrinya. Dia dan kaum keluarganya juga akan dibebaskan dari pajak.” Berkatalah Daud, “Siapakah penyembah berhala itu, sehingga dia dibiarkan untuk terus saja menghina Allah yang hidup serta pasukan-Nya?!” Kemudian dia bertanya kepada orang-orang lain yang berdiri di dekatnya, “Apakah yang akan diberikan kepada orang yang membunuh orang Filistin itu dan menghapus penghinaan terhadap Israel?” Mereka memberi tahu yang sama kepadanya, seperti perkataan yang tadi dia dengar dengan menegaskan, “Ya, hal-hal itulah yang menjadi hadiah bagi orang yang membunuhnya.” Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar Daud berbicara dengan mereka, Eliab menjadi marah kepada Daud lalu berkata, “Mengapa kamu datang ke sini?! Siapa yang menjaga kawanan domba ayah kita itu di padang belantara?! Aku tahu kesombongan dan kejahatan hatimu! Kamu datang ke sini hanya untuk melihat peperangan ini!” Lalu Daud menjawab, “Apa salahku? Aku hanya bertanya kepada mereka!” Kemudian Daud meninggalkan Eliab dan mendekati beberapa orang lain. Dia menanyakan hal yang sama dan mendapat jawaban yang sama pula. Akhirnya perkataan Daud itu disampaikan kepada Raja Saul, dan raja pun memanggil Daud. Berkatalah Daud kepada Saul, “Janganlah seorang pun yang patah semangat karena Goliat. Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul menjawab, “Tidak mungkin kamu sanggup mengalahkan dia, sebab kamu masih muda, sedangkan dia sudah biasa berperang sejak masa mudanya.” Lalu Daud berkata kepada Saul, “Hambamu ini sudah biasa menggembalakan kawanan domba ayah saya. Apabila singa atau beruang datang, dan menerkam seekor domba, maka hamba mengejar dan memukulnya, lalu melepaskan domba itu dari mulutnya. Apabila dia menyerang saya, maka hamba menangkap rahangnya, lalu memukulnya sampai mati. Hamba sudah membunuh singa maupun beruang, dan penyembah berhala itu akan saya perlakukan seperti binatang saja, karena dia sudah menghina Allah yang hidup serta pasukan-Nya. TUHAN yang sudah melepaskan hamba dari cakar singa maupun beruang, juga akan melepaskan hamba dari tangan orang Filistin itu.” Lalu Saul menjawab, “Pergilah, dan semoga TUHAN menyertaimu.” Lalu Saul mengenakan pakaian perangnya kepada Daud, dan meletakkan topi tembaga di atas kepalanya serta mengenakan baju zirah kepadanya. Daud mengikatkan pedangnya di bagian luar pada baju perangnya itu, dan mencoba berjalan beberapa langkah, sebab dia belum pernah memakai pakaian perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Saul, “Hamba tidak dapat berjalan dengan pakaian ini, karena hamba belum pernah memakainya.” Lalu Daud melepaskan semua perlengkapan itu. Sesudah itu, Daud mengambil tongkatnya dan pergi ke sungai, memilih lima batu yang licin dan menaruhnya di dalam tasnya. Dengan memegang sebuah umban, dia pergi menuju tempat Goliat berada. Goliat pun berjalan mendekat ke arah Daud, dan di depannya ada pembawa perisainya. Goliat memandang lalu menghina dia, karena Daud masih muda, kemerah-merahan, dan elok parasnya. Goliat membentak Daud, “Kamu anggap aku ini anjing, sehingga kamu mendatangi aku dengan membawa sepotong kayu?!” Lalu dia mengutuki Daud atas nama para dewanya. Goliat menantang Daud, “Ayo maju! Lawanlah aku dan aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung dan binatang-binatang liar.” Tetapi Daud menjawab, “Kamu mendatangi aku dengan pedang, tombak, dan lembing. Tetapi aku mendatangi kamu atas nama TUHAN Panglima Semesta, yaitu Allah pasukan Israel yang sudah kamu hina itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan kamu ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan kamu serta memenggal kepalamu. Mayatmu dan mayat para tentara Filistin akan menjadi makanan burung-burung dan binatang-binatang liar, sehingga seluruh dunia tahu bahwa Israel melayani Allah yang hidup. Dan setiap tentara yang terkumpul di sini akan mengetahui bahwa TUHAN tidak perlu pedang dan tombak untuk menyelamatkan umat-Nya. Sebab peperangan ini berada dalam kekuasaan TUHAN sendiri. Dia akan menyerahkan semua pasukanmu ke tangan kami.” Ketika Goliat maju lagi untuk menyerang, Daud berlari dengan cepat untuk menghadapinya. Daud mengambil sebuah batu dari dalam tasnya dan memasangnya pada umbannya. Lalu dia mengayunkan umban dan melontarkan batu itu tepat pada sasarannya. Batu itu terbenam di dahi Goliat, sehingga dia terjatuh dengan muka menghadap ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan dan membunuh Goliat hanya dengan umban dan sebuah batu, tanpa memegang pedang. Lalu Daud berlari ke tempat Goliat jatuh, mencabut pedang Goliat dari sarungnya, lalu memenggal kepalanya. Ketika pasukan Filistin melihat bahwa pahlawan mereka sudah mati, maka mereka melarikan diri.
