Markus 9:1-29
Markus 9:1-29 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku menegaskan kepadamu: Beberapa orang di antara kalian yang ada di sini tidak akan mati sebelum melihat bukti-bukti bahwa Allah mulai mendirikan kerajaan-Nya dengan kuasa di dunia ini.” Enam hari kemudian, Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi berempat saja. Di sana Yesus berubah wujud di hadapan mereka. Pakaian-Nya menjadi putih cemerlang berkilau-kilau. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa membuat kain seputih itu. Tiba-tiba ketiga murid-Nya melihat Nabi Elia dan Musa sedang bercakap-cakap dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Wah, Guru, indah sekali kita berada di sini! Kami akan membuatkan tiga pondok— satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” Sebenarnya Petrus hanya asal bicara saja, sebab dia dan kedua murid yang lain sangat ketakutan. Tetapi saat itu juga, turunlah awan dan menutupi mereka. Dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang sangat Aku kasihi. Taatilah Dia.” Tiba-tiba ketiga murid itu tidak melihat ada orang lain di situ kecuali Yesus sendiri. Dalam perjalanan turun dari gunung itu, Yesus melarang mereka, “Jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang sudah kalian lihat di atas gunung ini, sebelum Aku hidup kembali dari kematian.” Mereka menaati apa yang Yesus perintahkan itu, tetapi kemudian bertanya-tanya satu sama lain tentang apa maksud Yesus dengan mengatakan “hidup kembali dari kematian.” Kemudian mereka bertanya kepada Yesus, “Kenapa para ahli Taurat mengajarkan bahwa Nabi Elia harus datang lebih dulu sebelum Mesias tiba?” Jawab Yesus, “Benar, Elia memang datang lebih dulu untuk mempersiapkan segala hal sebelum Aku datang. Tetapi Firman Allah juga menuliskan, ‘Sang Anak Adam sudah ditetapkan untuk banyak menderita dan dihina orang.’ Namun Aku memberitahu kalian: Elia sebenarnya sudah datang mendahului Aku, tetapi orang-orang memperlakukan dia sesuka hati mereka. Hal itu juga sesuai dengan yang tertulis tentang dia dalam Firman Allah.” Waktu Yesus dan ketiga murid-Nya itu kembali, mereka melihat banyak orang sedang mengelilingi murid-murid Yesus yang lain. Di situ juga ada ahli-ahli Taurat yang sedang berdebat dengan murid-murid-Nya itu. Sewaktu orang banyak itu melihat Yesus, mereka sangat terkejut dan segera berlari menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat itu, “Tadi apa yang kalian perdebatkan dengan murid-murid-Ku?” Tetapi tiba-tiba seorang lelaki berbicara dari antara kerumunan itu, “Guru, saya datang untuk membawa anak saya kepada-Mu. Dia dikuasai roh jahat sehingga tidak bisa berbicara. Setiap kali roh jahat itu menyerangnya, roh itu membanting-banting dia. Mulutnya berbusa, dia mengertak-ngertakkan giginya, dan badannya menjadi kaku. Saya sudah minta murid-murid-Mu untuk mengusir roh itu, tetapi mereka tidak bisa.” Kata Yesus kepada mereka, “Bukan main! Kalian masih juga tidak percaya kepada Allah! Sampai kapan Aku harus bersabar terhadap kalian?! Bukankah sudah cukup lama Aku tinggal bersama kalian! Bawalah anak itu kemari!” Mereka pun membawa anak itu kepada-Nya. Saat roh jahat yang ada padanya melihat Yesus, dia langsung membuat anak itu kejang-kejang. Anak itu terbanting ke tanah, berguling-guling, dan busa keluar dari mulutnya. Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama dia begini?” Jawab ayahnya, “Sejak dia masih kecil. Roh jahat itu sudah sering berusaha membunuh anak saya dengan melempar dia ke api atau menenggelamkannya ke dalam air. Tetapi kalau Guru bisa berbuat sesuatu, mohon kasihanilah kami dan tolonglah.” Namun Yesus menegur dia, “Masalah yang sebenarnya adalah kamu tidak percaya penuh! Apa saja bisa Aku lakukan. Kalau kamu percaya kepada-Ku, Aku akan melakukannya bagimu.” Sambil menangis, bapak itu langsung berteriak, “Saya percaya, ya Tuhanku! Tolonglah saya supaya bisa lebih yakin!” Waktu Yesus melihat kerumunan di situ semakin ramai, Dia membentak roh jahat itu, “Hei, roh yang membuat anak ini bisu dan tuli, Aku perintahkan kamu: Keluar darinya dan jangan pernah masuk lagi!” Roh jahat itu menjerit dan mengguncang-guncangkan anak itu dengan keras, lalu keluar. Anak itu terbaring kaku seperti mati, sehingga orang banyak yang menyaksikannya berkata, “Dia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangan anak itu, lalu dia pun bangun dan Yesus membantunya berdiri. Waktu Yesus sudah di rumah dan hanya bersama murid-murid-Nya, mereka bertanya kepada-Nya, “Kenapa kami tidak bisa mengusir roh jahat itu?” Jawab Yesus, “Roh jahat jenis ini hanya bisa diusir dengan berdoa dan berpuasa.”
