Ratapan 3:1-24

Ratapan 3:1-24 BIMK

Akulah orang yang telah merasakan sengsara, karena tertimpa kemarahan Allah. Makin jauh aku diseret-Nya ke dalam tempat yang gelap gulita. Aku dipukuli berkali-kali, tanpa belas kasihan sepanjang hari. Ia membuat badanku luka parah, dan tulang-tulangku patah. Ia meliputi aku dengan duka dan derita. Aku dipaksa-Nya tinggal dalam kegelapan seperti orang yang mati di zaman yang silam. Dengan belenggu yang kuat diikat-Nya aku, sehingga tak ada jalan keluar bagiku. Aku menjerit minta pertolongan, tapi Allah tak mau mendengarkan. Ia mengalang-alangi jalanku dengan tembok-tembok batu. Seperti beruang Ia menunggu, seperti singa Ia menghadang aku. Dikejar-Nya aku sampai menyimpang dari jalan, lalu aku dicabik-cabik dan ditinggalkan. Ia merentangkan busur-Nya, dan menjadikan aku sasaran anak panah-Nya. Anak panah-Nya menembus tubuhku sampai menusuk jantungku. Sepanjang hari aku ditertawakan semua orang, dan dijadikan bahan sindiran. Hanya kepahitan yang diberikan-Nya kepadaku untuk makanan dan minumanku. Mukaku digosokkan-Nya pada tanah, gigiku dibenturkan-Nya pada batu sampai patah. Telah lama aku tak merasa sejahtera; sudah lupa aku bagaimana perasaan bahagia. Aku tak lagi mempunyai kemasyhuran, lenyaplah harapanku pada TUHAN. Memikirkan pengembaraan dan kemalanganku bagaikan makan racun yang pahit. Terus-menerus hal itu kupikirkan, sehingga batinku tertekan. Meskipun begitu harapanku bangkit kembali, ketika aku mengingat hal ini: Kasih TUHAN kekal abadi, rahmat-Nya tak pernah habis, selalu baru setiap pagi sungguh, TUHAN setia sekali! TUHAN adalah hartaku satu-satunya. Karena itu, aku berharap kepada-Nya.