Matius 19:1-30

Matius 19:1-30 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sesudah Yesus mengajarkan semua hal itu, Dia bersama kami murid-murid-Nya meninggalkan provinsi Galilea dan pergi ke provinsi Yudea di seberang sungai Yordan. Banyak orang mengikuti Dia ke sana, dan Dia menyembuhkan orang-orang sakit di antara mereka. Tetapi beberapa orang Farisi datang hendak mencari alasan untuk menyalahkan Yesus, maka mereka bertanya, “Apakah seorang laki-laki boleh menceraikan istrinya dengan alasan apa pun?” Jawab Yesus kepada mereka, “Kalian pasti sudah membaca yang tertulis dalam Kitab Suci, bahwa pada mulanya Sang Pencipta menciptakan manusia sepasang, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Allah juga berkata, ‘Oleh karena itulah, dalam pernikahan, seorang laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan dipersatukan dengan seorang istri, sehingga mereka berdua menjadi satu.’ Dengan demikian, di mata Allah suami-istri bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu suami-istri yang sudah dipersatukan Allah dalam pernikahan tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Lalu orang-orang Farisi itu bertanya kepada-Nya, “Kalau begitu, kenapa Musa mengizinkan seorang suami menceraikan istrinya dengan memberikan surat keterangan cerai kepadanya?” Jawab Yesus, “Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu karena kamu keras kepala terhadap perintah Allah. Tetapi sesungguhnya sejak awal tidaklah demikian. Aku berkata kepadamu: Bila seorang suami menceraikan istrinya supaya bisa menikah dengan perempuan lain, di mata Allah dia berzina. Demikian juga, setiap laki-laki yang menikahi perempuan yang sudah diceraikan oleh suaminya, dia berzina. Satu-satunya alasan seorang suami boleh menceraikan istrinya adalah kalau istrinya itu sudah berzina.” Lalu kami murid-murid Yesus berkata kepada-Nya, “Kalau hukum yang mengatur hubungan suami-istri begitu ketat, lebih baik tidak usah mencari pasangan dan hidup membujang saja!” Jawab Yesus, “Tidak semua orang sanggup hidup seperti yang kamu katakan itu. Hanya orang-orang tertentu yang sudah dipersiapkan oleh Allah yang bisa merasa puas dengan hidup membujang. Ada orang yang memang dilahirkan dengan tubuh yang tidak memungkinkan untuk hubungan suami-istri. Ada yang membujang karena orang lain sudah merusak alat kelaminnya. Dan ada juga orang yang memilih untuk tidak menikah supaya bisa melayani dengan lebih baik dalam kerajaan Allah. Orang-orang yang sanggup hidup sesuai ajaran ini, hendaklah mereka melakukannya.” Kemudian beberapa orang datang membawa anak-anak mereka kepada Yesus supaya Dia meletakkan tangan-Nya pada kepala anak-anak itu dan mendoakan berkat bagi mereka. Tetapi kami murid-murid-Nya dengan tegas melarang orang-orang itu membawa anak-anak kepada Yesus. Namun Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan melarang mereka! Karena orang-orang seperti inilah yang menjadi warga kerajaan Allah.” Sesudah Yesus meletakkan tangan-Nya pada kepala anak-anak itu sambil mendoakan mereka, Dia bersama kami berangkat ke tempat lain. Ada seorang laki-laki muda yang datang kepada Yesus dan bertanya, “Guru yang baik, perbuatan baik apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan hidup yang kekal?” Yesus menjawab, “Mengapa kamu mengatakan Aku baik? Hanya Allah satu-satunya yang baik. Kalau kamu mau mendapat hidup yang kekal, taatilah perintah-perintah dalam hukum Taurat.” Orang itu bertanya lagi, “Perintah-perintah manakah yang harus saya taati?” Jawab Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberikan kesaksian