Ada orang-orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah dan memberkati mereka. Ketika pengikut-pengikut Yesus melihat itu, mereka memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil anak-anak itu lalu berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku! Jangan melarang mereka, sebab orang semacam inilah yang menjadi anggota umat Allah. Ingatlah! Orang yang tidak menghadap Allah seperti seorang anak, tidak akan menjadi anggota umat Allah.”
Seorang pemimpin Yahudi bertanya kepada Yesus, “Pak Guru yang baik, saya harus berbuat apa supaya dapat menerima hidup sejati dan kekal?”
“Mengapa kaukatakan Aku baik?” tanya Yesus kepadanya. “Tidak ada yang baik, selain Allah sendiri. Engkau sudah tahu perintah-perintah Allah: ‘Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, dan hormatilah ayah dan ibumu.’ ”
“Semua perintah itu sudah saya turuti sejak muda,” sahut orang itu.
Mendengar itu, Yesus berkata, “Masih ada satu hal yang harus kaulakukan: Juallah semua milikmu, berikanlah uangnya kepada orang miskin, dan engkau akan mendapat harta di surga. Setelah itu datanglah mengikuti Aku.” Tetapi ketika orang itu mendengar itu, ia sedih karena ia kaya sekali.
Yesus tahu orang itu bersedih hati, sebab itu Ia berkata, “Sukar sekali untuk orang kaya menjadi anggota umat Allah! Lebih gampang seekor unta masuk lubang jarum, daripada seorang kaya masuk Dunia Baru Allah.”
Orang-orang yang mendengar Yesus mengatakan demikian bertanya, “Kalau begitu, siapa yang bisa selamat?”
Yesus menjawab, “Yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah!”
Lalu Petrus berkata, “Lihatlah! Kami sudah meninggalkan rumah tangga untuk mengikuti Bapak.”
“Percayalah!” kata Yesus. “Orang yang sudah meninggalkan rumahnya, atau istrinya, atau saudaranya atau ayah ibunya atau anak-anaknya karena melayani Allah, orang itu akan dibalas berlipat ganda pada masa ini, dan pada zaman yang akan datang ia akan diberikan hidup sejati dan kekal.”