“Apakah yang dapat Kukatakan tentang orang-orang semacam itu? Dengan apa dapat Aku persamakan mereka?” tanya Yesus. “Mereka seperti sekelompok anak-anak yang duduk di pasar dan mengeluh kepada kawan-kawannya,
“ ‘Kalian tidak senang
kami bermain pengantin-pengantinan,
tetapi juga tidak berduka
apabila kami bermain seolah-olah sedang mengadakan upacara penguburan.’
Karena Yohanes Pembaptis tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kalian berkata, ‘Dia kerasukan roh jahat!’ Sedangkan Aku makan dan minum seperti orang lain, dan kalian berkata, ‘Alangkah rakusnya Dia! Lagipula Ia peminum! Ia berkawan dengan pemungut cukai dan orang berdosa!’ Tetapi kebijaksanaan Allah terbukti benar oleh kehidupan orang-orang yang mengikutinya.”
Seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya dan Yesus menerima undangan itu. Ketika mereka duduk hendak makan, seorang wanita tunasusila, yang mendengar bahwa Yesus ada di rumah itu, datang membawa sebotol minyak wangi yang sangat mahal. Ia masuk, kemudian berlutut di belakang Yesus dekat kaki-Nya sambil menangis. Air matanya membasahi kaki Yesus. Ia mengusap kaki Yesus dengan rambutnya dan menciumnya, lalu menuangkan minyak wangi itu ke atasnya.
Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat peristiwa itu serta mengenali wanita itu, ia berkata dalam hatinya, “Ini membuktikan bahwa Yesus bukan nabi, sebab kalau Ia benar-benar utusan Allah, tentu Ia tahu wanita macam apa orang ini!”
Lalu Yesus menjawab pikiran orang Farisi itu dengan berkata, “Simon, ada sesuatu yang ingin Kukatakan kepadamu!”
“Katakanlah, Guru,” sahut Simon.
Yesus menceritakan perumpamaan ini kepadanya: “Seseorang meminjamkan uang kepada dua orang. Kepada yang seorang ia meminjamkan 500 dinar dan kepada yang lain 50 dinar. Tetapi keduanya tidak dapat mengembalikan uang itu. Orang itu dengan rela mengampuni dan membebaskan mereka dari utang mereka. Menurut pendapatmu siapakah di antara keduanya akan lebih mengasihi orang itu?”
“Saya rasa orang yang paling besar utangnya,” jawab Simon.
“Benar,” kata Yesus.
Lalu Ia berpaling kepada wanita itu dan berkata kepada Simon, “Lihatlah wanita yang sedang berlutut ini! Ketika Aku memasuki rumahmu, engkau tidak memberi Aku air untuk mencuci debu dari kaki-Ku, tetapi dia mencuci kaki-Ku dengan air matanya dan mengusapnya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku sebagaimana lazimnya orang menyambut tamu, tetapi ia telah berkali-kali mencium kaki-Ku sejak Aku masuk. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku, tetapi ia telah menuangkan minyak wangi yang mahal sekali ke atas kaki-Ku. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni. Itulah sebabnya banyak kasih yang ditunjukkannya kepada-Ku. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula kasih yang ditunjukkannya.” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampunkan.” Orang-orang yang semeja dengan Dia berkata satu kepada yang lain, “Pada sangkanya Dia ini siapa, sehingga dengan mudah saja mengampunkan dosa?”
Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu sudah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan sejahtera.”