1 Korintus 14:1-28
1 Korintus 14:1-28 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Oleh karena itu, utamakanlah kasih setiap waktu, dan berusahalah sungguh-sungguh untuk menerima kemampuan rohani, terutama kemampuan menyampaikan pesan Allah. Saya berkata begitu karena orang-orang yang mempunyai kemampuan rohani untuk berbicara dalam bahasa lain biasanya tidak menyampaikan sesuatu yang bisa dimengerti orang lain. Melalui Roh Kudus, mereka hanya berbicara kepada Allah tentang hal-hal yang dimengerti oleh Allah saja. Sebaliknya, orang-orang yang menyampaikan pesan dari Roh Allah bisa berbicara kepada orang lain untuk menguatkan, memberi dorongan, dan menghibur mereka. Orang yang berbicara dalam bahasa lain sesuai pimpinan Roh Kudus biasanya hanya menguatkan diri sendiri, sedangkan orang yang menyampaikan pesan dari Roh Allah bisa menguatkan seluruh jemaat. Saya senang bila kamu semua mendapat kemampuan rohani untuk berbicara dalam bahasa lain. Tetapi saya lebih menginginkan agar kamu bisa menyampaikan pesan dari Roh Allah. Orang yang memiliki kemampuan itu lebih diperlukan dalam jemaat daripada yang berbicara dalam bahasa lain. Orang yang berbicara bahasa lain baru akan berguna jika ada anggota yang mempunyai kemampuan rohani untuk menerjemahkan bahasa itu, karena dengan demikian seluruh jemaat bisa dikuatkan melalui pesan yang disampaikannya. Saudara-saudari, percuma saja kalau saya datang kepada kalian dan menggunakan kemampuan rohani untuk berbicara dalam bahasa lain yang tidak kalian mengerti! Saya hanya akan berguna bagi kalian bila sesuai tuntunan Roh Allah saya berbicara dalam bahasa yang kalian mengerti untuk mengajar, menyampaikan pesan Allah, menjelaskan suatu pengetahuan, atau menyatakan sesuatu yang membuka wawasan baru. Benda mati pun, misalnya suling atau gitar, kalau dibunyikan dengan asal-asalan tidak akan mengeluarkan nada yang bisa dipahami. Atau terompet militer, kalau ditiup asal-asalan, para tentara tidak akan paham sinyal perang yang diberikan. Nah, terlebih lagi manusia! Kalau kamu berbicara bahasa lain dengan pimpinan Roh Allah, tetapi kata-katamu tidak bisa dimengerti, bagaimana hal itu akan berguna bagi pendengar? Kamu seperti berbicara kepada angin saja. Memang ada banyak sekali bahasa di dunia, dan setiap bahasa bermakna bagi orang-orang yang menggunakannya. Tetapi kalau saya tidak mengerti bahasa seseorang, maka saya menjadi orang asing bagi dia, dan dia pun orang asing bagi saya. Demikian juga dengan kamu. Karena kamu sangat menginginkan kemampuan rohani dari Roh Kudus, sebaiknya kamu berdoa dengan sungguh-sungguh supaya kamu diberi kemampuan yang lebih diperlukan untuk menguatkan jemaatmu. Jadi, orang yang mempunyai kemampuan rohani untuk berbicara dalam bahasa lain hendaklah berdoa supaya diberi kemampuan untuk menerjemahkannya juga. Kalau saya berdoa dalam bahasa lain sesuai pimpinan Roh Kudus, yang berdoa hanya roh saya, sedangkan pikiran saya diam. Maka, saya memutuskan bahwa ketika saya berdoa, saya akan melibatkan roh dan pikiran. Waktu saya