1 Samuel 17:1-51 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim. Saul dan orang-orang Israel juga berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin; mereka mengatur barisan perangnya berhadapan dengan orang Filistin. Orang Filistin berdiri di bukit sebelah sini dan orang Israel berdiri di bukit sebelah sana, dan lembah ada di antara mereka. Lalu tampillah keluar seorang pendekar dari tentara orang Filistin. Namanya Goliat, dari Gat. Tingginya enam hasta sejengkal. Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga. Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya. Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: ”Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku. Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami.” Pula kata orang Filistin itu: ”Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.” Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan. Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya. Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul. Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem. Orang Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia tampil ke depan empat puluh hari lamanya. Isai berkata kepada Daud, anaknya: ”Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu. Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka. Saul dan mereka itu dan semua orang Israel ada di Lembah Tarbantin tengah berperang melawan orang Filistin.” Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang. Orang Israel dan orang Filistin itu mengatur barisannya, barisan berhadapan dengan barisan. Lalu Daud menurunkan barang-barangnya dan meninggalkannya di tangan penjaga barang-barang tentara. Berlari-larilah Daud ke tempat barisan; sesampai di sana, bertanyalah ia kepada kakak-kakaknya apakah mereka selamat. Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar itu. Namanya Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang tadi juga, dan Daud mendengarnya. Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan. Berkatalah orang-orang Israel itu: ”Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan dia akan dianugerahi raja kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya yang perempuan kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di Israel.” Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: ”Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” Rakyat itu pun menjawabnya dengan perkataan tadi: ”Begitulah akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan dia.” Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: ”Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.” Tetapi jawab Daud: ”Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!” Lalu berpalinglah ia dari padanya kepada orang lain dan menanyakan yang sama. Dan rakyat memberi jawab kepadanya seperti tadi. Terdengarlah kepada orang perkataan yang diucapkan oleh Daud, lalu diberitahukanlah kepada Saul. Dan Saul menyuruh memanggil dia. Berkatalah Daud kepada Saul: ”Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud: ”Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul: ”Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” Pula kata Daud: ”TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: ”Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya. Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: ”Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya.” Kemudian ia menanggalkannya. Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya. Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: ”Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: ”Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: ”Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.