palsu, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.” Orang muda itu berkata, “Semuanya itu sudah saya taati sejak masa muda. Apa lagi yang perlu saya lakukan?” Yesus berkata lagi kepada orang itu, “Kalau kamu mau menjadi sempurna, pergilah dan juallah seluruh hartamu. Lalu bagi-bagikanlah uangnya kepada orang miskin. Dengan begitu kamu akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah kembali dan ikutlah Aku.” Mendengar jawaban Yesus, orang muda itu pergi dengan sedih karena dia sangat kaya dan tidak mau melepaskan hartanya. Kemudian Yesus berkata kepada kami murid-murid-Nya, “Aku menegaskan kepadamu: Sulit sekali bagi orang kaya untuk menjadi warga kerajaan Allah! Sesungguhnya, lebih gampang seekor unta melewati lubang jarum daripada orang kaya masuk kerajaan Allah.” Ketika mendengar hal itu, kami tercengang dan bertanya, “Kalau begitu, siapa yang bisa selamat dan masuk surga?” Tetapi Yesus memandang kami dan berkata, “Manusia tidak sanggup menjamin dirinya diselamatkan dan masuk surga, tetapi Allah sanggup melakukan segala sesuatu.” Lalu Petrus berkata kepada-Nya, “Bagaimana dengan kami? Kami sudah meninggalkan semua milik kami dan mengikut Engkau. Jadi apa yang akan kami dapatkan?” Jawab Yesus kepada kami, “Aku menegaskan kepadamu: Waktu Allah memperbarui segala sesuatu, Aku, Sang Anak Adam, akan duduk di takhta yang menunjukkan kemuliaan-Ku. Pada saat itu, kalian berdua belas yang sudah menjadi rasul-Ku juga akan duduk di atas takhtamu masing-masing untuk memerintah dan menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang sudah meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, orangtuanya, pasangannya, anak-anaknya, atau ladangnya karena mengikut Aku, dia akan mendapat seratus kali lipat yang serupa, dan dia juga akan menerima hidup yang kekal. Tetapi kelak, banyak orang yang sekarang mempunyai kedudukan tinggi akan mendapat kedudukan yang rendah. Dan banyak orang yang sekarang mempunyai kedudukan rendah akan mendapat kedudukan yang tinggi.”

Matius 19:1-30 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

SETELAH Yesus selesai menyampaikan ajaran-Nya itu, Ia meninggalkan Galilea dan kembali ke Yudea di seberang Sungai Yordan. Banyak sekali orang mengikuti Dia, dan yang sakit disembuhkan-Nya. Beberapa orang Farisi datang mengajukan pertanyaan dengan maksud menjebak Dia. “Apakah Engkau membolehkan perceraian?” tanya mereka. “Bukankah kalian membaca Kitab Suci?” jawab Yesus. “Di dalamnya ada tertulis bahwa pada waktu Allah menciptakan manusia, Ia menciptakan pria dan wanita, dan menyatakan bahwa seorang laki-laki meninggalkan ibu dan bapanya dan berhubungan begitu dekat dengan istrinya sehingga keduanya bersatu dengan jiwa dan raga. Dan yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia.” “Tetapi mengapa Musa membolehkan suami menceraikan istrinya hanya dengan memberikan surat cerai kepadanya?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Musa berbuat demikian karena kalian berhati keras dan jahat, tetapi sejak semula maksud Allah bukan demikian. Aku berkata kepada kalian bahwa barang siapa menceraikan istrinya, kecuali karena perzinaan, dan kemudian menikah lagi dengan wanita lain, maka ia berbuat zina.” Murid-murid Yesus berkata kepada-Nya, “Jika demikian halnya, lebih baik tidak menikah!” Yesus berkata, “Tidak semua orang dapat mengerti apa yang Kukatakan sekarang, hanya mereka yang diberi kemampuan oleh Allah: Ada orang yang tidak dapat menikah karena dilahirkan demikian, ada yang dijadikan demikian oleh manusia, dan ada pula yang tidak mau menikah demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat menerimanya, terimalah