“Tidak ada seorang pun yang memasang pelita, lalu menyembunyikannya! Sebaliknya, ia akan meletakkannya di atas kaki pelita supaya terangnya dapat dilihat oleh semua orang yang memasuki ruangan. Mata adalah cahaya tubuhmu. Jika mata kalian baik, maka tubuh kalian akan berseri. Mata yang buruk akan merintangi masuknya cahaya dan membenamkan kalian ke dalam kegelapan. Waspadalah, cahaya itu sebenarnya bukan kegelapan. Apabila hati kalian diterangi seluruhnya, dan tidak ada sudut-sudut yang gelap di dalamnya, maka kehidupan kalian akan dalam cahaya seolah-olah kena lampu sorot.”
Sedang Ia berbicara, seorang Farisi mengundang Dia makan di rumahnya. Setibanya di sana, duduklah Yesus tanpa melakukan upacara mencuci tangan lebih dahulu. Hal ini sangat mengherankan tuan rumah.
Lalu Yesus berkata kepadanya, “Kalian orang Farisi mencuci bagian luar, tetapi membiarkan bagian dalam tetap kotor, penuh dengan ketamakan dan kejahatan! Orang-orang bodoh! Bukankah Allah membuat bagian dalam maupun bagian luar? Kebersihan hati dinyatakan oleh kemurahan hati.
“Celakalah kalian, hai orang Farisi! Karena kalian teliti mengenai soal persepuluhan sampai kepada pendapatan yang paling kecil sekalipun, tetapi keadilan dan kasih Allah sama sekali kalian lupakan. Memang kalian wajib memberi persepuluhan, tetapi janganlah kalian melupakan hal-hal yang lain itu.
“Celakalah kalian, hai orang Farisi! Karena kalian suka duduk di tempat kehormatan di rumah ibadat dan suka dihormati oleh setiap orang bila kalian berjalan di tempat umum. Ya, hukuman yang mengerikan menantikan kalian. Karena kalian seperti kuburan yang tersembunyi. Orang yang lewat tidak mengetahui kebusukan yang ada di dalam kalian.”
“Guru,” kata seorang guru agama yang sedang berdiri di situ, “dengan kata-kata itu Guru menghina kedudukan kami juga.”
“Benar,” kata Yesus, “hukuman yang mengerikan seperti itu juga menantikan kalian, hai guru-guru agama! Karena kalian membebani orang dengan tuntutan-tuntutan agama yang sangat berat, sedangkan kalian sendiri sedikit pun tidak berusaha memenuhi tuntutan itu. Celakalah kalian! karena kalian membangun tugu-tugu peringatan bagi para nabi yang dibunuh oleh nenek moyang kalian. Dengan melakukan itu, kalian membuktikan bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyang kalian: mereka telah membunuh para nabi dan kalian selesaikan pekerjaan membangun kuburan untuk mereka.
“Inilah yang dikatakan Allah tentang kalian, ‘Aku akan mengutus nabi-nabi serta rasul-rasul kepadamu dan sebagian akan kamu bunuh, sedangkan sebagian lagi akan kamu aniaya.’
“Dan kalian yang hidup dalam angkatan ini harus bertanggung jawab atas pembunuhan hamba-hamba Allah sejak dunia dijadikan, yaitu sejak pembunuhan Habel sampai pembunuhan Zakharia, yang dibunuh di antara mazbah dan Tempat Kudus. Ya, kalian pasti dituntut untuk semua itu.
“Celakalah kalian, hai guru-guru agama! Kalian mengambil kunci pintu pengetahuan tentang Allah. Kamu sendiri tidak masuk ke dalamnya, dan menghalangi orang lain untuk masuk.”
Orang-orang Farisi dan para guru agama marah sekali. Sejak itu mereka menyerang Yesus dengan bermacam-macam pertanyaan untuk menjebak Dia, supaya Ia mengatakan sesuatu yang dapat dijadikan alasan untuk menangkap Dia.