Yunus 1:1-4
Yunus 1:1-4 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Beberapa puluh tahun yang lalu, ada seorang nabi Israel bernama Yunus, anak Amitai. TUHAN memberi perintah ini kepadanya, “Pergi dan peringatkanlah penduduk ibukota besar Niniwe bahwa Aku akan segera menghukum mereka, karena perbuatan mereka jahat sekali.” Tetapi Yunus tidak mau pergi ke Niniwe! Dia malah mencoba melarikan diri dari hadapan TUHAN dengan pergi ke Yopa— tempat yang berlawanan arah dari perintah TUHAN. Di sana, dia mencari kapal yang menuju kota Tarsis, membayar ongkos untuk perjalanan tersebut, dan menaiki kapal itu. Kemudian TUHAN mengirimkan angin yang sangat kencang ke laut dan terjadilah badai yang sangat besar dan kuat, sehingga kapal itu hampir pecah.
Yunus 1:1-4 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: ”Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
Yunus 1:1-5 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Pada suatu hari, TUHAN berbicara kepada Yunus, anak Amitai. Kata-Nya, “Pergilah ke Niniwe, kota besar itu, untuk mengancamnya, karena Aku tahu bahwa penduduknya jahat sekali.” Tetapi Yunus malah berangkat ke arah lain untuk menjauhi TUHAN. Ia pergi ke Yopa, dan kebetulan menemukan kapal yang hendak bertolak ke Spanyol. Setelah membayar ongkos perjalanannya, ia naik kapal, lalu berlayar bersama awak kapal ke Spanyol, untuk menjauhi TUHAN. Yunus turun ke tempat yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur nyenyak. Kemudian TUHAN mendatangkan angin ribut ke atas laut, lalu terjadilah badai yang dahsyat, yang memukul kapal itu sehingga hampir hancur. Para awak kapal takut sekali dan berteriak-teriak minta tolong, masing-masing kepada dewanya sendiri. Untuk mengurangi bahaya karam, mereka membuang muatan kapal itu ke dalam laut.