1 Samuel 30:1-26

1 Samuel 30:1-26 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya. Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: ”Bawalah efod itu kepadaku.” Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: ”Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?” Dan Ia berfirman kepadanya: ”Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.” Lalu pergilah Daud beserta keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia, dan sampailah mereka ke sungai Besor. Sementara orang-orang yang mau tinggal di belakang berhenti di sana, maka Daud melanjutkan pengejaran itu beserta empat ratus orang. Dua ratus orang yang terlalu lelah untuk menyeberangi sungai Besor itu, berhenti di sana. Kemudian mereka menemui seorang Mesir di padang lalu membawanya kepada Daud. Mereka memberi dia roti, lalu makanlah ia, kemudian mereka memberi dia minum air, dan memberikan kepadanya sepotong kue ara dan dua buah kue kismis, dan setelah dimakannya, ia segar kembali, sebab ia tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam. Kemudian bertanyalah Daud kepadanya: ”Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?” Jawabnya: ”Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit. Kami telah menyerbu Tanah Negeb orang Kreti dan daerah Yehuda dan Tanah Negeb Kaleb, dan Ziklag telah kami bakar habis.” Daud bertanya kepadanya: ”Dapatkah engkau menunjuk jalan kepadaku ke gerombolan itu?” Katanya: ”Bersumpahlah kepadaku demi Allah, bahwa engkau tidak akan membunuh aku, dan tidak akan menyerahkan aku ke dalam tangan tuanku itu, maka aku akan menunjuk jalan kepadamu ke gerombolan itu.” Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan, minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda. Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorang pun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta. Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud. Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali. Daud mengambil segala kambing domba dan lembu; semuanya itu digiring mereka di hadapannya, serta berkata: ”Inilah jarahan Daud.” Ketika Daud sampai kepada kedua ratus orang yang telah terlalu lelah untuk mengikuti Daud, yang telah dibiarkannya tinggal di dekat sungai Besor, maka keluarlah orang-orang ini menyongsong Daud dan menyongsong rakyat yang bersama-sama dengan dia. Daud mendekati orang-orang itu dan memberi salam kepada mereka. Kemudian mulailah berbicara semua orang jahat dan orang dursila di antara orang-orang, yang ikut pergi bersama-sama dengan Daud itu, katanya: ”Karena mereka tidak ikut pergi bersama-sama dengan kita, janganlah kita berikan kepada mereka apa-apa dari jarahan yang kita selamatkan itu, kecuali kepada masing-masing mereka isterinya dan anak-anaknya. Itu boleh mereka bawa, dan biarlah mereka pergi!” Tetapi Daud berkata: ”Janganlah kamu, saudara-saudaraku, berbuat demikian, dengan apa yang diberikan TUHAN kepada kita; sebab Ia telah melindungi kita, dan menyerahkan ke dalam tangan kita gerombolan yang menyerang kita. Siapa yang mau mendengarkan kamu dalam perkara ini? Sebab, bagian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama.” Dan demikianlah halnya sejak hari itu dan seterusnya; hal itu ditentukannya menjadi ketetapan dan peraturan bagi orang Israel sampai sekarang. Ketika Daud sampai ke Ziklag, dikirimnyalah sebagian dari jarahan itu kepada para tua-tua di Yehuda, kepada teman-temannya, dengan pesan: ”Inilah pemberian kepadamu dari jarahan yang dirampas dari musuh TUHAN,”

1 Samuel 30:1-26 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sesudah Daud dan pasukannya meninggalkan pasukan Akis, mereka berjalan dua hari penuh dan tiba di kampung Ziklag pada hari ketiga. Tetapi satu atau dua hari sebelum mereka tiba, orang-orang Amalek sudah menjarah wilayah selatan itu. Mereka sudah menyerang Ziklag dan membakarnya sampai habis. Mereka juga sudah menawan para perempuan di Ziklag, dari yang paling muda sampai yang paling tua. Tidak ada seorang pun yang dibunuh tetapi mereka membawa semua pergi sebagai tawanan. Saat Daud dan pasukannya tiba di situ, mereka mendapati kampung mereka sudah terbakar. Para istri, anak-anak mereka yang laki-laki dan perempuan sudah menjadi tawanan. Maka Daud dan tentara-tentaranya menangis dengan suara keras, dan terus menangis sampai