Lukas 5:1-26

Lukas 5:1-26 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Pada suatu hari Yesus berdiri di tepi danau Galilea. Banyak orang berkumpul dan saling berdesakan di sekeliling-Nya karena mereka mau mendengarkan ajaran-Nya tentang Firman Allah. Dia melihat dua perahu di pinggir pantai. Nelayan-nelayannya sudah turun dari perahu itu dan sedang membersihkan jala mereka. Lalu Yesus naik ke salah satu perahu, yang adalah milik Petrus. Dia mengajak Petrus bertolak agak jauh dari pantai supaya ada jarak. Kemudian Yesus duduk di perahu itu dan mengajar orang banyak dari situ. Setelah selesai, Dia berkata kepada Petrus, “Dayunglah perahu ini ke tempat yang lebih dalam. Lalu tebarkanlah jala-jalamu di sana untuk menangkap ikan.” Jawab Petrus kepada-Nya, “Guru, sudah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak mendapatkan apa-apa. Tetapi karena Engkau yang mengatakannya, baiklah, saya dan anak buah saya akan menebar jala-jala kami.” Ketika mereka melakukannya, banyak sekali ikan yang tertangkap, sampai-sampai jala mereka hampir robek. Lalu Petrus dan para pekerjanya melambai-lambaikan tangan kepada teman-teman mereka di perahu lain untuk datang membantu. Mereka pun datang dan menolong Petrus serta anak buahnya mengangkat ikan-ikan itu. Kedua perahu mereka terisi begitu penuh sampai hampir tenggelam. Melihat keajaiban itu, sujudlah Petrus di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah saya, karena saya ini orang berdosa.” Dia berkata begitu karena takjub melihat banyaknya ikan yang mereka dapat. Semua orang yang bersamanya juga terheran-heran, termasuk teman-teman sekerja Petrus yang tadi dipanggil, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Lalu Yesus berkata kepada Petrus, “Jangan takut! Mulai sekarang kamu tidak lagi menjala ikan, tetapi Aku akan mengajar kamu untuk mengumpulkan orang menjadi pengikut-Ku.” Sesudah menarik kedua perahu mereka ke pinggir danau, Petrus, Yakobus, dan Yohanes meninggalkan semuanya dan mengikut Yesus. Suatu hari, Yesus berada di sebuah kota. Di sana tinggal seseorang yang tubuhnya penuh dengan penyakit kulit menular. Ketika melihat Yesus, sujudlah orang itu menyembah Dia dan memohon, “Tuhan, kalau Engkau mau, saya yakin Engkau pasti bisa menyembuhkan saya!” Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh orang itu sambil berkata, “Aku mau. Sembuhlah!” Saat itu juga penyakit kulitnya hilang. Lalu Yesus berkata, “Jangan ceritakan kejadian ini kepada siapa pun, tetapi pergi dan tunjukkanlah kulitmu kepada imam yang sedang bertugas. Lalu persembahkanlah kurban sesuai perintah Musa tentang orang yang sudah sembuh dari penyakit kulit. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu betul-betul sudah sembuh.” Namun berita tentang Yesus semakin tersebar luas, sehingga orang banyak datang berbondong-bondong untuk mendengarkan Dia dan untuk meminta-Nya menyembuhkan penyakit mereka. Tetapi Yesus sering pergi menyendiri ke tempat yang sepi untuk berdoa. Pada suatu hari, Yesus sedang mengajar orang banyak di dalam sebuah rumah. Berbagai macam orang berkumpul di situ. Ada beberapa ahli Taurat dan anggota kelompok agama Yahudi yang disebut Farisi. Mereka datang dari Yerusalem dan setiap kota di provinsi Galilea dan Yudea. Kuasa Allah ada pada Yesus untuk menyembuhkan orang-orang sakit yang hadir. Tidak lama kemudian, datanglah beberapa orang menggotong seorang laki-laki yang lumpuh total dengan terbaring di atas tandu. Mereka berusaha membawa dia masuk untuk meletakkannya di hadapan Yesus, tetapi tidak