YouVersion Logo
Search Icon

Bilangan 22

22
Raja Balak memanggil Bileam
1Bangsa Israel berangkat lagi dan berkemah di dataran Moab, di sebelah timur sungai Yordan, berseberangan dengan kota Yeriko. 2-4Pada waktu itu, Moab dikuasai oleh Balak anak Zipor. Ketika Raja Balak mendengar bagaimana orang Israel sudah memperlakukan orang Amori dan bahwa jumlah orang Israel sangat banyak, dia dan seluruh Moab menjadi gentar dan takut terhadap orang Israel. Lalu Balak berkata kepada para pemimpin daerah Midian,#22:2-4 Midian Bangsa Midian adalah keturunan Abraham dan Keturah (Kej. 25). Negeri Moab adalah salah satu daerah mereka mendiami (Kej. 36:31). Lama kelamaan bangsa Midian menjadi tergabung dengan keturunan Ismael (Kej. 37:28) dan dalam kitab ini bangsa Midian bersekutu dengan Moab. Mertua Musa adalah orang Midian (Kel. 3:1 CK). “Gerombolan itu akan melahap habis semua yang ada di sekitar kita seperti sapi melahap hijau-hijauan di padang.”
Maka Balak 5mengirim utusan kepada Bileam anak Beor. Bileam adalah seorang peramal yang tinggal di kota Petor, dekat sungai Efrat, di daerah orang Amau. Inilah pesan Balak:
“Ada suatu bangsa yang datang dari Mesir. Orang-orangnya menyebar kemana-mana dan sekarang mereka berkemah di pinggiran wilayahku. 6Mereka lebih kuat dari kami, jadi tolong datang untuk mengutuk mereka bagi kami. Dengan demikian mungkin kami bisa mengalahkan mereka dan mengusir mereka dari negeri ini. Karena saya tahu orang yang kamu berkati akan mendapat berkat, dan orang yang kamu kutuk akan mendapat kutuk.”
7Lalu berangkatlah para tua-tua dari bangsa Moab dan bangsa Midian dengan membawa bayaran untuk mengutuk bangsa Israel. Sesudah sampai kepada Bileam, mereka menyampaikan kepadanya pesan dari Balak. 8Jawab Bileam kepada mereka, “Menginaplah di sini malam ini dan besok saya akan memberitahukan kepadamu apa yang dikatakan TUHAN kepadaku.” Maka tinggallah para tua-tua itu di rumah Bileam.
9Malam itu datanglah Allah kepada Bileam dan bertanya, “Siapakah orang-orang yang tinggal bersamamu itu?”
10Jawab Bileam kepada-Nya, “Mereka utusan Raja Balak dari Moab yang datang untuk membawa pesan ini, 11‘Ada suatu bangsa yang datang dari Mesir dan mereka menyebar kemana-mana. Jadi tolong datang dan kutuklah mereka bagi kami. Dengan demikian mungkin kami bisa mengalahkan mereka dan mengusir mereka.’”
12Kata Allah kepada Bileam, “Jangan pergi dengan mereka. Jangan kutuk bangsa itu karena mereka sudah Aku berkati.”
13Pada pagi berikutnya, Bileam berkata kepada para pemuka utusan Balak, “Pulanglah ke negeri kalian. TUHAN melarang saya pergi dengan kalian.”
14Lalu kembalilah mereka kepada Balak dan berkata, “Bileam menolak untuk ikut bersama dengan kami.” 15Maka Balak mengutus lebih banyak lagi pemuka-pemuka yang lebih terhormat dari utusan yang pertama. 16Sesudah mereka sampai kepada Bileam, mereka menyampaikan pesan Balak kepadanya,
“Saya mohon, jangan biarkan apapun menghalangimu untuk datang. 17Saya akan membalas jasamu dengan luar biasa, dan apa pun yang kamu minta akan saya lakukan. Datanglah dan kutuklah bangsa itu bagi saya.”
18Tetapi Bileam menjawab, “Meskipun Balak memberikan istananya beserta semua perak dan emas di dalamnya, saya tidak bisa melanggar perintah TUHAN, Allah saya, bahkan dalam hal kecil sekalipun. 19Silakan tinggal di sini malam ini, seperti yang dilakukan oleh para utusan sebelumnya. Barangkali masih ada yang TUHAN mau katakan kepada saya.”
20Malam itu, datanglah Allah kepada Bileam dan berkata, “Karena orang-orang itu sudah datang untuk memanggilmu, Aku izinkan kamu pergi bersama mereka. Tetapi kamu hanya boleh melakukan apa yang Aku perintahkan kepadamu.”