menyanyikan pujian, saya akan melibatkan roh dan pikiran juga. Sebab kalau kita memuji Allah dengan roh kita, yaitu memakai kemampuan berbicara bahasa lain, pendengar tidak akan bisa turut memuji Allah atau mengucapkan “Amin” atas ucapan syukur itu, karena mereka tidak mengerti. Sekalipun isi ucapan syukur itu sangat baik, para pendengar tidak akan dikuatkan. Saya bersyukur kepada Allah bahwa saya mendapat kemampuan rohani berbicara bahasa lain lebih daripada kamu semua. Namun dalam pertemuan jemaat, saya lebih suka mengucapkan lima kata yang bisa dimengerti daripada ribuan kata dalam bahasa lain, supaya para pendengar dikuatkan oleh ajaran saya. Saudara-saudari, tentang hal ini janganlah berpikir seperti anak-anak, tetapi jadilah dewasa! Sebaliknya tentang kejahatan, jadilah seperti bayi. Sebab mengenai penggunaan bahasa asing, ada tertulis dalam Firman TUHAN, “Dengarkanlah perkataan TUHAN, ‘Dengan memakai bangsa-bangsa asing yang mengalahkan bangsa Israel Aku akan berbicara kepada bangsa yang keras kepala ini. Biarpun pesan-Ku akan disampaikan kepada mereka dalam bahasa asing, mereka tetap tidak akan mendengarkan Aku!’” Dari Firman itu kita tahu bahwa kemampuan rohani berbahasa lain lebih cocok dipakai terhadap orang-orang yang keras kepala dan menolak percaya kepada TUHAN, tetapi kurang berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebaliknya, kemampuan rohani untuk menyampaikan pesan Roh Allah sangat berguna bagi orang yang sudah percaya, dan kurang cocok bagi mereka yang belum percaya. Apalagi, kalau ada beberapa orang yang baru masuk ke dalam pertemuan jemaat kalian, dan kamu semua berbicara dalam berbagai bahasa lain, pastilah mereka pikir kalian gila! Tetapi seandainya kamu semua menyampaikan pesan dari Roh Allah, lalu ada seorang yang belum percaya atau belum mengerti masuk ke dalam pertemuan kalian itu, maka hal-hal yang kalian sampaikan akan menyatakan dosa-dosanya, dan dia akan merasa tertegur oleh semua yang kalian katakan. Rahasia-rahasia dalam hatinya juga akan dinyatakan, sehingga akhirnya dia berlutut menyembah Allah serta mengaku, “Allah benar-benar bersama kalian!” Jadi Saudara-saudari, inilah kesimpulan dari semuanya: Waktu kalian berkumpul, hendaklah setiap orang terlibat sesuai kemampuan rohani masing-masing, misalnya membawakan nyanyian, mengajar, menyatakan sesuatu yang membuka wawasan baru, berbicara bahasa lain sesuai pimpinan Roh Kudus, atau menerjemahkan pesan dalam bahasa lain itu. Tujuan dari semuanya itu haruslah untuk saling menguatkan. Kalau ada yang ingin berbicara kepada jemaat dengan menggunakan kemampuan rohani berbahasa lain, maka hanya diperbolehkan dua atau paling banyak tiga orang saja. Hendaklah mereka bergiliran, dan harus ada yang bisa menerjemahkan kata-kata mereka. Kalau tidak ada anggota jemaat yang mempunyai kemampuan rohani untuk menerjemahkan, maka orang yang ingin menggunakan kemampuan berbahasa lain tidak boleh bicara dalam pertemuan. Biarlah dia memakai kemampuan itu untuk berbicara secara pribadi kepada Allah tanpa bersuara.