pernyataan-Ku ini.” Anak-anak kecil dibawa kepada Yesus agar Dia meletakkan tangan ke atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi para murid memarahi mereka yang membawa anak-anak itu. “Jangan mengganggu Dia,” kata mereka. Tetapi Yesus berkata, “Biarkan anak-anak kecil itu datang kepada-Ku. Jangan melarang mereka. Karena orang yang seperti anak-anak itulah yang memiliki Kerajaan Surga.” Dan sebelum pergi, Ia meletakkan tangan-Nya ke atas kepala anak-anak itu serta memberkati mereka. Seseorang datang kepada Yesus serta bertanya, “Guru yang baik, apakah yang harus saya lakukan supaya memperoleh hidup yang kekal?” “Apa sebabnya engkau menyebut Aku ‘baik’?” tanya Yesus, “Hanya ada Satu yang baik: Allah. Tetapi baiklah, jawaban pertanyaanmu ialah: Jika engkau ingin masuk surga, maka taati perintah-perintah Allah.” “Hukum yang mana?” tanya orang itu. Yesus menjawab, “Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan berdusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” “Saya selalu menaati hukum-hukum itu,” sahut orang itu. “Apalagi yang harus saya lakukan?” Yesus berkata, “Jika engkau ingin menjadi sempurna, pergi dan juallah semua yang kaumiliki dan sedekahkan uangnya kepada orang miskin, maka engkau akan mendapat harta di surga. Kemudian ikutlah Aku.” Tetapi ketika pemuda itu mendengar perkataan Yesus, ia pergi dengan sedih, karena ia sangat kaya. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku katakan: lebih mudah seekor unta melalui ‘lubang jarum’ daripada orang kaya masuk Kerajaan Allah.” Pernyataan ini membuat para murid tertegun. “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” tanya mereka. Yesus menatap mereka dan berkata, “Ditinjau dari segi manusia hal itu mustahil. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lalu Petrus berkata kepada-Nya, “Kami telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Guru. Apa yang akan kami peroleh kelak?” Yesus menjawab, “Apabila Aku, Anak Manusia, menduduki takhta kemuliaan-Ku di dalam Kerajaan itu kelak, maka kalian murid-murid-Ku akan menduduki dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku bangsa Israel. Siapa pun yang meninggalkan rumahnya, saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, ayahnya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, atau harta bendanya, untuk mengikut Aku, maka ia akan menerima seratus kali lipat, dan akan mendapat hidup yang kekal. Namun, banyak orang yang sekarang paling pertama akan menjadi yang paling akhir, dan beberapa orang yang sekarang paling akhir akan menjadi yang paling pertama.”

Matius 19:1-30 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Setelah Yesus menyampaikan semuanya itu, Ia meninggalkan Galilea dan pergi ke wilayah Yudea, di seberang Sungai Yordan. Banyak orang yang mengikuti-Nya, dan Ia menyembuhkan orang-orang sakit di sana. Kemudian beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan berusaha mencari-cari kesalahan-Nya. Mereka bertanya kepada-Nya, “Bolehkah seorang laki-laki menceraikan istrinya dengan alasan apa pun?” Jawab Yesus kepadanya, “Bukankah kamu sudah baca ini dalam Kitab Suci bahwa, ‘Sejak mulanya Allah menciptakan laki-laki dan perempuan.’ ‘Karena itu, seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya. Dan keduanya akan menjadi satu.’ Jadi, mereka bukan lagi dua, tetapi satu. Oleh karena itu, apa yang sudah dipersatukan Allah, tiada orang yang boleh memisahkan.” Kemudian orang Farisi bertanya, “Lalu mengapa Musa berikan hukum yang mengijinkan seorang laki-laki menceraikan istrinya dengan membuat surat cerai?” Yesus menjawab, “Musa mengijinkan kamu menceraikan istrimu karena kamu menolak ajaran Allah. Sejak semula perceraian tidak diperbolehkan. Aku berkata kepadamu, siapa yang menceraikan istrinya kecuali karena masalah dosa percabulan, lalu menikah lagi, maka ia telah melakukan dosa perzinahan.” Para pengikut berkata kepada Yesus, “Jika hanya itulah alasan seseorang boleh menceraikan istrinya, lebih baik tidak menikah saja.” Tetapi Yesus menjawab, “Pernyataan ini benar untuk sebagian orang, tidak untuk semua orang. Ini benar bagi mereka yang mendapat karunia untuk tidak menikah. Ada berbagai alasan mengapa orang tidak menikah. Ada orang yang dilahirkan tanpa kemampuan untuk mempunyai anak. Ada yang dibuat begitu oleh orang lain. Dan ada juga yang memilih untuk tidak menikah demi kerajaan Allah. Biarlah mereka yang bisa memahami ini, terimalah.” Kemudian orang-orang membawa anak-anaknya kepada Yesus supaya Ia menumpangkan tangan-Nya di atas mereka untuk diberkati dan mendoakan mereka. Pengikut-Nya menjadi marah melihat orang-orang bawa anak-anak itu. Tetapi Yesus berkata, “Biarkan anak-anak kecil itu datang kepada-Ku. Jangan melarangnya, sebab Kerajaan Allah adalah milik orang-orang seperti mereka ini.” Setelah Yesus menumpangkan tangan-Nya ke atas anak-anak itu, Ia pergi dari sana. Ada seorang muda yang datang kepada Yesus dan bertanya, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus aku lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus menjawab, “Mengapa kamu bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya ada satu yang baik, yaitu Allah. Tetapi jika kamu ingin mendapatkan hidup yang kekal, taatilah perintah-perintah Allah.” Orang itu bertanya, “Perintah yang mana?” Yesus menjawab, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan memfitnah orang lain, ‘hormatilah ayahmu dan ibumu,’ dan ‘kasihilah tetanggamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.’” Orang muda itu menjawab, “Aku sudah menaati semua perintah itu dengan sungguh-sungguh. Apakah masih ada yang kurang?” Yesus menjawab, “Jika kamu ingin sempurna, pergi dan juallah semua harta yang kamu miliki, bagikan uangnya kepada orang miskin, maka kamu akan mendapatkan kekayaan di surga. Sesudah itu, datanglah dan ikutlah Aku!” Ketika orang muda itu mendengar jawaban Yesus itu, ia menjadi sedih hati karena ia sangat kaya. Jadi, ia pergi. Lalu Yesus berkata kepada pengikut-Nya, “Ketahuilah, sungguh sulit bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sekali lagi, Aku berkata kepadamu, lebih mudah bagi seekor unta untuk masuk melewati lubang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Pengikut-Nya menjadi heran mendengarkan perkataan Tuhan ini. Mereka bertanya, “Kalau begitu, siapakah yang bisa diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan menjawab, “Bagi manusia, hal itu memang tidak mungkin. Tetapi bagi Tuhan segala sesuatu itu mungkin.” Kemudian Petrus berkata kepada-Nya, “Tuhan, kami sudah meninggalkan semuanya untuk ikut Engkau. Lalu apa yang akan kami terima?” Yesus berkata kepada mereka, “Ketika waktu bagi dunia yang baru tiba, Anak Manusia akan duduk di takhta-Nya yang agung dan mulia. Dan kamu yang telah mengikut Aku akan duduk di dua belas takhta dan akan menghakimi kedua belas suku Israel. Setiap orang yang sudah meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, ayahnya, ibunya, anak-anaknya, atau ladangnya karena mengikuti Aku, akan menerima 100 kali lipat. Dan mereka akan menerima hidup yang kekal. Banyak orang yang terbesar saat ini akan menjadi yang terkecil nantinya. Dan banyak orang yang terkecil sekarang akan menjadi terbesar nantinya.”