Keledai Bileam dan malaikat
21Keesokan paginya, Bileam memasang pelana pada keledainya dan pergi bersama dengan para pemuka bangsa Moab itu. 22Namun Allah menjadi marah karena Bileam pergi. Ketika Bileam sedang mengendarai keledainya dengan diiringi oleh dua pelayannya, malaikat datang dan berdiri di tengah jalan untuk melawannya. 23Ketika keledai itu melihat malaikat berdiri di jalan dengan pedang di tangannya, keledai itu membelok dari jalan dan masuk ke ladang. Namun Bileam memukul keledai itu sampai kembali ke jalan. 24Kemudian malaikat itu pindah ke bagian jalan yang sempit di antara dua kebun anggur. Kedua sisi jalan itu dipagari oleh tembok batu. 25Ketika keledai itu melihat malaikat itu berdiri di depannya, dia minggir ke tembok sehingga kaki Bileam terjepit ke tembok. Lalu Bileam memukul lagi keledai itu.
26Lalu malaikat itu pergi mendahului mereka dan berdiri di bagian jalan yang lebih sempit lagi sehingga keledai itu tidak bisa lewat sama sekali. 27Ketika melihat malaikat berdiri di depannya lagi, keledai itu langsung merebahkan diri dengan perutnya ke tanah sementara Bileam masih di atas punggungnya. Bileam menjadi sangat marah dan memukul keledai itu lagi dengan tongkatnya.
28Lalu TUHAN membuat keledai itu bisa berbicara. Kata keledai itu kepada Bileam, “Apa salahku? Kenapa Tuan memukulku sampai tiga kali?”
29Jawab Bileam, “Karena kamu membuatku terlihat seperti orang bodoh! Kalau saja ada pedang di tanganku, aku bunuh kamu sekarang juga!”
30Tetapi jawab keledai itu kepada Bileam, “Bukankah aku ini keledai Tuan? Dari dulu sampai sekarang Tuan selalu menunggangiku, benar? Apakah pernah aku memperlakukan Tuan seperti ini?”
Jawab Bileam, “Tidak.”
31Kemudian TUHAN membuat Bileam bisa melihat malaikat itu. Malaikat itu sedang berdiri di jalan sambil memegang pedang di tangan-Nya. Bileam pun bersujud.
32Lalu malaikat itu menyampaikan pesan TUHAN, “Percuma kamu memukul keledaimu sampai tiga kali! Akulah yang melawanmu karena tujuan perjalananmu ini melawan kehendak-Ku. 33Tiga kali keledaimu melihat Aku dan menyingkir. Kalau tidak, pasti Aku sudah membunuhmu dan membiarkan keledai itu hidup.”
34Lalu Bileam menjawab, “Aku sudah berdosa! Aku tidak tahu kalau Engkau yang berdiri menentangku di jalan. Kalau perjalananku ini jahat di mata-Mu, sekarang aku akan pulang.”
35Tetapi TUHAN menjawab melalui perkataan malaikat itu, “Pergilah bersama dengan orang-orang itu, tetapi kamu hanya boleh mengatakan apa yang akan Aku katakan kepadamu.” Lalu Bileam melanjutkan perjalanannya bersama para pemuka itu.
Raja Balak menyambut Bileam
36Ketika Raja Balak mendengar bahwa Bileam datang, dia pergi menemuinya di sebuah kota Moab yang terletak di tepi sungai Arnon. Sungai Arnon adalah perbatasan wilayah Moab. 37Balak berkata kepada Bileam, “Kenapa kamu tidak datang waktu pertama kali saya panggil? Tentu kamu tahu saya sanggup membayarmu!”
38Bileam menjawab, “Sekarang saya sudah datang. Tetapi saya tidak bisa mengatakan apa-apa selain apa yang Allah suruh saya katakan.” 39Kemudian pergilah Bileam bersama dengan Balak ke kota Huzot. 40Di sana Balak mengurbankan beberapa ekor domba dan sapi. Sebagian daging kurban itu diberikan kepada Bileam dan kepada para pemuka yang bersama-sama dengan dia. 41Besok paginya Balak membawa Bileam mendaki bukit Penyembahan Dewa Baal. Dari sana Bileam dapat melihat sebagian dari bangsa Israel.

Currently Selected:

Bilangan 22: TSI

Highlight

Share

Copy

None

Want to have your highlights saved across all your devices? Sign up or sign in