1 Korintus 14:1-28 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
JADIKANLAH kasih itu tujuan Saudara yang terutama. Walaupun demikian, mintalah kecakapan-kecakapan khusus yang diberikan oleh Roh Kudus, terutama karunia bernubuat serta kesanggupan untuk memberitakan firman Allah. Orang yang berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah, dia berbicara kepada Allah dan bukan kepada manusia, sebab orang tidak dapat memahami Saudara. Saudara berbicara oleh kuasa Roh, tetapi semua itu merupakan rahasia. Tetapi orang yang bernubuat serta memberitakan firman Allah, menolong orang lain untuk tumbuh dalam Tuhan, karena memberi dorongan dan penghiburan kepada mereka. Jadi, orang yang berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah menolong dirinya sendiri mendapat pertumbuhan rohani, sedangkan orang yang mempunyai karunia bernubuat menolong seluruh sidang jemaat. Saya senang sekali kalau Saudara semua berbahasa yang diilhami oleh Allah. Tetapi saya akan lebih senang lagi, andaikata Saudara semua dapat bernubuat, sebab karunia itu lebih bermanfaat daripada karunia berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah, kecuali kalau kemudian Saudara dapat menjelaskan apa yang telah diucapkan, sehingga semua orang dapat memperoleh manfaat daripadanya. Sahabat-Sahabat yang saya kasihi, seandainya saya sendiri datang kepada Saudara dan berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah, bagaimana hal itu dapat menolong Saudara? Tetapi, kalau dengan jelas saya katakan apa yang telah dinyatakan oleh Allah kepada saya atau mengatakan kepada Saudara hal-hal yang saya ketahui atau pesan-pesan dari Allah ataupun kebenaran-kebenaran firman Allah, maka itulah yang Saudara perlukan. Itulah yang bermanfaat bagi Saudara. Alat musik, seruling, atau kecapi misalnya, merupakan contoh untuk menyatakan perlunya berbicara dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, bukan dalam bahasa yang tidak dikenal. Tidak seorang pun akan dapat mengenal lagu yang sedang dimainkan pada seruling, kecuali kalau setiap nada dibunyikan dengan jelas. Dan kalau peniup trompet tidak memainkan nada-nada yang benar, bagaimana prajurit-prajurit dapat mengetahui bahwa mereka harus bersiap-siap untuk bertempur? Demikian juga kalau Saudara berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, bagaimana orang-orang di sekitar Saudara tahu apa yang Saudara maksudkan? Akan sama halnya seperti berbicara kepada bangku-bangku kosong. Saya rasa ada beratus-ratus bahasa yang berlain-lainan di dunia ini dan semuanya baik bagi orang yang memahaminya. Tetapi bagi saya, bahasa-bahasa itu tidak ada artinya. Orang yang berkata-kata kepada saya dalam salah satu dari bahasa-bahasa itu, asing bagi saya dan saya asing baginya. Karena Saudara ingin sekali mendapat karunia-karunia istimewa dari Roh Kudus, mintalah karunia yang paling baik, yang benar-benar akan berguna bagi seluruh sidang jemaat. Apabila seseorang diberi karunia berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah, hendaknya ia berdoa supaya diberi juga karunia mengetahui apa yang diucapkannya, supaya kemudian ia dapat menerangkannya kepada orang lain dengan jelas. Sebab, kalau saya berdoa dalam bahasa yang tidak dikenal, maka roh sayalah yang sedang berdoa, tetapi pikiran saya tidak bekerja. Jadi, apa yang harus saya lakukan? Kedua-duanya akan saya lakukan. Saya akan berdoa dengan roh saya, tetapi saya juga akan berdoa dengan pikiran saya. Saya akan bernyanyi dengan roh saya, tetapi saya juga akan bernyanyi dengan pikiran saya. Sebab, kalau Saudara memuji dan mengucap syukur dengan roh saja dan berbicara dalam bahasa yang lain, bagaimana orang yang tidak mengerti dapat turut memuji Allah bersama-sama dengan Saudara? Bagaimana mereka dapat turut mengucap syukur, kalau mereka tidak mengerti apa yang Saudara ucapkan? Memang Saudara akan mengucap syukur dengan cara yang baik sekali, tetapi hadirin yang lain tidak akan mendapat pertolongan apa-apa. Saya bersyukur kepada