tidak mampu menangis lagi. Kedua istri Daud, yaitu Ahinoam orang Yisreel dan Abigail orang Karmel (janda dari Nabal), juga ikut ditawan. Tetapi situasi segera menjadi berbahaya untuk Daud, karena pasukannya sangat marah dan berduka karena kehilangan keluarga mereka sehingga ada di antara mereka yang mulai mengancam melempari Daud dengan batu. Namun Daud tetap percaya kepada TUHAN yang memberinya kekuatan. Lalu Daud berkata kepada Imam Abiatar, “Bawalah efod itu ke sini.” Maka Abiatar membawakannya, dan Daud bertanya kepada TUHAN, “Apakah saya sebaiknya mengejar para penjarah ini? Apakah saya akan berhasil menyusul mereka?” TUHAN menjawabnya, “Kejarlah, karena kamu pasti akan menyusul mereka dan menyelamatkan para tawanan.” Maka Daud bersama enam ratus tentaranya mengejar para penjarah itu. Saat mereka sampai di tepi sungai Besor, dua ratus orang anggota pasukannya terlalu capek untuk menyeberang sungai. Daud memutuskan untuk mereka tinggal di situ. Lalu Daud dan keempat ratus orang lainnya melanjutkan pengejaran para penjarah itu. Dalam perjalanan, pasukan Daud menemukan seorang Mesir di sebuah ladang, dan membawanya kepada Daud. Mereka memberinya makanan dan minuman, sepotong kue ara dan dua bungkus kismis, karena orang itu belum makan dan minum selama tiga hari dan tiga malam. Sesudah makan dan minum tenaganya pulih kembali. Daud bertanya kepada orang itu, “Kamu orang mana dan siapa majikanmu?” Lalu dia menjawab, “Saya orang Mesir. Saya adalah budak dari seorang Amalek. Tiga hari lalu tuan saya meninggalkan saya karena saya terlalu sakit untuk berjalan. Kami sudah menjarah bagian selatan Yehuda, di mana orang-orang Kreta tinggal, dan beberapa bagian lain di Yehuda, lalu di bagian selatan kota Hebron, tempat tinggal orang-orang keturunan Kaleb. Terakhir kami juga membakar Ziklag.” Daud berkata kepadanya, “Bisakah kamu mengantarkan kami kepada para penjarah itu?” Kata orang itu, “Saya bisa, tetapi bersumpahlah kepada Allah bahwa Tuan tidak akan membunuh saya atau menyerahkan saya kepada tuan saya, maka saya akan mengantarmu kepada mereka.” Daud pun setuju, maka orang Mesir itu mengantarkan Daud dan pasukannya ke tempat orang-orang Amalek itu berada. Mereka tersebar di mana-mana dan sedang berpesta makan dan minum karena mereka mendapatkan banyak barang jarahan dari daerah Filistin dan Yudea. Mulai dari permulaan malam itu sampai ketika matahari terbenam lagi, Daud dan pasukannya membantai mereka. Tidak ada seorang pun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang yang berhasil melarikan diri dengan menunggang unta. Daud merebut kembali semua yang sudah diambil oleh orang-orang Amalek itu, termasuk menyelamatkan kedua istrinya. Daud dan pasukannya berhasil mendapat segala sesuatu yang diambil, termasuk semua anggota keluarga dan barang jarahan. Lalu mereka memulai membawa semuanya kembali ke Ziklag. Mereka mengumpulkan seluruh kawanan dan ternak dan menggiring mereka di depan rombongan semua orang. Ada yang bersukacita dengan berkata, “Ini adalah barang jarahan Daud!” Kemudian, Daud sampai di Sungai Besor, tempat kedua ratus anggota pasukannya yang sebelumnya terlalu capek untuk lanjut mengejar para penjarah masih menunggu di sana. Saat mereka keluar untuk menyambut Daud dan semua rombongan itu, Daud menyambut mereka dengan sukacita. Tetapi beberapa orang jahat dan pengacau di antara pasukan Daud berkata, “Karena kedua ratus orang itu tidak ikut bersama dengan kita, maka kita tidak akan membagikan hasil jarahan ini dengan mereka. Mereka hanya boleh mengambil istri dan anak-anak mereka, lalu pergi!” Tetapi Daud berkata kepada mereka, “Tidak! Sadarilah bahwa segala sesuatu ini adalah pemberian dari TUHAN! Dia sudah melindungi kita dan menyerahkan musuh kita itu ke dalam tangan kita. Tidak seorang pun akan setuju dengan perkataanmu tadi! Baik anggota kita yang ikut bertempur, maupun yang tinggal menjaga perbekalan, akan mendapat bagian jarahan yang sama banyak.” Bahkan Daud membuat keputusan tersebut menjadi undang-undang untuk bangsa Israel yang masih berlaku sampai hari ini. Sesudah tiba di Ziklag, Daud mengirim sebagian dari jarahan itu kepada para tua-tua Yehuda, yaitu kepada teman-temannya yang sudah mendukungnya. Dia memberi pesan kepada mereka, “Ini hadiah-hadiah bagi kalian yang kami rampas dari musuh-musuh TUHAN!”