Matius 19:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Ia pun menyembuhkan mereka di sana. Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: ”Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Jawab Yesus: ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Kata mereka kepada-Nya: ”Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka: ”Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya: ”Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ. Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: ”Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: ”Perintah yang mana?” Kata Yesus: ”Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: ”Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Matius 19:1-30 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Sesudah Yesus selesai mengatakan semuanya itu, Ia meninggalkan Galilea lalu pergi ke daerah Yudea di seberang Sungai Yordan. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka di situ. Lalu orang-orang Farisi datang untuk menjebak Dia. Mereka bertanya, “Menurut hukum agama kita, apakah boleh orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Apakah kalian belum membaca dalam Alkitab bahwa Pencipta yang membuat manusia, pada mulanya membuat mereka laki-laki dan wanita? Dan sesudah itu Ia berkata, ‘Itu sebabnya laki-laki meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya, maka keduanya menjadi satu.’ Jadi mereka bukan lagi dua orang, tetapi satu. Itu sebabnya apa yang sudah disatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Lalu orang-orang Farisi bertanya kepada-Nya, “Kalau begitu mengapa Musa menyuruh orang memberi surat cerai kepada istri yang diceraikannya?” Yesus menjawab, “Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu sebab kalian terlalu susah diajar. Tetapi sebenarnya bukan begitu pada mulanya. Jadi, dengarlah ini: Siapa menceraikan istrinya -- padahal wanita itu tidak menyeleweng -- kemudian kawin lagi dengan wanita yang lain, orang itu berzinah.” Maka pengikut-pengikut Yesus berkata kepada-Nya, “Kalau soal hubungan suami istri adalah seperti itu, lebih baik tidak usah kawin.” Yesus menjawab, “Tidak semua orang bisa menerima kata-kata itu, hanya orang-orang yang sudah ditentukan oleh Allah. Karena ada orang yang tidak dapat kawin, sebab mereka memang lahir begitu. Ada juga yang tidak dapat kawin sebab ia dibuat begitu oleh orang lain. Dan ada pula yang memilih sendiri untuk tidak kawin, supaya dapat melayani Allah. Orang yang sanggup menerima pengajaran ini, biarlah ia menerimanya.” Ada orang-orang membawa anak-anak kepada Yesus supaya Ia meletakkan tangan-Nya ke atas kepala mereka dan mendoakan mereka. Tetapi pengikut-pengikut Yesus memarahi orang-orang itu. Maka Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan melarang mereka, sebab orang-orang seperti inilah yang menjadi anggota umat Allah.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya di atas kepala anak-anak itu dan memberkati mereka. Kemudian Ia pergi dari situ. Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Yesus. “Pak Guru,” katanya, “perbuatan baik apa yang harus kulakukan supaya dapat menerima hidup sejati dan kekal?” Yesus menjawab, “Mengapa engkau bertanya kepada-Ku mengenai apa yang baik? Hanya ada Satu yang baik. Kalau engkau ingin hidup, engkau harus taat kepada perintah-perintah Allah.” “Perintah yang mana itu?” tanya orang itu. Yesus menjawab, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” “Semua perintah itu sudah kuturuti,” jawab orang muda itu. “Apa lagi yang perlu?” Yesus berkata kepadanya, “Kalau engkau ingin menjadi sempurna, pergilah jual semua milikmu. Berikanlah uangnya kepada orang miskin, dan engkau akan mendapat harta di surga. Sesudah itu, datanglah mengikuti Aku!” Mendengar kata-kata itu, orang muda itu pergi dengan susah hati sebab ia kaya sekali. Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Aku berkata kepadamu, sukar sekali untuk orang kaya menjadi anggota umat Allah. Dan ini lagi yang mau Kukatakan kepadamu; lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum, daripada seorang kaya masuk Dunia Baru Allah.” Ketika pengikut-pengikut-Nya mendengar perkataan Yesus itu, mereka heran. “Kalau begitu,” kata mereka, “siapa yang bisa selamat?” Yesus memandang mereka lalu berkata, “Untuk manusia, itu mustahil! Tetapi untuk Allah, semua mungkin.” Lalu Petrus berkata, “Lihatlah, kami sudah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Bapak. Dan apa yang akan kami terima?” Yesus berkata kepada mereka, “Percayalah: Di Dunia yang Baru, Anak Manusia akan duduk di atas takhta-Nya yang mulia. Pada waktu itu kalian pengikut-pengikut-Ku akan duduk di atas dua belas takhta dan menghakimi kedua belas suku bangsa Israel! Dan setiap orang yang sudah meninggalkan rumah, atau saudara laki-laki atau perempuan, atau ibu bapak, atau anak-anak, atau ladang karena Aku, orang itu akan menerima kembali seratus kali lipat. Dan ia akan menerima juga hidup sejati dan kekal. Tetapi banyak orang yang sekarang ini pertama akan menjadi yang terakhir dan yang sekarang ini terakhir akan menjadi yang pertama.”