Allah bahwa saya lebih sering berbicara dalam bahasa yang diilhami oleh Allah seorang diri daripada Saudara sekalian. Tetapi dalam kebaktian umum, saya lebih suka mengucapkan lima patah kata yang dapat dipahami orang dan yang dapat menolong mereka daripada sepuluh ribu kata dalam bahasa yang diilhami oleh Allah. Saudara sekalian yang saya kasihi, janganlah bersikap kekanak-kanakan dalam memahami hal-hal ini. Jadilah seperti bayi yang tidak mengenal kejahatan, tetapi jadilah orang dewasa yang bijaksana dalam memahami hal-hal semacam ini. Dalam Kitab Suci Allah berkata, “Aku akan berbicara kepada orang-orang ini dengan bahasa yang tidak mereka kenal, tetapi sungguhpun demikian, mereka tidak mau mendengarkan.” Jelaslah bahwa kecakapan berbahasa yang diilhami oleh Allah adalah tanda untuk orang yang belum diselamatkan, bukan untuk orang percaya. Namun, nubuat adalah untuk kepentingan orang percaya, bukan untuk orang yang belum diselamatkan. Sekalipun demikian, kalau seseorang yang belum percaya atau seseorang yang tidak memiliki karunia ini datang ke gereja dan mendengar Saudara semua berbicara dalam bahasa-bahasa lain, maka mungkin sekali ia akan mengira bahwa Saudara sudah gila. Tetapi, kalau Saudara bernubuat, lalu masuklah orang yang belum percaya atau tidak mengerti hal-hal ini, maka dia akan menyadari dosanya dan hati nuraninya akan tersentuh oleh segala apa yang didengarnya. Sementara ia mendengarkan, segala rahasia hatinya akan menjadi nyata dan ia akan berlutut serta menyembah Allah, dan menyatakan bahwa Allah benar-benar berada di tengah-tengah Saudara. Saudara sekalian yang saya kasihi, marilah kita menyimpulkan apa yang telah saya bicarakan. Pada waktu Saudara berhimpun, beberapa orang akan bernyanyi dan yang lain akan mengajar atau menyampaikan pesan tertentu yang telah diberikan Allah kepadanya, atau berbicara dalam suatu bahasa asing, atau menerjemahkan apa yang sedang diucapkan oleh seseorang dalam bahasa yang diilhami oleh Allah. Tetapi apa pun yang dilakukan hendaknya bermanfaat bagi semua orang dan meneguhkan mereka di dalam Tuhan. Yang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal janganlah lebih daripada dua atau tiga orang. Mereka hendaknya berbicara secara bergiliran, dan hendaknya ada yang bersedia menjelaskan apa yang mereka ucapkan. Tetapi, kalau di antara hadirin tidak ada yang dapat menjelaskan, hendaknya mereka berdiam diri. Kalau mereka berkata-kata dalam bahasa yang tidak dikenal, sebaiknya hanya kepada dirinya sendiri dan kepada Allah saja, tetapi jangan kepada umum.
1 Korintus 14:1-28 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Kasih seharusnya menjadi tujuan hidupmu, dan kamu harus menginginkan karunia-karunia yang datang dari Roh terutama karunia untuk bernubuat. Karena, orang yang menerima karunia berbicara dalam bahasa tidak berbicara kepada manusia, tetapi berbicara kepada Allah. Tidak ada seorang pun yang mengerti mereka. Mereka membicarakan hal-hal yang tersembunyi melalui Roh. Tetapi orang yang bernubuat berbicara kepada sesama manusia. Mereka membantu sesama untuk bertumbuh kuat dalam iman, memberikan nasihat dan penghiburan. Mereka yang berbicara dalam bahasa hanya membantu dirinya sendiri. Tetapi mereka yang bernubuat membantu seluruh gereja. Aku berharap kalian semua mendapat karunia untuk berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, tetapi aku lebih suka kalau kalian bernubuat. Orang yang bernubuat lebih penting daripada orang yang hanya dapat berbicara dalam berbagai bahasa, kecuali kalau mereka juga dapat menafsirkan bahasa-bahasa tersebut. Jadi, apa yang mereka katakan akan menjadi sama dengan nubuatan dan akan membantu gereja bertumbuh semakin kuat. Saudara-saudari, apakah itu akan menolongmu jika aku datang kepadamu dan berbicara dengan bahasa yang tidak dikenal? Tentu saja tidak! Ini hanya membantu jika aku datang kepadamu dengan membawa kebenaran Allah yang baru atau pengetahuan, nubuat atau pengajaran. Sama halnya dengan benda-benda mati yang