Markus 9:1-29 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
SELANJUTNYA Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Beberapa dari kalian yang berdiri di sini sekarang tidak akan mati sebelum melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa yang besar!” Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Tidak ada orang lain di tempat itu. Tiba-tiba wajah Yesus bersinar dengan kemuliaan, dan pakaian-Nya menjadi putih menyilaukan, putih yang tiada bandingannya di dunia. Lalu muncullah Elia dan Musa. Mereka bercakap-cakap dengan Yesus. “Guru, hebat sekali ini!” kata Petrus. “Akan kami buatkan tiga buah pondok di sini, satu untukmu, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” Kata-kata itu diucapkan sekenanya saja, karena ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Mereka semua sangat ketakutan. Tetapi sementara Petrus mengucapkan kata-kata itu, awan menaungi mereka serta menutupi matahari, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkanlah Dia.” Ketika mereka memandang sekelilingnya, tahu-tahu Musa dan Elia sudah tidak ada. Hanya Yesus yang ada bersama-sama dengan mereka. Ketika mereka sedang turun dari gunung itu, Yesus mengatakan kepada mereka agar jangan menceritakan apa yang telah mereka lihat itu sampai sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Itulah sebabnya peristiwa itu mereka rahasiakan, tetapi mereka sering mempercakapkannya dan bertanya-tanya apa yang dimaksudkan Yesus dengan “bangkit dari antara orang mati”. Mereka bertanya kepada-Nya tentang hal yang sering dibicarakan oleh guru-guru agama, yaitu bahwa Elia harus kembali sebelum Mesias datang. Yesus membenarkan bahwa Elia harus datang lebih dahulu serta mempersiapkan jalan, dan sesungguhnyalah ia sudah datang! Namun, mereka telah memperlakukan dia dengan semena-mena, sebagaimana yang dinubuatkan oleh para nabi. Kemudian Yesus bertanya kepada mereka, apa kiranya maksud para nabi itu ketika mereka menubuatkan bahwa Mesias akan menderita dan diperlakukan dengan penuh kebencian. Di kaki gunung mereka mendapati orang banyak mengerumuni kesembilan murid lain, dan beberapa guru-guru agama sedang berbantah dengan mereka. Ketika orang banyak itu melihat Yesus datang, mereka berlari menyongsong Dia. “Apakah yang kalian persoalkan?” tanya Yesus kepada mereka. Seorang dari mereka berkata, “Guru, saya membawa putra saya dengan maksud agar Guru menyembuhkannya. Ia tidak dapat berbicara karena dirasuk setan. Apabila setan itu merasuknya, ia membanting anak itu ke tanah. Mulutnya berbuih, giginya dikertak-kertakkan, dan badannya menjadi kejang. Oleh sebab itu, saya mohon kepada murid-murid-Mu agar mengusir setan itu, tetapi mereka tidak dapat.” Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ah, kalian orang-orang yang tidak beriman! Berapa lama lagi Aku harus bersabar terhadap kalian? Berapa lama lagi Aku harus bersabar terhadap kalian? Bawalah anak itu kemari!” Lalu mereka membawa anak itu kepada-Nya, tetapi ketika ia melihat Yesus, setan yang ada di dalamnya mengguncang-guncang anak itu, sehingga ia terbanting dan menggelepar-gelepar di tanah, sedangkan mulutnya berbuih. “Sudah berapa lama ia dalam keadaan seperti ini?” tanya Yesus kepada ayah anak itu. Ayah itu menjawab, “Sejak ia masih kecil, dan setan itu sering menjatuhkan dia ke dalam api atau ke dalam air untuk membunuhnya. Kasihanilah kami dan tolonglah kami kalau Guru dapat.” “Kalau Aku dapat?” Yesus bertanya. “Segala sesuatu mungkin, asal engkau mempunyai iman.” Segera ayah anak itu menjawab, “Saya mempunyai iman, tetapi tolonglah agar saya mempunyai iman yang lebih besar!” Ketika Yesus melihat bahwa makin banyak orang datang berkerumun, Ia membentak setan itu. “Hai setan yang menyebabkan orang bisu dan tuli,” kata-Nya, “Aku perintahkan agar engkau keluar dari anak ini dan jangan kembali lagi kepadanya!” Setan itu menjerit dengan suara yang mengerikan dan mengguncang anak itu sekali lagi, lalu pergi. Anak itu terbaring dan tidak bergerak, seperti orang mati. Orang banyak saling berbisik, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangan anak itu untuk menolong dia bangun. Anak itu berdiri. Ia sudah sembuh! Kemudian, ketika Yesus berada di rumah bersama dengan murid-murid-Nya, mereka bertanya kepada-Nya, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?” Yesus menjawab, “Roh jahat semacam itu hanya dapat diusir dengan doa.”
