Lukas 1:24-56
Lukas 1:24-56 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: ”Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Lukas 1:24-56 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Tidak lama kemudian, Elisabet istrinya hamil. Selama lima bulan Elisabet tidak ke mana-mana dan tidak menampakkan dirinya kepada orang-orang karena dia berpikir, “Sudah begitu lama orang-orang menghina aku karena mandul, tetapi akhirnya TUHAN mengasihaniku. Jadi biarlah orang-orang tahu bahwa aku sudah hamil ketika mereka melihatku!” Ketika Elisabet hamil enam bulan, Allah mengutus malaikat Gabriel kepada seorang perawan muda bernama Maria yang tinggal di kota Nazaret di provinsi Galilea. Saat itu Maria sudah bertunangan dengan Yusuf, seorang keturunan Daud. Begitu malaikat itu sampai, dia berkata, “Salam! TUHAN sungguh berbaik hati kepadamu. Dia menyertaimu! Kamu sungguh sangat diberkati di antara para wanita.” Maria sangat terkejut melihat malaikat itu lalu bertanya dalam hati, “Apa maksud salam itu?” Malaikat itu melanjutkan, “Jangan takut Maria. Allah sangat berbaik hati kepadamu. Dengarkanlah! Kamu akan hamil dan melahirkan seorang Anak laki-laki. Haruslah kamu menamai Dia ‘Yesus.’ Dia akan menjadi seorang yang agung dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. TUHAN Allah akan mengangkat Dia menjadi Raja seperti Daud, nenek moyang-Nya. Dan sampai selamanya Dia akan memerintah orang Yahudi, yaitu keturunan Yakub. Kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir.” Lalu Maria bertanya, “Wah! Bagaimana mungkin semua itu akan terjadi?!— karena saya masih perawan.” Jawab malaikat itu, “Roh Kudus akan datang kepadamu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan datang ke atas kamu, sehingga Anak kudus yang nanti kamu lahirkan akan disebut Anak Allah. Dan lagi, sepupumu Elisabet juga sedang hamil enam bulan. Dia akan melahirkan seorang anak laki-laki, padahal umurnya sudah tua sekali dan orang-orang mengatakan bahwa dia mandul. Karena bagi Allah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.” Kata Maria, “Saya ini hanyalah hamba TUHAN yang hina. Saya tunduk menerima yang engkau katakan itu.” Lalu malaikat itu pun pergi meninggalkan dia. Tidak lama sesudah itu, Maria bersiap dan pergi dengan tergesa-gesa ke sebuah desa di daerah pegunungan di provinsi Yudea untuk mengunjungi Elisabet dan Zakaria. Ketika Maria memasuki rumah mereka, dia mengucapkan salam kepada Elisabet. Waktu Elisabet mendengar salam Maria, anak dalam kandungan Elisabet langsung menendang-nendang kesenangan. Kemudian Elisabet dipenuhi Roh Kudus dan dia berseru, “Maria, kamulah yang paling diberkati Allah di antara semua perempuan! Anak yang ada dalam kandunganmu sekarang juga sangat diberkati! Kini aku sungguh mendapat kehormatan besar, karena ibu yang akan melahirkan Tuhanku datang mengunjungi aku. Begitu aku mendengar salam darimu, anak dalam kandunganku menendang-nendang dengan senang. Kamu sungguh diberkati karena kamu percaya bahwa apa yang TUHAN katakan kepadamu akan terjadi!” Kemudian Maria berkata, “Aku memuji TUHAN Allah dengan segenap hatiku, dan aku sangat bersukacita sebab Allah adalah Penyelamatku. Karena Dia sudah memperhatikan aku, walaupun aku ini hanyalah hamba TUHAN yang hina. Oleh sebab itu, mulai sekarang sampai seterusnya semua orang akan mengingat betapa TUHAN memberkati aku, karena Yang Mahakuasa sudah melakukan hal-hal yang luar biasa bagiku. Pujilah Allah, sebab Dia kudus! Dari zaman ke zaman, Allah selalu bermurah hati kepada semua orang yang takut dan hormat kepada-Nya. Seperti zaman dulu, sekarang pun Allah sekali lagi sudah mulai mengulurkan tangan-Nya dan menunjukkan kuasa-Nya. Dahulu Dia mencerai-beraikan orang-orang yang tinggi hati dan mengacaukan semua rencana mereka. Dahulu Allah juga sudah menurunkan raja-raja dari jabatan mereka, dan meninggikan orang-orang yang rendah hati. Allah pernah memberi makanan yang enak kepada orang-orang lapar sampai kenyang, tetapi Dia menyuruh orang-orang kaya pergi dengan tangan kosong. Jadi, sekali lagi seperti zaman dulu, Allah sedang menolong Israel, yaitu umat pilihan-Nya, supaya kita sungguh-sungguh melayani Dia. Dia tidak lupa akan janji-Nya untuk mengasihani kita, yakni janji-Nya yang Dia sampaikan kepada nenek moyang kita, mulai dari Abraham hingga kepada kita keturunannya sampai selama-lamanya.” Maria tinggal bersama Elisabet kira-kira tiga bulan lamanya, lalu dia pulang ke Nazaret.