membuat suara, seperti suling atau kecapi. Jika alat-alat musik itu tidak membuat jenis suara yang berbeda, maka orang tidak akan tahu alat apa yang sedang dimainkan. Demikian juga, jika trompet tidak memberikan tanda yang jelas, bagaimana prajurit bisa tahu bahwa waktunya sudah siap untuk perang? Begitu juga dengan kamu. Kalau kamu tidak berbicara dengan bahasa yang bisa dimengerti orang, bagaimana orang bisa tahu apa yang kamu katakan? Perkataanmu akan menjadi sia-sia. Ada banyak bahasa yang dipakai di dunia ini, dan semuanya mempunyai arti. Tetapi kalau aku tidak mengerti bahasa yang dikatakan kepadaku, maka itu hanya akan menjadi suara aneh bagiku, dan aku akan terdengar aneh bagi mereka. Itulah sebabnya, kalau kamu begitu mengingini karunia-karunia rohani, carilah karunia yang bisa membantu gereja bertumbuh semakin kuat. Jadi, mereka yang mempunyai karunia berbicara bahasa yang tidak dikenal, berdoalah agar mereka juga dapat menafsirkan apa yang mereka katakan. Karena kalau aku berdoa dalam bahasa yang tidak dikenal, rohku yang berdoa, tetapi pikiranku tidak berbuat apa-apa. Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku akan berdoa dengan rohku, dan aku juga akan berdoa dengan pikiranku. Aku akan menyanyi dengan rohku, dan aku juga akan menyanyi dengan pikiranku. Mungkin kamu memuji Allah dengan rohmu, tetapi orang yang tidak mengerti, tidak dapat berkata, “Amin”, atas ucapan syukurmu, sebab mereka tidak tahu apa yang kamu katakan. Walaupun kamu bersyukur kepada Allah dengan cara yang baik, tetapi kamu tidak akan membantu orang lain bertumbuh kuat dalam iman. Aku bersyukur kepada Allah, karena aku lebih diberkati dalam berbagai bahasa yang tidak dikenal daripada kalian semua. Tetapi dalam pertemuan gereja, aku lebih senang berbicara lima kata yang dapat dimengerti untuk membantu pertumbuhan mereka daripada ribuan kata dalam bahasa yang tidak dikenal. Saudara-saudari, janganlah berpikir seperti anak-anak. Dalam hal-hal jahat jadilah seperti bayi, tetapi dalam pemikiranmu berpikirlah seperti orang dewasa! Seperti Tuhan berkata dalam Kitab Suci: “Menggunakan mereka yang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, dan menggunakan bibir orang asing, Aku akan berbicara kepada bangsa ini, meskipun demikian, mereka tetap tidak menaati Aku.” Jadi, apakah ini berarti penggunaan bahasa yang tidak dikenal adalah tanda untuk orang yang tidak percaya, bukan untuk orang percaya? Sedangkan nubuatan adalah tanda untuk orang percaya, bukan untuk orang yang tidak percaya? Jadi, seumpama seluruh gereja berkumpul bersama dan kalian semua berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, lalu ada orang yang belum percaya masuk atau tidak tahu apa yang kamu lakukan, bukankah mereka akan berkata bahwa kalian semua gila? Tetapi seumpama, semua orang bernubuat dan ada tamu yang belum percaya masuk, maka dosa-dosanya akan diperjelas kepadanya karena apa yang mereka dengar. Mereka akan diadili oleh semua yang kamu katakan. Hal-hal tersembunyi dalam hatinya akan dinyatakan. Dan mereka akan berlutut dan menyembah Allah serta mengaku, “Benar-benar Allah ada bersama kalian.” Jadi, saudara-saudari, apa yang harus kita lakukan? Ketika kamu berkumpul, biarlah seorang menyanyi, yang lain mengajar dan yang lain lagi menyampaikan kebenaran dari Allah. Seorang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, dan seorang lainnya menafsirkan bahasa itu. Tujuan dari apa yang kamu perbuat adalah untuk membantu semua orang bertumbuh menjadi kuat dalam iman. Jika ada orang yang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, biarlah hanya dua orang atau paling banyak tiga orang yang melakukan ini. Dan mereka harus berbicara secara bergiliran dan haruslah ada orang yang menafsirkan apa yang mereka katakan. Namun, jika dalam pertemuan itu tidak ada seorang penafsir, maka setiap orang yang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal haruslah diam. Biarlah mereka hanya berbicara kepada diri sendiri dan kepada Allah.