bisa karena rumah itu penuh sesak dengan orang. Jadi, mereka naik ke atas atap, membongkarnya sebagian, lalu menurunkan orang lumpuh itu dengan tandunya ke hadapan Yesus di tengah orang banyak. Ketika Yesus memperhatikan bahwa mereka percaya penuh bahwa Dia sanggup menyembuhkan orang lumpuh itu, Dia berkata, “Saudara, Aku sudah mengampuni dosa-dosamu.” Mendengar itu, para ahli Taurat dan orang Farisi berkata dalam hati mereka, “Lancang sekali orang ini berkata begitu! Dia sudah menghina Allah! Tidak seorang pun dapat mengampuni dosa manusia selain Allah sendiri.” Saat itu juga Yesus tahu yang mereka pikirkan. Lalu Dia menegur mereka, “Aku tahu bahwa kalian diam-diam tidak setuju dengan yang Aku katakan tadi! Tentu kalian sulit menerima ketika Aku berkata kepada orang lumpuh ini, ‘Aku sudah mengampuni dosa-dosamu.’ Apakah kalian lebih mudah menerima kalau Aku berkata kepadanya, ‘Bangun dan berjalanlah’?! Tetapi melalui perkataan yang akan Aku ucapkan ini, Aku hendak membuktikan kepada kalian bahwa Aku, Sang Anak Adam, berhak untuk mengampuni dosa manusia!” Lalu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tandumu, dan pulanglah!” Saat itu juga orang lumpuh itu berdiri di depan mereka. Dia mengangkat tandunya, lalu pulang sambil memuji-muji Allah. Semua orang sangat terheran-heran dan memuji Allah juga. Dengan penuh hormat dan rasa takut kepada Allah mereka berkata, “Hari ini kita sudah menyaksikan hal-hal yang luar biasa!”

Lukas 5:1-26 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: ”Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: ”Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa. Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: ”Hai saudara, dosamu sudah diampuni.” Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: ”Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: ”Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: ”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: ”Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.”

Lukas 5:1-26 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

PADA suatu hari Yesus sedang berkhotbah di tepi Danau Genesaret. Orang banyak berdesak-desakan mengerumuni Dia hendak mendengar Firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu kosong di tepi danau dan para nelayan sedang mencuci jala mereka. Ia naik ke dalam salah satu perahu dan minta agar Simon, pemilik perahu itu, mendorong perahu agak ke tengah, supaya Ia dapat mengajar orang banyak sambil duduk di perahu. Setelah selesai mengajar, Ia berkata kepada Simon, “Sekarang pergilah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkan jala-jalamu, maka engkau akan mendapat banyak ikan!” Simon menjawab, “Guru, kemarin semalam-malaman kami bekerja keras dan seekor pun tidak kami peroleh. Tetapi, karena Guru menghendakinya, kami akan mencoba lagi.” Kali ini jala mereka demikian penuhnya, sehingga koyak! Mereka berseru minta bantuan kepada teman-teman mereka di perahu yang lain. Tidak lama kemudian kedua perahu itu sarat dengan ikan, sehingga hampir tenggelam. Ketika Simon menyadari apa yang telah terjadi, ia berlutut di hadapan Yesus dan berkata, “Ya, Tuhan, tinggalkanlah kami. Saya orang yang penuh dosa dan tidak layak Tuhan dekati.” Karena ia sangat heran akan banyaknya ikan yang telah mereka tangkap. Demikian pula orang-orang yang bersama-sama dengan dia, dan juga teman-temannya, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Yesus menyahut, “Jangan takut! Mulai saat ini kalian akan menjadi penjala manusia!” Segera setelah mendarat, mereka meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Dia. Pada suatu hari di desa yang dikunjungi Yesus ada penderita kusta yang sangat parah. Ketika ia melihat Yesus, ia sujud di hadapan-Nya dengan mukanya menyentuh tanah. Ia mohon disembuhkan. “Tuan,” katanya, “kalau Tuan mau, Tuan dapat menyembuhkan saya sama sekali.” Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu. “Aku mau,” kata-Nya. “Sembuhlah engkau!” Dalam sekejap mata lenyaplah penyakit kusta itu! Kemudian Yesus menyuruh dia supaya segera memeriksakan diri kepada imam Yahudi tanpa memberi tahu seorang pun tentang apa yang telah terjadi. “Persembahkanlah kurban yang sudah ditetapkan oleh Hukum Musa bagi penderita kusta yang sudah sembuh,” kata-Nya. “Untuk membuktikan kepada semua orang bahwa engkau telah sembuh.” Berita tentang kuasa Yesus tersiar makin cepat dan berduyun-duyun orang datang ingin mendengarkan khotbah-Nya dan ingin disembuhkan dari penyakit mereka. Tetapi Ia sering mengasingkan diri ke padang gurun untuk berdoa. Pada suatu hari ketika Ia sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan guru-guru agama duduk di dekat-Nya. (Rupanya mereka muncul dari setiap desa di seluruh Galilea dan Yudea, bukan hanya dari Yerusalem saja.) Pada-Nya ada kuasa untuk menyembuhkan yang sakit. Lihat! Ada beberapa orang mengusung orang lumpuh di atas sebuah kasur. Mereka berusaha menerobos orang banyak menuju kepada Yesus, tetapi tidak dapat. Sebab itu, naiklah mereka ke atap rumah di atas Yesus. Mereka melepaskan beberapa genting, lalu menurunkan orang sakit itu dengan kasurnya di tengah-tengah orang banyak, tepat di hadapan Yesus. Ketika melihat iman mereka, Yesus berkata kepada orang itu, “Sahabat, dosamu sudah diampunkan!” “Orang ini menganggap diri-Nya siapa?” kata orang-orang Farisi dan para guru agama di antara mereka sendiri. “Ini hujat namanya! Siapa dapat mengampunkan dosa, kecuali Allah?” Yesus tahu apa yang sedang mereka pikirkan. Ia berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal itu di dalam hati kalian? Aku, Anak Manusia, mempunyai kuasa di bumi untuk mengampunkan dosa. Tetapi kata-kata saja tidak ada artinya—setiap orang dapat mengucapkannya. Baiklah Kubuktikan ucapan-Ku dengan menyembuhkan orang ini.” Kemudian Ia berpaling kepada orang yang lumpuh itu dan berkata, “Angkatlah usunganmu dan pulanglah, karena engkau sudah sembuh!” Dengan disaksikan oleh semua orang, seketika itu juga orang itu bangkit, mengangkat kasurnya, lalu pulang sambil memuji-muji Allah! Semua orang merasa gentar dan takut. Mereka memuji-muji Allah dan berkali-kali mengatakan, “Kami telah melihat hal-hal yang ajaib hari ini.”

Lukas 5:1-26 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Ketika Yesus berdiri di tepi danau Genesaret, banyak orang saling mendorong untuk mendekati-Nya dan untuk mendengar ajaran Allah. Yesus melihat dua perahu di pinggir danau. Para nelayan telah meninggalkan perahu tersebut dan sedang membersihkan jala mereka. Yesus naik ke perahu milik Simon dan menyuruh Simon untuk mendorong perahu itu sedikit jauh dari tepi danau. Lalu Ia duduk di perahu dan mengajar orang-orang yang ada di pantai. Setelah selesai mengajar, Yesus berkata kepada Simon, “Bawalah perahu ini ke tempat yang lebih dalam. Tebarlah jalamu ke dalam air, dan kamu akan menangkap banyak ikan.” Simon menjawab, “Guru, kami sudah bekerja keras semalam suntuk berusaha menangkap ikan dan tidak mendapat apa-apa. Tetapi karena Engkau bilang aku perlu menebarkan jala ke air, aku akan lakukan itu.” Setelah mereka perbuat itu, jala mereka menjadi penuh dengan banyak sekali ikan hingga jalanya mulai robek. Mereka memanggil teman-teman dari perahu lain supaya datang dan bantu mereka. Teman mereka datang, dan kedua perahu terisi penuh dengan ikan hingga hampir tenggelam. Para nelayan itu sangat heran dengan banyaknya ikan yang mereka tangkap. Ketika Simon Petrus melihat apa yang terjadi, ia sujud di hadapan Yesus dan berkata, “Jauhilah dari aku, ya Tuhan. Aku ini orang berdosa!” Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, juga sangat heran juga. (Yakobus dan Yohanes bekerja bersama Simon.) Yesus berkata kepada Simon, “Jangan takut. Mulai sekarang, pekerjaanmu adalah menjala manusia, bukan ikan!” Mereka membawa perahu ke pantai, meninggalkan semuanya dan ikuti Yesus. Suatu waktu Yesus berada di suatu kota di mana seorang yang sangat sakit tinggal. Tubuhnya ditutupi dengan penyakit kulit yang mengerikan (kusta). Ketika ia melihat Yesus, ia sujud menyembah Yesus dan memohon kepada-Nya, “Tuhan, Engkau berkuasa untuk menyembuhkan aku, jika Engkau mau.” Yesus berkata, “Aku mau. Sembuhlah!” Lalu Ia menyentuh orang itu, dan seketika itu juga penyakitnya hilang. Kemudian Yesus berkata, “Jangan ceritakan kepada siapa pun apa yang telah terjadi. Tetapi pergilah dan biarlah imam mengamati dirimu. Dan berikankanlah korban persembahan karena kesembuhanmu sebagaimana yang diperintahkan Musa. Ini akan membuat orang tahu bahwa kamu sudah disembuhkan.” Tetapi berita tentang Yesus makin tersebar. Banyak orang datang mendengarkan-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Yesus sering kali menyingkir ke tempat sepi supaya Ia bisa berdoa. Pada suatu hari Yesus sedang mengajar di suatu rumah. Beberapa orang Farisi dan guru Taurat duduk di dalam bersama-Nya. Mereka datang dari setiap kota di Galilea, Yudea dan dari Yerusalem. Tuhan memberikan Yesus kuasa untuk menyembuhkan orang. Ada seorang lumpuh di luar yang diangkat dengan tikar oleh beberapa orang. Mereka berusaha untuk membawanya ke dalam dan meletakkannya di depan Yesus. Tetapi mereka tidak bisa menemukan jalan untuk membawanya ke Yesus sebab banyak sekali orang. Maka mereka naik ke atap dan memindahkan genting-genting untuk membuat lubang. Lalu mereka menurunkan orang itu dengan tikarnya ke tengah-tengah kerumuman, tepat di hadapan Yesus. Ketika Yesus melihat betapa kuat iman mereka, Ia berkata kepada orang itu, “Orang muda, dosa-dosamu sudah diampuni.” Ini membuat guru Taurat dan orang Farisi saling berkata, “Siapakah Orang ini yang begitu berani mengatakan demikian? Benar-benar penghinaan terhadap Allah! Hanya Allah bisa mengampuni dosa!” Tetapi Yesus tahu apa yang mereka pikirkan dan menanggapi, “Mengapa kamu bertanya-tanya seperti itu di dalam hatimu? Mungkin kalian pikir gampang sekali bagi-Ku untuk berkata, ‘Dosa-dosamu sudah diampuni’ karena tidak ada orang dapat melihat apa itu terjadi atau tidak. Tapi bagaimana jika Aku berkata kepadanya, ‘Berdiri dan berjalanlah’? Lalu kalau hal ini terjadi, kalian akan tahu bahwa Aku, sebagai Anak Manusia, memiliki kuasa di atas bumi untuk mengampuni dosa.” Maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Aku berkata kepadamu, ‘Berdirilah! Angkat tikarmu dan pulang ke rumahmu!’” Orang itu langsung berdiri di depan semua orang. Ia mengambil tikarnya dan pulang ke rumahnya, sambil memuji Allah. Semua orang sangat takjub dan mulai memuji Allah. Mereka dipenuhi rasa hormat akan kuasa Allah. Mereka berkata, “Hari ini kami saksikan peristiwa luar biasa!”

