Ketika Yesus melihat kumpulan orang banyak itu, Ia naik ke bukit dan duduk. Para pengikut-Nya ikut datang dan berkumpul di sekeliling-Nya. Lalu Ia mulai mengajar mereka, kata-Nya:
“Betapa bahagianya orang yang tahu bahwa mereka mempunyai kebutuhan rohani,
karena Kerajaan Allah adalah milik mereka.
Betapa bahagianya orang yang berdukacita sekarang,
karena Allah akan menghibur mereka.
Betapa bahagianya orang yang rendah hati,
karena mereka akan menerima tanah yang telah dijanjikan Allah.
Betapa bahagianya orang yang berhasrat untuk melakukan keadilan,
karena Allah akan memuaskan mereka.
Betapa bahagianya orang yang memiliki belas kasihan kepada orang lain,
karena Allah akan memberikan belas kasihan kepada mereka.
Betapa bahagianya orang yang mempunyai hati yang murni,
karena mereka akan melihat Allah.
Betapa bahagianya orang yang mengusahakan perdamaian,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Betapa bahagianya orang yang dianiaya karena melakukan kebenaran,
karena mereka sudah menjadi warga Kerajaan Allah.
Betapa bahagianya kamu yang dihina, dianiaya dan difitnah dengan segala macam kejahatan oleh karena Aku. Berbahagialah dan bergembiralah karena berkat besar sudah tersedia untuk kamu di surga. Dan ingatlah bahwa nabi-nabi yang hidup sebelum kamu juga mengalami penganiayaan seperti itu.”
“Kamu adalah garam dunia. Tetapi kalau garam telah kehilangan rasa asinnya, tidak ada lagi yang bisa membuatnya asin. Garam itu tidak ada gunanya lagi kecuali dibuang untuk diinjak-injak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak dapat disembunyikan. Tidak ada orang yang menyalakan lilin lalu menutupinya dengan ember. Sebaliknya, ia akan meletakkannya di atas tempat lilin. Dengan demikian, setiap orang yang ada dalam rumah itu akan mendapatkan sinarnya. Demikianlah, kamu harus menjadi terang bagi orang lain. Hiduplah supaya orang lain dapat melihat hal baik yang kamu perbuat sehingga mereka akan memuliakan Bapamu yang di surga.”
“Janganlah kamu menyangka Aku datang untuk menghapus hukum Taurat Musa atau ajaran nabi-nabi. Aku bukan datang untuk menghapus ajaran-ajaran itu, tetapi untuk melaksanakannya dan menunjukkan arti yang sesungguhnya. Ketahuilah bahwa selama langit dan bumi masih ada, tidak ada apa pun dari hukum Taurat yang akan dihilangkan. Bahkan tidak ada satu huruf atau satu titik pun yang akan dihapuskan dari hukum Taurat hingga semua yang telah dijanjikan digenapi.
Jika ada orang melanggar salah satu perintah hukum Taurat, meskipun yang dianggap tidak penting dan mengajar orang lain untuk tidak mematuhinya, maka orang itu akan menjadi orang yang paling tidak berguna di Kerajaan Allah. Akan tetapi, orang yang patuh pada hukum Taurat dan mengajar orang lain untuk mematuhinya maka orang seperti itu akan terpandang di Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu bahwa kamu harus mematuhi hukum itu dan hidup lebih benar daripada para guru Taurat dan orang Farisi. Jika kamu tidak menyenangkan Allah lebih daripada mereka, maka kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
“Kamu telah mendengar apa yang dikatakan kepada leluhur kita dahulu, yaitu, ‘Jangan membunuh. Jika orang membunuh, ia akan dihukum.’ Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, janganlah marah kepada saudaramu karena kamu akan dihukum. Dan jika kamu menghina orang lain, kamu akan dibawa ke pengadilan tinggi. Dan jika kamu mengatakan kepada orang lain ‘bodoh’, kamu akan ada dalam bahaya api neraka.
Jika kamu sedang memberikan persembahan di depan mezbah dan tiba-tiba kamu teringat ada saudaramu yang sedang marah kepadamu, tinggalkanlah persembahanmu itu, dan pergilah berdamai dengan saudaramu. Sesudah itu, barulah kamu pergi untuk memberikan persembahanmu.
Jika ada orang membawamu ke pengadilan, berusahalah berdamai dengan dia secepat mungkin. Berdamailah dengannya sebelum sampai ke pengadilan. Jika tidak, maka ia akan menyerahkanmu kepada hakim, lalu hakim akan menyerahkanmu kepada petugas penjara yang akan memenjarakan kamu. Dan Aku berkata kepadamu, kamu tidak akan keluar dari penjara itu sampai kamu selesai membayar semua utangmu.”