1 Korintus 14:1-28 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi – bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak – entah berapa banyak – macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ”amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh. Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! Dalam hukum Taurat ada tertulis: ”Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.” Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: ”Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.” Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
1 Korintus 14:1-28 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Hendaklah kalian berusaha untuk mengasihi orang-orang lain. Dan berusahalah juga untuk menerima karunia-karunia yang diberikan Roh Allah, terutama sekali kesanggupan untuk menyampaikan rencana-rencana Allah kepada manusia. Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, orang itu bukannya berbicara kepada manusia; ia berbicara kepada Allah. Tidak ada orang yang mengerti apa yang ia katakan, sebab Roh Allah yang menyebabkan ia mengucapkan hal-hal yang hanya diketahui Allah. Sebaliknya orang yang menyampaikan berita dari Allah, menyampaikannya kepada manusia; untuk menguatkan mereka, untuk memberi semangat kepada mereka dan untuk menghibur mereka. Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib hanya menguatkan dirinya sendiri saja, sedangkan orang yang menyampaikan berita dari Allah menolong jemaat menjadi maju. Alangkah baiknya kalau Saudara semua dapat berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib. Tetapi yang paling baik ialah kalau Saudara dapat memberitakan rencana-rencana Allah. Sebab orang yang menyampaikan berita dari Allah, lebih besar daripada orang yang berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib; lain halnya kalau orang yang berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib itu dapat menjelaskan apa yang dikatakannya itu, supaya seluruh jemaat mendapat manfaatnya. Kalau saya seandainya datang kepadamu dan saya berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib, apa gunanya itu untuk kalian? Tidak ada gunanya sedikit pun! Lain halnya, kalau saya menyatakan suatu pengungkapan dari Allah, atau saya menjelaskan sesuatu tentang Allah, atau saya menyampaikan berita dari Allah, atau saya mengajar. Alat-alat musik yang tidak bernyawa sedikit pun, seperti misalnya seruling dan kecapi, kalau nada-nadanya tidak dimainkan dengan jelas, bagaimana orang tahu lagu apa yang dimainkannya? Suatu contoh yang lain lagi: Kalau trompet dibunyikan sembarangan, siapa yang akan bersiap untuk berperang? Begitu juga dengan kesanggupanmu untuk berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib. Kalau Saudara dengan kesanggupan itu mengucapkan kata-kata yang tidak jelas, tidak ada seorang pun yang bisa mengerti apa yang Saudara katakan. Kata-katamu itu akan lenyap tidak menentu. Di dunia ini ada sekian banyak bahasa, tetapi tidak ada satu pun dari bahasa-bahasa itu yang tidak mengandung arti. Tetapi kalau saya tidak mengerti bahasa yang diucapkan seseorang, maka orang yang memakai bahasa itu merupakan orang asing terhadap saya; begitu juga saya terhadap dia. Mengenai kalian sendiri, saya tahu kalian ingin sekali mendapat karunia-karunia dari Roh Allah. Tetapi yang terutama sekali, haruslah kalian berusaha untuk memakai kesanggupan yang menolong jemaat menjadi maju. Itu sebabnya orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, haruslah