Markus 9:1-29 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Kemudian Yesus berkata, “Percayalah kepada-Ku. Beberapa orang yang ada di sini tidak akan mati sebelum mereka lihat Kerajaan Allah datang dengan kuasanya.” Enam hari kemudian, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes pergi ke suatu gunung yang tinggi. Mereka sendiri di sana. Selagi mereka memperhatikan Dia, Yesus berubah. Jubah-Nya menjadi putih berkilauan, lebih putih daripada yang dapat dibuat manusia di bumi ini. Kemudian mereka melihat dua orang sedang berbicara dengan Yesus. Mereka adalah Elia dan Musa. Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, baik sekali kami ada di sini. Biarlah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk-Mu, satu untuk Musa dan satu lagi untuk Elia.” Petrus tidak tahu musti bilang apa, karena mereka semua sangat ketakutan. Lalu datang awan meliputi mereka dan terdengarlah suara dari awan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Taatilah Dia!” Pengikut-Nya melihat sekeliling, tapi mereka tidak melihat siapa pun kecuali Yesus saja. Ketika Yesus dan pengikut-Nya turun dari gunung, Ia peringati mereka, “Jangan ceritakan kepada siapa pun apa yang telah kamu lihat. Tunggu hingga Anak Manusia dibangkitkan dari kematian.” Jadi, pengikut-Nya tidak membicarakan tentang apa yang mereka lihat dengan siapa pun. Tetapi mereka saling membicarakan di antara mereka apa maksud Yesus dengan “kebangkitan dari kematian”. Mereka bertanya kepada-Nya, “Mengapa para guru Taurat berkata bahwa Elia harus datang terlebih dulu?” Yesus menjawab, “Elia memang datang lebih dulu untuk memulihkan segala sesuatu. Tetapi mengapa Kitab Suci berkata bahwa Anak Manusia harus banyak menderita dan orang-orang kira Ia tidak begitu penting? Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang dan mereka memperlakukan dia dengan semaunya mereka. Kitab Suci berkata semuanya ini akan terjadi kepadanya.” Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali kepada pengikut lainnya, mereka melihat banyak orang mengelilingi mereka. Para guru Taurat sedang berdebat dengan mereka. Ketika orang banyak itu melihat Yesus, mereka terkejut, lalu berlari menyambut-Nya. Yesus bertanya, “Apa yang sedang kamu perdebatkan dengan guru-guru Taurat itu?” Salah seorang menjawab, “Guru, aku bawa anakku kepada-Mu. Ia kerasukan roh jahat yang membuatnya tidak dapat berbicara. Setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membanting dia ke tanah. Dari mulutnya keluar busa dan giginya mengertak, lalu menjadi kaku. Aku minta pengikut-Mu untuk mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak bisa.” Jawab Yesus, “Kalian generasi yang tidak percaya! Berapa lama lagi haruskah Aku tinggal bersamamu? Berapa lama haruskah Aku bersabar denganmu? Bawalah anak laki-laki itu kemari!” Maka mereka membawa anak itu kepada Yesus. Ketika roh jahat itu melihat Yesus, ia langsung membuat anak itu terkejang-kejang sehingga anak itu jatuh ke tanah, terguling-guling dan mulutnya mengeluarkan busa. Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama hal ini terjadi padanya?” Jawab ayah itu, “Sejak ia masih kecil. Roh itu sering melemparnya ke dalam api atau air untuk membunuhnya. Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, kasihanilah kami dan tolonglah kami.” Yesus berkata kepadanya, “Mengapa kamu berkata: ‘Jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Dengan cepat ayah anak itu berseru, “Aku percaya. Tolonglah aku supaya lebih percaya!” Ketika Yesus melihat orang banyak berlari untuk menyaksikan apa yang terjadi, Ia membentak roh jahat itu dan berkata kepadanya, “Kamu roh jahat yang membuat anak ini bisu dan tuli, Aku perintahkan kamu untuk keluar dari anak ini dan jangan pernah lagi masuk ke dalamnya!” Roh itu pun menjerit dan membuat anak itu terkejang-kejang, lalu keluar dari anak itu. Anak itu tergeletak kaku sehingga orang-orang berkata, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membantunya berdiri. Kemudian Yesus masuk ke dalam rumah, dan pengikut-Nya sendirian bersama-Nya. Mereka bertanya kepada-Nya, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?” Yesus menjawab, “Roh jenis ini hanya dapat diusir dengan doa.”