Lukas 1:24-56 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Tidak lama setelah itu Elisabet, istrinya, hamil dan mengasingkan diri selama lima bulan. “Tuhan sungguh baik,” katanya, “Ia berkenan menghapuskan aib yang disebabkan oleh kemandulanku!” Ketika Elisabet hamil enam bulan, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke Nazaret, sebuah desa di Galilea, kepada Maria, seorang dara, yang telah bertunangan dengan Yusuf, seorang keturunan Raja Daud. Gabriel muncul di hadapannya dan berkata, “Berbahagialah engkau, wanita yang terpilih! Tuhan menyertai engkau!” Maria bingung dan gelisah. Ia mencoba menangkap maksud malaikat itu. “Jangan takut, Maria,” kata malaikat itu, “karena Allah berkenan mengaruniakan berkat yang sangat indah kepadamu! Tidak lama lagi engkau akan hamil dan akan melahirkan seorang putra. Hendaknya engkau menamai Dia ‘Yesus’. Ia akan menjadi orang besar dan disebut Anak Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan memberikan kepada-Nya takhta Daud, nenek moyang-Nya. Ia akan memerintah Israel selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan!” Maria bertanya kepada malaikat itu, “Bagaimana mungkin saya beranak, sedangkan saya masih perawan?” Malaikat itu menjawab, “Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Allah akan menaungimu. Dengan demikian bayi yang akan kaulahirkan itu benar-benar suci, yaitu Anak Allah. Di samping itu, enam bulan yang lalu Elisabet, bibimu yang disebut mandul itu, telah hamil pada masa tuanya! Karena setiap janji Allah pasti digenapi.” Maria berkata, “Saya hamba Tuhan. Biarlah terjadi seperti yang kaukatakan. Biarlah segala sesuatu yang telah kaukatakan itu terjadi.” Malaikat itu lalu meninggalkan dia. Beberapa hari kemudian dengan tergesa-gesa pergilah Maria ke kota tempat tinggal Zakharia untuk mengunjungi Elisabet. Pada saat Elisabet mendengar suara Maria, anak di dalam kandungannya melonjak dan Elisabet dipenuhi Roh Kudus. Elisabet berseru kegirangan dan berkata kepada Maria, “Engkau telah diberkati Allah melebihi semua wanita, dan diberkatilah anak yang akan kaulahirkan itu. Alangkah besarnya kehormatan ini, karena ibu Tuhanku mengunjungi aku! Ketika engkau masuk memberi salam kepadaku dan aku mendengar suaramu, bayiku melonjak karena sukacita! Engkau percaya bahwa Allah akan melaksanakan segala sesuatu yang telah difirmankan-Nya. Itulah sebabnya Ia telah memberikan berkat yang indah ini kepadamu.” Maria menjawab, “Aku sangat memuji Tuhan! Aku sangat bersukacita di dalam Allah Juru Selamatku! Karena Ia telah memperhatikan hamba-Nya yang hina dina ini, dan dari masa ke masa orang akan menyebut aku diberkati Allah. Karena Dia, Yang Mahakudus dan Mahakuasa, telah melakukan hal yang besar ke atasku. Kemurahan-Nya turun-temurun ke atas semua orang yang menghormati Dia. “Betapa besar kuasa tangan-Nya! Ia mencerai-beraikan orang yang sombong dan congkak. Ia menurunkan penguasa-penguasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Ia mengenyangkan hati yang lapar dan menyuruh orang kaya pergi dengan tangan hampa. Dan Ia telah menolong Israel, hamba-Nya. Ia tidak melupakan janji-Nya untuk menyatakan kemurahan-Nya. Karena Ia sudah berjanji kepada nenek moyang kita, yaitu Abraham serta keturunannya, bahwa Ia akan selalu menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada mereka.” Maria tinggal dengan Elisabet kira-kira tiga bulan lamanya, lalu kembali ke rumahnya.
