This translation, published by the Indonesian Bible Society, was published in 1974. The Audio Bible has been produced by Davar Patrtners International in 2018 If you have questions or interested in obtaining a printed/Audio copy, please contact the Indonesian Bible Society at www.alkitab.or.id or email to info@alkitab.or.id.

Alkitab Audio versi membaca alkitab TB 1974

Indonesian - 2007 LAI (Bible) Drama

Indonesian - 2007 LAI (Bible) Non Drama

Alkitab Audio Drama, Terjemahan Baru 1974,(Perjanjian Lama)

<div class="version vid306 iso6393ind" data-vid="306" data-iso6393="ind">
 <div class="book bkGEN">
 <div class="chapter ch16" data-usfm="GEN.16">
 <div class="label">16</div><div class="s">Hagar dan Ismael</div><div class="s1">16:1-16</div><div class="p"> 1Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. 2Berkatalah Sarai kepada Abram: &#8221;Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.&#8221; Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, &#8211; yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan &#8211;, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. 4Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. 5Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: &#8221;Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; Tuhan kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.&#8221; 6Kata Abram kepada Sarai: &#8221;Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.&#8221; Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.</div><div class="p"> 7Lalu Malaikat Tuhan menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. 8Katanya: &#8221;Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?&#8221; Jawabnya: &#8221;Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.&#8221; 9Lalu kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: &#8221;Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.&#8221; 10Lagi kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: &#8221;Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.&#8221; 11Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: &#8221;Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. 12Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.&#8221; 13Kemudian Hagar menamakan Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: &#8221;Engkaulah El-Roi.&#8221; Sebab katanya: &#8221;Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?&#8221; 14Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.</div><div class="p"> 15 # 
 Gal. 4:22
 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. 16Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.</div>
 </div>
 </div>
</div>

Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: ”Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, – yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: ”Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai: ”Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: ”Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya: ”Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ”Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ”Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ”Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: ”Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: ”Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.
Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.

Klausytis Kejadian 16