1 Samuel 17:1-51 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Pada suatu ketika orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk maju berperang. Mereka mengatur barisannya di kota Sokho, dalam wilayah Yehuda dan memasang perkemahannya di antara Sokho dan Azeka, dekat Efes-Damim. Saul dan orang-orang Israel berkumpul juga dan berkemah di Lembah Ela; mereka bersiap-siap untuk menghadapi serangan orang Filistin. Demikianlah barisan orang Filistin berdiri di sebuah bukit dan barisan orang Israel di bukit yang lain, dan di antaranya ada sebuah lembah. Maka seorang jago berkelahi yang bernama Goliat, dari kota Gat, keluar dari perkemahan Filistin untuk menantang orang Israel. Tingginya kira-kira tiga meter, dan ia memakai topi tembaga dan baju perang tembaga yang beratnya kira-kira lima puluh tujuh kilogram. Kakinya dilindungi oleh penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya sebesar kayu pada alat tenun, dan mata tombaknya kira-kira tujuh kilogram beratnya. Seorang prajurit berjalan di depannya dengan membawa perisainya. Goliat berhenti lalu berseru kepada tentara Israel, “Apa yang sedang kamu lakukan di situ? Hendak berperangkah kamu? Aku seorang Filistin, hai hamba-hamba Saul! Pilihlah seorang di antara kamu yang berani turun untuk bertempur melawan aku. Jika dalam perang tanding itu, aku terbunuh, kami rela menjadi hambamu, tetapi jika aku yang menang dan membunuhnya, kamulah yang akan menjadi hamba kami. Sekarang juga, kutantang tentara Israel; pilihlah seorang untuk bertanding melawan aku!” Ketika Saul dan orang-orangnya mendengar tantangan itu, terkejutlah mereka dan menjadi sangat ketakutan. Daud adalah anak Isai orang Efrata, dari Betlehem di Yehuda. Isai mempunyai delapan orang anak laki-laki, dan pada zaman pemerintahan Saul, Isai sudah tua sekali. Ketiga anak Isai yang tertua telah pergi berperang mengikuti Saul. Yang sulung bernama Eliab, yang kedua Abinadab, dan yang ketiga Syama. Daud anak yang bungsu. Pada waktu ketiga abangnya yang tertua itu sedang berperang mengikuti Saul, Daud sering meninggalkan Saul dan pulang ke Betlehem untuk menggembalakan domba ayahnya. Selama empat puluh hari, setiap pagi dan petang, Goliat mendekati barisan orang Israel dan menantang mereka. Pada suatu hari Isai berkata kepada Daud, “Ambillah sepuluh kilogram gandum panggang dengan sepuluh roti ini, dan bawalah kepada abang-abangmu di perkemahan tentara. Bawalah juga sepuluh buah keju ini untuk komandan pasukan. Tanyakanlah bagaimana keadaan abang-abangmu, dan bawalah bukti untukku bahwa engkau telah bertemu dengan mereka dan mereka dalam keadaan selamat. Mereka ada di Lembah Ela bersama Raja Saul, dan semua orang Israel sedang bertempur melawan orang Filistin.” Keesokan harinya, pagi-pagi, Daud bangun lalu berkemas. Dombanya dititipkannya kepada seorang penjaga, kemudian ia mengambil bawaannya lalu berangkat, sesuai dengan perintah ayahnya. Ia sampai ke perkemahan pada waktu orang Israel berangkat ke medan pertempuran sambil memekikkan sorak perang. Tentara Filistin dan tentara Israel saling berhadapan dan bersiap-siap untuk bertempur. Lalu Daud menitipkan bawaannya itu kepada penjaga perlengkapan tentara, dan lari ke medan perang untuk menemui abang-abangnya. Tetapi ketika ia sedang berbicara dengan mereka, Goliat maju ke depan dan menantang orang Israel, seperti yang biasa dilakukannya. Daud pun mendengar kata-kata tantangannya itu. Segera setelah orang Israel melihat Goliat, mereka lari ketakutan. “Lihatlah dia!” kata mereka satu sama lain. “Dengarlah kata-kata tantangannya! Saul raja kita telah berjanji bahwa siapa saja yang membunuh Goliat, akan diberikan hadiah yang besar. Raja juga akan mengawinkan orang itu dengan putrinya. Dan keluarga ayah orang itu akan dibebaskan dari pajak.” Lalu Daud berkata, “Berani benar orang Filistin si kafir itu menantang tentara Allah yang hidup!” Kemudian ia bertanya kepada salah seorang prajurit, “Apakah yang akan diberikan