Lukas 1:24-56 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Kemudian Elisabet hamil. Ia tidak keluar rumah selama lima bulan. Elisabet berkata, “Lihatlah apa yang sudah Tuhan perbuat bagiku. Ia sudah menolongku. Mulai sekarang orang-orang akan berhenti berpikir kalau ada sesuatu yang salah dengan aku.” Pada bulan keenam kehamilan Elisabet, Allah mengutus malaikat Gabriel menemui seorang gadis perawan yang tinggal di Nazaret, sebuah kota di Galilea. Ia bertunangan dengan seorang pria bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama gadis itu Maria. Malaikat datang menemuinya dan berkata, “Salam! Tuhan menyertaimu; engkau sungguh istimewa bagi-Nya.” Tetapi Maria sangat bingung dengan apa yang dikatakan malaikat itu. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, “Apa maksudnya?” Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut Maria, sebab kamu mendapat berkat dari Allah. Dengarkanlah! Kamu akan hamil dan melahirkan seorang Anak laki-laki. Kamu harus menamai-Nya Yesus. Ia akan menjadi besar. Orang-orang akan menyebut-Nya Anak Allah Yang Mahatinggi, dan Tuhan Allah akan menjadikan Dia raja seperti leluhur-Nya, Daud. Ia akan memerintah atas keturunan Yakub selama-lamanya, dan kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir.” Maria berkata kepada malaikat itu, “Bagaimana mungkin ini akan terjadi? Aku masih perawan?” Malaikat itu berkata kepada Maria, “Roh Kudus akan mendatangimu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan meliputimu. Bayi itu akan menjadi suci dan akan disebut Anak Allah. Ketahuilah bahwa Elisabet kerabatmu, sedang mengandung. Ia sudah sangat tua, tapi ia akan mendapat seorang anak laki-laki. Semua orang pikir ia tidak bisa mendapat bayi, tapi ia sekarang sudah hamil selama enam bulan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah!” Lalu Maria menjawab, “Aku ini hamba Tuhan. Biarlah ini terjadi kepadaku seperti yang engkau katakan.” Lalu malaikat itu pergi. Maria bersiap-siap dan berangkat secepatnya ke sebuah kota di daerah pegunungan Yudea. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, anak dalam kandungannya melonjak, dan Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus. Dengan suara keras ia berkata kepada Maria, “Allah telah memberkati kamu melebihi perempuan lainnya. Dan Allah juga memberkati bayi yang akan kamu lahirkan. Engkau adalah ibu Tuhanku, dan engkau sudah mengunjungi aku! Mengapa hal yang begini baik terjadi padaku? Ketika aku mendengar suaramu, bayi yang ada dalam kandunganku melonjak dengan sukacita. Berkatmu sungguh besar karena engkau percaya apa yang dikatakan Tuhan kepadamu! Engkau percaya ini akan terjadi.” Kemudian Maria berkata: “Aku memuji Tuhan dengan sepenuh hatiku, Ia, Allahku dan Penyelamatku telah membuatku begitu bahagia! Ia telah menunjukkan perhatian-Nya padaku, hamba-Nya, yang hina. Dan mulai sekarang, orang akan menyebut aku sebagai seorang yang diberkati Allah secara khusus. Yang Mahakuasa telah melakukan hal-hal yang luar biasa untukku. Nama-Nya sangat kudus. Ia selalu memberikan rahmat-Nya bagi mereka yang menyembah-Nya. Ia mengulurkan tangan dan menunjukkan kuasa-Nya. Ia mencecerkan mereka yang menganggap mereka lebih baik dari orang lain. Ia menurunkan penguasa-penguasa dari kedudukan mereka, dan meninggikan orang-orang yang rendah hati. Ia memenuhi orang yang lapar dengan hal-hal baik, tetapi Ia membiarkan orang kaya pergi dengan tangan kosong. Allah telah menolong Israel, orang-orang yang Ia pilih untuk melayani Dia, Ia tidak pernah lupa akan janji-Nya untuk memperhatikan kita. Inilah yang Ia janjikan kepada leluhur kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Setelah tinggal bersama Elisabet kira-kira tiga bulan, Maria pulang ke rumahnya.
