Sebab itu hidup tak ada artinya lagi bagiku, lain tidak. Semuanya sia-sia; aku telah mengejar angin saja. Segala hasil kerjaku dan pendapatanku tak akan ada gunanya bagiku, sebab aku harus meninggalkannya kepada penggantiku. Dan siapa tahu apakah dia arif atau bodoh? Tetapi bagaimanapun juga ia akan menjadi pemilik hasil usahaku yang telah kucapai selama hidupku di dunia ini berkat jerih payah dan hikmatku. Jadi, itu pun sia-sia. Sekarang aku menyesal telah bekerja begitu keras. Sebab manusia bekerja keras dengan memakai segala hikmat, pengetahuan dan keahliannya untuk mencapai sesuatu. Tetapi pada akhirnya ia harus meninggalkan segala hasil jerih payahnya kepada orang yang sama sekali tidak mengeluarkan keringat untuk itu. Jadi, itu pun sia-sia, lagipula sungguh tak adil! Seumur hidup manusia bekerja berat dan bersusah-susah; lalu mana hasil jerih payahnya yang dapat dibanggakannya? Apa saja yang dia lakukan selama hidupnya, membawa derita dan sakit hati baginya. Di waktu malam pun hatinya resah. Jadi, semua itu sia-sia belaka. Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan, minum dan menikmati hasil kerjanya. Aku sadar bahwa itu pun pemberian Allah. Siapakah yang dapat makan dan bersenang-senang tanpa Allah? Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya. Tetapi orang berdosa disuruh-Nya bekerja mencari nafkah dan menimbun hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang menyenangkan hati Allah. Jadi, semuanya itu sia-sia seperti usaha mengejar angin.
Baca Pengkhotbah 2
Berbagi
Bandingkan Semua Versi: Pengkhotbah 2:17-26
Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!
Beranda
Alkitab
Rencana
Video