Lukas 5:1-26 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pada suatu waktu, Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang berdesak-desakan untuk mendengar berita dari Allah. Yesus melihat dua perahu di pantai itu; nelayan-nelayannya sudah turun dari perahu-perahu itu dan sedang mencuci jala mereka. Yesus naik ke salah satu perahu, yaitu perahu Simon, lalu menyuruh Simon mendorong perahunya itu sedikit jauh dari pantai. Yesus duduk di dalam perahu itu dan mengajar orang banyak. Setelah selesai mengajar, Ia berkata kepada Simon, “Berdayunglah ke tempat yang dalam, dan tebarkan jalamu untuk menangkap ikan.” “Bapak Guru,” jawab Simon, “sepanjang malam kami bekerja keras, namun tidak menangkap apa-apa! Tetapi karena Bapak suruh, baiklah; saya akan menebarkan jala lagi.” Sesudah mereka melakukan itu, mereka mendapat begitu banyak ikan sampai jala mereka mulai robek. Sebab itu mereka minta tolong kepada teman-teman mereka di perahu yang lain. Teman-teman mereka itu datang lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu penuh dengan ikan sampai perahu-perahu itu hampir tenggelam. Waktu Simon melihat itu, ia sujud di hadapan Yesus, lalu berkata, “Tinggalkanlah saya, Tuhan! Sebab saya orang berdosa!” Simon dan semua orang yang bersama dia heran melihat banyaknya ikan yang mereka tangkap. Begitu juga dengan teman-teman Simon, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Yesus berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjadi penjala orang.” Simon dan teman-temannya menarik perahu-perahu itu ke pantai, kemudian meninggalkan semuanya, lalu mengikuti Yesus. Pada suatu hari, Yesus berada di suatu kota. Di sana ada seorang laki-laki yang badannya penuh dengan penyakit kulit yang mengerikan. Ketika ia melihat Yesus, ia sujud di hadapan-Nya sambil memohon, “Pak, kalau Bapak mau, Bapak dapat menyembuhkan saya!” Yesus menjamah orang itu sambil berkata, “Aku mau, sembuhlah!” Saat itu juga penyakitnya hilang. Lalu Yesus melarang orang itu menceritakan hal itu kepada siapa pun, kata-Nya, “Pergilah kepada imam, dan minta dia untuk memastikan engkau sudah sembuh. Lalu pergilah mempersembahkan kurban seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti kepada orang-orang bahwa engkau sungguh-sungguh sudah sembuh.” Tetapi kabar tentang Yesus makin tersebar ke mana-mana, dan banyak orang datang untuk mendengar-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Setelah itu Yesus pergi berdoa ke tempat yang sunyi. Pada suatu hari ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan guru-guru agama duduk di situ. Mereka datang dari Yerusalem, dan dari kota-kota di Galilea dan Yudea. Kuasa Tuhan ada pada Yesus untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Pada waktu itu beberapa orang datang membawa seorang lumpuh yang terbaring di atas tikar. Mereka berusaha membawa orang itu ke dalam rumah supaya dapat meletakkan dia di depan Yesus. Tetapi karena orang terlalu banyak di sana, mereka tidak dapat membawanya masuk. Oleh sebab itu mereka menaikkan dia ke atas atap rumah. Lalu mereka membongkar genting, dan menurunkan dia bersama-sama dengan tikarnya di depan Yesus di tengah-tengah orang banyak itu. Waktu Yesus melihat betapa besar iman mereka, Ia berkata kepada orang itu, “Saudara, dosamu sudah diampuni.” Guru-guru agama dan orang-orang Farisi mulai berkata satu sama lain, “Siapa orang ini yang berani menghina Allah? Siapa yang boleh mengampuni dosa, selain Allah sendiri?” Yesus tahu pertanyaan mereka. Jadi Ia berkata, “Mengapa kalian bertanya-tanya begitu di dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’, atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah!’? Tetapi sekarang Aku akan membuktikan kepada kalian bahwa di atas bumi ini Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang yang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tempat tidurmu, dan pulanglah!” Segera orang itu bangun di depan mereka semua, lalu mengangkat tempat tidurnya, dan pulang sambil memuji Allah. Mereka semuanya kagum sekali lalu memuji Allah. Dan dengan perasaan takut, mereka berkata, “Ajaib sekali peristiwa yang kita saksikan hari ini!”