memohon dari Allah supaya ia diberi juga kesanggupan untuk menerangkan apa yang dikatakannya itu. Sebab kalau saya berdoa dengan bahasa yang ajaib, roh saya memang berdoa, tetapi pikiran saya tidak bekerja. Jadi, saya harus berbuat apa? Ini yang akan saya buat: Saya akan berdoa dengan roh saya, tetapi saya akan berdoa juga dengan pikiran saya. Saya akan bernyanyi dengan roh saya, tetapi saya mau menyanyi juga dengan pikiran saya. Sebab kalau Saudara mengucap terima kasih kepada Allah dengan rohmu saja, dan ada orang lain yang tidak mengerti bahasa ajaib yang dari Roh Allah itu, maka orang itu tidak dapat berkata, “Aku setuju” terhadap doa syukurmu itu; karena ia tidak tahu apa yang Saudara katakan. Meskipun doa terima kasihmu kepada Tuhan itu sangat baik, namun doa itu tidak ada gunanya sama sekali bagi orang lain. Saya berterima kasih kepada Allah sebab saya sendiri dapat berbicara dalam berbagai-bagai bahasa yang ajaib lebih daripada Saudara semua. Namun, di dalam pertemuan-pertemuan untuk menyembah Tuhan, saya lebih suka memakai lima perkataan yang dapat dimengerti orang daripada memakai beribu-ribu perkataan dalam bahasa yang ajaib. Saya lebih suka begitu supaya saya dapat mengajar orang. Saudara-saudara! Janganlah berpikir seperti anak-anak. Dalam hal kejahatan, hendaklah kalian tetap seperti anak kecil. Tetapi dalam pemikiran, hendaklah kalian menjadi orang yang sudah dewasa. Dalam Alkitab tertulis begini, “Tuhan berkata, ‘Dengan perantaraan orang-orang yang berbicara dengan bahasa yang ganjil, Aku akan berbicara kepada umat ini. Bahkan dengan perantaraan orang-orang asing, Aku akan berbicara kepada umat-Ku; namun demikian, mereka tidak mau mendengar perkataan-Ku.’ ” Jadi karunia untuk berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib adalah sebagai tanda untuk orang yang tidak percaya, bukan untuk orang yang percaya. Dan karunia untuk memberitahukan rencana Allah kepada manusia adalah tanda untuk orang yang percaya, bukan untuk orang yang tidak percaya. Karena itu, kalau seandainya di dalam pertemuan jemaat, seluruh jemaat berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib, lalu datang beberapa orang luar, atau orang-orang yang bukan Kristen, tentu orang-orang itu akan menyangka kalian sudah gila semuanya! Tetapi kalau Saudara semuanya menyampaikan berita dari Allah, lalu datang seorang yang bukan Kristen atau seorang luar, maka hal-hal yang diberitakan oleh Saudara semuanya akan menunjukkan dosa-dosa orang itu dan membuat ia sadar akan dosa-dosanya. Hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya akan dinyatakan, sehingga ia akan merendahkan dirinya lalu menyembah Allah. Ia akan mengaku bahwa Allah benar-benar ada di tengah-tengah kalian. Jadi, Saudara-saudara, apa artinya semuanya itu? Kalau kalian berkumpul untuk menyembah Tuhan, ada yang menyanyi, ada yang mengajar, ada yang memberitahukan sesuatu dari Allah, ada yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, dan ada yang menjelaskan apa yang dikatakan itu. Tetapi semuanya itu haruslah dilakukan untuk mengajar dan untuk kebaikan semuanya. Kalau ada yang mau berbicara dalam bahasa yang ajaib, haruslah dua atau paling banyak tiga orang saja secara bergilir. Dan harus ada yang menjelaskan apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara itu. Kalau tidak ada yang dapat menjelaskannya, maka orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib itu harus diam dalam pertemuan itu. Biarlah mereka berbicara dalam hati saja kepada Allah.