Pada suatu hari murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus dan bertanya, “Mengapa murid-murid Guru tidak berpuasa seperti kami dan orang-orang Farisi?”
“Haruskah sahabat-sahabat pengantin laki-laki bersedih hati waktu pengantin itu masih ada bersama-sama dengan mereka?” tanya Yesus. “Tetapi akan tiba saatnya pengantin laki-laki itu diambil dari antara mereka. Setelah itu barulah mereka akan berpuasa.
“Siapakah yang akan menambal pakaian tua dengan secarik kain baru yang belum mengerut? Karena tambalan itu akan segera lepas dan meninggalkan lubang yang lebih besar lagi. Dan siapakah yang akan menyimpan anggur yang baru dalam kantong kulit yang tua? Karena anggur itu akan memecahkan kantong, sehingga kantongnya rusak dan anggur pun tumpah. Anggur yang baru disimpan dalam kantong yang baru yang digunakan. Dengan demikian maka kedua-duanya akan terpelihara.”
Ketika Ia sedang berkata demikian, seorang pejabat rumah ibadat setempat datang dan menyembah Dia, katanya, “Putri saya baru saja mati, tetapi Guru dapat menghidupkannya kembali, asal saja Guru mau datang dan menjamahnya.”
Ketika Yesus dan para murid sedang menuju ke rumah pejabat itu, seorang wanita yang sudah selama dua belas tahun menderita pendarahan mendekati Yesus dari belakang lalu menyentuh tepi jubah-Nya. Karena wanita itu berpikir, “Kalau aku dapat menyentuh jubah-Nya, pasti aku sembuh.”
Yesus menoleh dan berkata kepadanya, “Anak-Ku, engkau sudah sembuh. Imanmu telah menyembuhkan engkau.” Dan sejak saat itu sembuhlah wanita itu.
Ketika Yesus tiba di rumah pejabat itu, dan melihat orang banyak yang sedang ribut dan mendengar tabuh-tabuhan orang berkabung, Ia berkata, “Suruhlah mereka keluar, karena anak ini tidak mati; ia hanya tidur!” Orang banyak mengejek Dia!
Setelah orang banyak itu keluar semua, Yesus masuk ke dalam ruang tempat anak itu terbaring, lalu memegang tangannya. Anak itu bangun dalam keadaan sehat. Cerita mengenai mukjizat ini segera tersiar ke seluruh daerah.
Ketika Yesus meninggalkan rumah anak itu, dua orang buta mengikuti Dia dari belakang sambil berseru, “Anak Daud, kasihanilah kami!”
Mereka langsung memasuki rumah tempat Yesus tinggal dan Ia pun bertanya kepada mereka, “Percayakah kalian bahwa penglihatan kalian dapat Kupulihkan?”
“Ya Tuhan, kami percaya,” jawab mereka.
Lalu Ia menjamah mata mereka dan berkata, “Biarlah yang kalian percayai itu terjadi.”
Mendadak mereka dapat melihat! Yesus minta dengan sangat agar mereka tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain, tetapi mereka malah memasyhurkan Dia di seluruh daerah itu.
Ketika meninggalkan tempat itu, Yesus bertemu dengan orang yang bisu karena dirasuk roh jahat. Yesus mengusir roh jahat itu, lalu orang itu pun dapat berbicara. Orang banyak menjadi heran sekali! “Belum pernah kami melihat kejadian seperti ini di Israel!” kata mereka.
Namun, orang Farisi berkata, “Ia dapat mengusir roh-roh jahat, karena Ia sendiri dirasuk roh jahat. Ia dikuasai oleh Iblis, raja segala roh jahat.”
Yesus pergi ke kota-kota dan kampung-kampung di daerah itu. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat orang Yahudi serta mengabarkan Berita Kesukaan mengenai Kerajaan Allah. Ke mana pun Ia pergi, Ia menyembuhkan orang dari segala macam penyakit. Ia merasa kasihan sekali terhadap orang banyak yang datang, sebab persoalan mereka begitu sulit dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan atau ke mana mereka harus mencari pertolongan. Mereka seperti domba yang tidak bergembala.
“Tuaian begitu banyak, tetapi yang menuai sedikit sekali,” kata-Nya kepada para murid-Nya. “Mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian agar mengirimkan lebih banyak penuai di ladang-Nya.”