Markus 9:1-29 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Kata-Nya lagi kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.” Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: ”Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: ”Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ”bangkit dari antara orang mati.” Lalu mereka bertanya kepada-Nya: ”Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: ”Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.” Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu: ”Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka: ”Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ”Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya: ”Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus: ”Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak: ”Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: ”Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: ”Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ”Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab-Nya kepada mereka: ”Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Markus 9:1-29 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
“Ketahuilah!” kata Yesus. “Dari antara kalian di sini ada yang tidak akan mati, sebelum melihat Allah memerintah dengan kuasa!” Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus dengan Yakobus dan saudaranya Yohanes, menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Di depan mata mereka Yesus berubah rupa. Pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat mencuci seputih itu. Kemudian ketiga orang pengikut-Nya itu melihat Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa. Maka Petrus berkata kepada Yesus, “Pak Guru, enak sekali kita di sini. Baiklah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk Bapak, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” Sebenarnya Petrus tidak tahu apa yang ia harus katakan, sebab ia dengan kedua temannya sedang ketakutan sekali. Kemudian awan meliputi mereka dan dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkan Dia!” Cepat-cepat mereka melihat sekeliling mereka, dan tidak lagi melihat siapa pun di situ bersama mereka, kecuali Yesus saja. Waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus memperingatkan mereka, “Jangan memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari kematian.” Mereka mentaati pesan itu, tetapi di antara mereka sendiri mereka mulai mempercakapkan apa maksud Yesus dengan “hidup kembali dari kematian”. Maka mereka bertanya kepada-Nya, “Mengapa guru-guru agama berkata bahwa Elia mesti datang terlebih dahulu?” Yesus menjawab, “Elia memang datang terlebih dahulu untuk membereskan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Apa sebab di dalam Alkitab tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan dihina orang? Tetapi Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, dan orang-orang memperlakukan dia semau mereka. Itu cocok dengan yang sudah tertulis dalam Alkitab tentang dirinya.” Ketika Yesus dan ketiga pengikut-Nya sudah berada kembali bersama pengikut-pengikut yang lainnya, mereka melihat banyak orang di situ. Beberapa guru agama sedang berdebat dengan pengikut-pengikut Yesus itu. Begitu orang-orang itu melihat Yesus, mereka tercengang, lalu berlari-lari menyambut Dia. “Apa yang kalian persoalkan dengan guru-guru agama itu?” tanya Yesus kepada pengikut-pengikut-Nya. Seorang dari antara orang banyak itu menjawab, “Bapak Guru, saya membawa anak saya kepada Bapak. Dia bisu karena kemasukan roh jahat. Kalau roh itu menyerang dia, badannya dibanting-banting ke tanah, mulutnya berbusa, giginya mengertak dan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Saya minta pengikut-pengikut Bapak mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak dapat melakukannya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bukan main kalian ini! Kalian sungguh-sungguh orang yang tidak percaya. Sampai kapan Aku harus tinggal bersama-sama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawa anak itu ke mari!” Mereka pun membawa anak itu kepada Yesus. Begitu roh jahat itu melihat Yesus, ia membuat badan anak itu kejang-kejang sehingga anak itu jatuh terguling-guling ke tanah. Mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada bapaknya, “Sudah berapa lama ia begini?” “Sejak ia masih kecil!” jawab bapaknya. “Sudah sering roh jahat itu berusaha membunuh dia dengan menjatuhkannya ke dalam api atau ke dalam air. Tetapi kalau Bapak dapat menolong, sudilah Bapak mengasihani kami dan menolong kami!” “Apa katamu? Kalau Bapak dapat?” jawab Yesus. “Segalanya dapat, asal orang percaya!” Langsung ayah itu berteriak, “Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!” Waktu Yesus melihat bahwa orang banyak mulai datang berkerumun, Ia memerintahkan roh jahat itu dengan berkata, “Roh tuli dan bisu, Aku perintahkan kau keluar dari anak ini dan jangan sekali-kali masuk lagi ke dalamnya!” Roh jahat itu berteriak, lalu membuat badan anak itu kejang-kejang, kemudian keluar dari anak itu. Anak itu kelihatan seperti mayat sehingga semua orang berkata, “Ia sudah mati!” Tetapi Yesus memegang tangannya dan menolong dia bangun. Anak itu pun bangun. Setelah Yesus di rumah, pengikut-pengikut-Nya datang secara tersendiri kepada-Nya dan bertanya, “Apa sebab kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?” Yesus menjawab, “Roh jahat semacam itu tidak dapat diusir dengan cara apa pun, selain dengan doa.”