1 Korintus 1:1-30

1 Korintus 1:1-30 FAYH

DARI: Paulus, yang dipilih Allah menjadi utusan Yesus Kristus dan dari Sostenes, saudara kita. Kepada: Orang-orang Kristen di Korintus yang dipanggil Allah menjadi umat-Nya dan yang menjadi diperkenan oleh-Nya karena Yesus Kristus. Dan kepada: semua umat Kristen di mana saja, yaitu yang berseru kepada Yesus Kristus, Tuhan kita dan Tuhan mereka. Semoga Saudara sekalian diberi berkat serta damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan Yesus Kristus, Tuhan kita. Saya tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang diberikan-Nya kepada Saudara setelah Saudara menjadi milik Kristus. Melalui Dia Saudara telah menjadi kaya dalam segala hal—kaya dalam kata-kata yang baik dan pengetahuan yang mendalam, seperti yang diberikan oleh Roh Kudus. Saya telah mengatakan apa yang dapat dilakukan oleh Kristus bagi Saudara dan sekarang sudah terjadi. Sekarang Saudara memiliki segala anugerah serta berkat; dan sementara kita menunggu Tuhan Yesus Kristus datang lagi, Saudara diberi segala karunia dan kuasa Roh untuk melakukan kehendak-Nya. Ia memberi jaminan sampai pada akhirnya, bahwa pada hari Ia datang lagi, Saudara akan dianggap bebas dari segala dosa dan kesalahan. Pasti Allah melakukan hal ini bagi Saudara, karena Ia selalu melakukan apa yang dikatakan-Nya, dan Dialah yang telah mengajak Saudara masuk ke dalam persekutuan yang indah dengan Anak-Nya, yaitu Kristus, Tuhan kita. Tetapi saya minta dalam nama Tuhan Yesus Kristus supaya Saudara menghentikan perbantahan di antara Saudara sendiri. Hendaknya ada persesuaian di antara Saudara, supaya tidak terjadi perpecahan di dalam sidang jemaat. Saya mohon dengan sangat supaya Saudara sehati dan seia sekata. Sebab beberapa orang dari keluarga Kloe telah memberitahukan kepada saya bahwa ada perbantahan dan pertengkaran di antara Saudara. Di antara Saudara ada yang berkata, “Saya pengikut Paulus”, yang lain mengatakan bahwa mereka memihak Apolos atau Petrus, dan yang lain lagi mengatakan bahwa mereka pengikut Kristus yang sejati. Dengan demikian, pada hakikatnya Saudara telah membagi-bagi Kristus menjadi banyak bagian. Tetapi apakah saya, Paulus, yang telah mati untuk dosa Saudara? Adakah di antara Saudara yang telah dibaptiskan dalam nama saya? Sekarang saya merasa bersyukur bahwa saya tidak membaptiskan seorang pun di antara Saudara, kecuali Krispus dan Gayus. Sebab dengan demikian tidak akan ada orang yang beranggapan bahwa saya mencoba memulai sesuatu yang baru dengan mendirikan “Gereja Paulus”. Oh ya, keluarga Stefanas juga saya baptiskan, tetapi seingat saya tidak ada yang lain. Sebab Kristus mengutus saya bukan untuk membaptiskan, melainkan untuk memberitakan Injil. Itu pun saya lakukan tidak dengan kata yang muluk-muluk atau pikiran yang hebat-hebat, sebab saya takut kalau-kalau saya mengurangi kebesaran kuasa yang ada pada berita sederhana mengenai salib Kristus. Saya tahu benar bahwa ketika orang-orang yang sedang menuju kepada kebinasaan mendengar bahwa Yesus mati untuk menyelamatkan mereka, mereka menganggap berita itu omong kosong. Tetapi kita, yang sudah diselamatkan, mengakui bahwa berita itu adalah kuasa Allah. Karena Allah berfirman, “Aku akan menghancurkan hikmat manusia, betapa pun bijaksananya, dan Aku akan menggagalkan pikiran manusia, betapa pun cerdiknya.” Jadi, bagaimana halnya dengan orang-orang bijaksana ini, para sarjana, dan para ahli debat tentang perkara-perkara besar dalam dunia ini? Allah telah membuat mereka kelihatan bodoh, dan Allah memperlihatkan bahwa kearifan mereka ternyata omong kosong yang sia-sia belaka. Karena dengan hikmat-Nya Allah menjaga supaya dunia tidak akan pernah dapat mengenal Dia melalui kecerdasan manusia. Maksud Allah ialah menyelamatkan semua orang yang percaya akan berita-Nya, yang oleh dunia dianggap bodoh dan tidak masuk akal. Orang Yahudi menganggap berita itu bodoh, sebab mereka menghendaki tanda dari surga sebagai bukti bahwa apa yang diajarkan itu benar. Orang bukan Yahudi menganggapnya bodoh, sebab mereka hanya percaya kepada hal-hal yang sejalan dengan filsafat mereka dan yang tampaknya masuk akal bagi mereka. Jadi, ketika kita memberitakan bahwa Kristus mati untuk menyelamatkan mereka, orang Yahudi merasa tersinggung dan orang bukan Yahudi menganggap berita itu omong kosong. Tetapi Allah telah membuka mata orang yang dipanggil kepada keselamatan, baik orang Yahudi maupun bukan, supaya mereka mengerti bahwa Kristus adalah kuat kuasa Allah untuk menyelamatkan mereka. Kristus sendiri adalah inti dari rencana Allah yang bijaksana untuk keselamatan mereka. Rencana Allah yang dianggap “bodoh” itu jauh lebih bijaksana daripada rencana manusia yang paling bijaksana; dan Allah dalam kelemahan-Nya, yaitu Kristus yang mati di atas kayu salib, jauh lebih kuat daripada manusia. Lihatlah di antara kalian, Saudara! Orang macam apa yang Allah pilih? Apakah di antara Saudara banyak yang dapat dianggap berpendidikan dan berpengaruh, atau yang berasal dari keluarga terhormat? Dengan sengaja Allah menggunakan apa yang oleh dunia dianggap bodoh serta tidak berarti untuk mempermalukan orang yang oleh dunia dianggap bijaksana dan agung. Ia telah memilih apa yang dicerca oleh dunia, yang dianggap sama sekali tidak berarti dan menggunakannya untuk merendahkan orang yang oleh dunia dianggap agung, sehingga di mana pun tidak ada orang yang dapat menyombongkan diri di hadirat Allah. Sebab hanya dari Allah sajalah Saudara memiliki hidup melalui Yesus Kristus. Melalui-Nya Dia telah memberi Saudara segalanya: Kristus adalah hikmat Allah bagi kita. Ia membuat kita benar di hadapan Allah, melalui Dia kita milik umat Allah yang kudus, dan melalui Dia kita terbebas dari dosa.