1 Samuel 30:1-26 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Dua hari kemudian, Daud dan anak buahnya kembali ke kota Ziklag. Ketika tiba di sana, mereka mendapati bahwa orang Amalek telah menyerbu bagian selatan negeri Yehuda dan menyerang Ziklag. Mereka tidak membunuh seorang pun. Tetapi mereka membakar habis kota itu dan meneruskan perjalanan mereka dengan membawa serta para wanita, anak-anak dan penduduk lainnya. Mereka juga telah menawan keluarga Daud dan keluarga anak buahnya, termasuk kedua istri Daud, Ahinoam dan Abigail. Daud dan anak buahnya begitu sedih, sehingga mereka mulai menangis tak henti-hentinya sampai kepayahan. Anak buah Daud sangat susah karena telah kehilangan anak istri mereka. Sebab itu mereka hendak melempari Daud dengan batu. Jadi Daud berada dalam kesulitan besar, tetapi hatinya dikuatkan lagi oleh TUHAN Allahnya. Lalu Daud berkata kepada Imam Abyatar anak Ahimelekh, “Bawalah efod itu ke mari!” Maka Abyatar membawa efod itu kepadanya. Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, “Haruskah kukejar gerombolan penyerbu itu? Dapatkah aku menyusul mereka?” Jawab TUHAN, “Ya, kejarlah; engkau akan menyusul mereka dan membebaskan para tawanan.” Lalu berangkatlah Daud bersama-sama dengan keenam ratus anak buahnya. Ketika mereka sampai di Sungai Besor, Daud meneruskan perjalanannya bersama-sama dengan 400 orang; sedang yang 200 orang lainnya tinggal di situ. Karena sudah terlalu lelah dan tak sanggup menyeberangi Sungai Besor. Dalam perjalanan itu anak buah Daud bertemu dengan seorang anak laki-laki Mesir di padang, lalu ia dibawa kepada Daud. Ia diberi makan dan minum, juga kue buah ara, dan dua rangkai anggur kering. Setelah ia makan, kekuatannya pulih kembali; ternyata sudah tiga hari ia tidak makan dan tidak minum! Kemudian Daud bertanya kepadanya, “Siapa tuanmu, dan dari mana engkau?” Jawab anak itu, “Aku orang Mesir, budak seorang Amalek. Aku ditinggalkan tuanku tiga hari yang lalu sebab aku sakit. Kami telah menyerbu wilayah orang Kreti di bagian selatan Yehuda dan wilayah marga Kaleb, dan kami telah membakar habis kota Ziklag.” Lalu tanya Daud kepadanya, “Maukah engkau mengantarkan aku ke tempat gerombolan itu?” Jawabnya, “Aku mau, asal Tuan berjanji kepadaku demi nama Allah, bahwa aku tidak Tuan bunuh atau Tuan serahkan kepada tuanku.” Lalu dia mengantarkan mereka ke tempat gerombolan itu. Pada waktu itu gerombolan itu berpencar-pencar di seluruh tempat itu, sambil makan, minum dan berpesta pora karena banyaknya barang rampasan yang telah mereka bawa dari negeri Filistin dan Yehuda. Pada waktu fajar menyingsing keesokan harinya, mereka diserang oleh Daud, dan pertempuran berlangsung sampai malam. Selain dari empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta, tak seorang pun dari musuh yang dapat lolos. Daud berhasil membebaskan segalanya yang telah dirampas oleh orang Amalek, termasuk kedua istrinya; tidak ada sesuatu pun yang hilang. Semua anak laki-laki dan perempuan serta segala barang rampasan yang telah diambil oleh orang Amalek, diambil kembali oleh Daud. Di samping itu Daud juga merampas semua domba dan ternak. Binatang-binatang itu digiring oleh anak buah Daud di depan, terpisah dari segala barang rampasan yang lain, dan mereka berkata, “Ini bagian untuk Daud!” Setelah itu Daud kembali kepada kedua ratus orang yang terlalu lelah untuk mengikuti dia, dan yang telah ditinggalkannya di pinggir Sungai Besor. Mereka menyongsong Daud serta anak buahnya, dan Daud mendekati serta menyalami mereka. Tetapi di antara anak buah Daud yang bersama-sama mengikuti dia, ada yang jahat dan tamak. Mereka berkata, “Orang-orang ini tidak ikut; jadi mereka tak berhak mendapat apa-apa dari barang rampasan itu. Mereka hanya boleh mengambil anak istri mereka, dan pergi.” Tetapi Daud menjawab, “Saudara-saudaraku, janganlah kamu berbuat demikian dengan apa yang telah diberikan TUHAN kepada kita! Bukankah kita telah dilindungi-Nya dan diberi-Nya kemenangan atas gerombolan perampok itu? Jadi seorang pun tidak boleh menyetujui usul itu! Semuanya harus mendapat bagian yang sama banyaknya: orang yang tinggal untuk menjaga barang-barang harus mendapat bagian yang sama seperti orang yang maju berperang.” Kemudian hal itu dibuat menjadi sebuah peraturan oleh Daud, dan ditaati di Israel sampai sekarang. Ketika Daud kembali ke Ziklag, ia mengirim sebagian dari barang-barang rampasan itu kepada para pemimpin kota-kota Yehuda yang telah mendukungnya, katanya, “Inilah hadiah untukmu dari barang rampasan yang kami ambil dari musuh TUHAN.”