kepada orang yang bisa membunuh orang Filistin itu dan menghapus penghinaan dari Israel?” Rakyat memberitahukan kepadanya apa yang telah dijanjikan raja. Eliab abang Daud yang sulung mendengar Daud berbicara dengan prajurit-prajurit. Dia menjadi marah kepada Daud dan berkata, “Mengapa kaudatang kemari? Siapa telah kausuruh mengurus domba-dombamu yang beberapa ekor itu di padang gurun? Aku tahu, kau berlagak berani; kaudatang kemari hanya untuk melihat pertempuran bukan?” Jawab Daud, “Apa salahku? Aku kan hanya bertanya!” Lalu dia pergi dan menanyakan hal yang sama kepada prajurit-prajurit yang lain; dan ia mendapat jawaban begitu juga. Tetapi beberapa orang yang mendengar perkataan Daud, menyampaikannya kepada Saul, jadi Daud dipanggilnya menghadap. Kata Daud kepada Saul, “Baginda, kita tak perlu takut kepada orang Filistin itu! Hamba bersedia melawan dia.” “Jangan,” jawab Saul. “Bagaimana mungkin engkau bertanding dengan dia? Engkau masih muda sekali, sedangkan dia sudah biasa berperang sejak masa mudanya.” Tetapi Daud berkata, “Baginda, hamba biasa menggembalakan domba ayah hamba. Bilamana ada singa atau beruang datang menerkam domba, binatang buas itu hamba kejar dan hantam, lalu domba itu hamba selamatkan. Dan jika singa atau beruang itu melawan hamba, maka hamba pegang lehernya, lalu hamba pukul sampai mati. Hamba telah membunuh singa maupun beruang, dan orang Filistin si kafir itu juga akan sama seperti binatang-binatang itu, karena ia berani menghina tentara dari Allah yang hidup. TUHAN telah menyelamatkan hamba dari singa dan beruang, Dia juga akan menyelamatkan hamba dari orang Filistin itu.” Lalu kata Saul kepadanya, “Baiklah, semoga TUHAN menolongmu.” Saul memberikan pakaian perangnya, yaitu sebuah baju besi kepada Daud dan Daud mengenakannya. Lalu Saul memakaikan topi tembaga pada kepala Daud. Akhirnya Daud mengikatkan pedang Saul pada baju besi itu lalu mencoba berjalan, tetapi tidak bisa, karena Daud tidak biasa memakai pakaian perang. “Hamba tidak bisa berjalan dengan pakaian ini,” katanya kepada Saul. “Hamba tidak biasa memakainya.” Lalu seluruh pakaian perang itu ditanggalkannya. Kemudian ia mengambil tongkat gembalanya, dan memilih lima buah batu yang bulat dari sungai, lalu dimasukkannya ke dalam kantongnya. Dengan umban siap di tangannya, pergilah ia menemui Goliat. Beberapa saat kemudian Goliat yang didahului oleh pembawa perisainya, mulai berjalan mendekati Daud. Tetapi ketika ia melihat Daud dan memperhatikannya, Goliat tertawa mengejek karena Daud masih muda sekali dan tampan. Kata Goliat kepada Daud, “Untuk apa tongkat itu? Apakah kauanggap aku ini anjing?” Lalu Daud dikutukinya demi para dewanya. Lagipula ia menantang Daud, katanya, “Ayo, maju! akan kuberikan tubuhmu kepada burung dan binatang supaya dimakan.” Tetapi Daud menjawab, “Engkau datang melawanku dengan pedang, tombak dan lembing, tetapi aku datang melawanmu dengan nama TUHAN Yang Mahakuasa, Allah tentara Israel yang kauhina itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau kepadaku; engkau akan kukalahkan dan kepalamu akan kupenggal. Tubuhmu dan tubuh prajurit-prajurit Filistin akan kuberikan kepada burung dan binatang supaya dimakan. Maka seluruh dunia akan tahu bahwa kami bangsa Israel mempunyai Allah yang kami sembah, dan semua orang di sini akan melihat bahwa TUHAN tidak memerlukan pedang atau tombak untuk menyelamatkan umat-Nya. Dialah yang menentukan jalan peperangan ini dan Dia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Goliat mulai maju mendekati Daud, lalu dengan cepat Daud berlari ke arah barisan orang Filistin untuk menghadapi dia. Daud merogoh kantongnya, mengambil sebuah batu lalu diumbankannya kepada Goliat. Batu itu menghantam dahi Goliat sehingga pecahlah tengkoraknya, dan ia roboh dengan mukanya ke tanah. Daud berlari kepada Goliat, lalu berdiri di dekatnya; ia mengambil pedang Goliat dan mencabutnya dari sarungnya, lalu dipenggalnya kepala orang Filistin itu. Demikianlah Daud mengalahkan dan membunuh Goliat, hanya dengan umban dan batu! Ketika orang-orang Filistin melihat bahwa pahlawan mereka sudah mati, larilah mereka.