Lukas 1:24-56 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Tidak berapa lama kemudian, Elisabet istrinya mengandung, lalu mengurung diri di rumah lima bulan lamanya. Ia berkata, “Akhirnya Tuhan menolong saya dan menghapuskan kehinaan saya.” Ketika Elisabet sudah mengandung enam bulan, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke Nazaret, sebuah kota di daerah Galilea. Gabriel diutus kepada seorang perawan, bernama Maria. Perawan itu sudah bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf, keturunan Raja Daud. Malaikat itu datang kepada Maria dan berkata, “Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!” Mendengar perkataan malaikat itu Maria terkejut, sehingga bertanya-tanya dalam hati apa maksud salam itu. Maka malaikat itu berkata kepadanya, “Jangan takut, Maria, sebab engkau berkenan di hati Allah. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak, yang harus engkau beri nama Yesus. Ia akan menjadi agung dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan menjadikan Dia raja seperti Raja Daud, nenek moyang-Nya. Dan Ia akan memerintah sebagai raja atas keturunan Yakub selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan berakhir.” “Tetapi saya masih perawan,” kata Maria kepada malaikat itu, “bagaimana hal itu bisa terjadi?” Malaikat itu menjawab, “Roh Allah akan datang kepadamu, dan kuasa Allah akan meliputi engkau. Itulah sebabnya anak yang akan lahir itu akan disebut Kudus, Anak Allah. Ingat: Elisabet, sanak saudaramu itu sudah hamil enam bulan, walaupun ia sudah tua dan orang mengatakan bahwa ia mandul. Sebab untuk Allah tidak ada yang mustahil.” Lalu Maria berkata, “Saya ini hamba Tuhan; biarlah terjadi pada saya seperti yang engkau katakan.” Lalu malaikat itu pergi meninggalkan Maria. Segera sesudah itu, Maria pergi ke sebuah kota di Yudea di daerah pegunungan. Ia pergi ke rumah Zakharia, dan ketika masuk, ia memberi salam kepada Elisabet. Dan begitu Elisabet mendengar salam Maria, anak yang di dalam kandungan Elisabet itu bergerak. Maka Elisabet dikuasai oleh Roh Allah, lalu berseru, “Engkaulah yang paling diberkati di antara semua wanita! Diberkatilah anak yang akan kaulahirkan itu! Siapa saya sehingga ibu Tuhan datang kepada saya? Begitu saya mendengar salammu, anak dalam kandungan saya bergerak kegirangan. Bahagialah engkau, karena percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan kepadamu itu akan terjadi!” Maria berkata, “Hatiku memuji Tuhan, dan jiwaku bersukaria karena Allah Penyelamatku. Ia ingat daku, hamba-Nya yang hina! Mulai sekarang semua bangsa mengatakan aku bahagia. Karena Allah Yang Mahakuasa melakukan hal-hal besar padaku. Sucilah nama-Nya. Keturunan demi keturunan Tuhan menaruh belas kasihan kepada orang yang takut kepada-Nya. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia menceraiberaikan orang sombong, dan mengacaukan rencana mereka. Raja-raja diturunkan-Nya dari takhta dan orang hina ditinggikan. Orang lapar dipuaskan-Nya dengan segala kebaikan, si kaya diusir dengan hampa. Ia menolong Israel hamba-Nya, menurut janji yang dibuat-Nya dengan nenek moyang kita. Tuhan tidak lupa janji-Nya, Ia bermurah hati kepada Abraham dan keturunannya sampai selamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal dengan Elisabet, baru ia pulang ke rumahnya.